Thursday, July 28, 2005

Libur dari Internet



Apa jadinya kalau belakangan ini banyak kejadian, banyak bahan nulis, tapi nggak bisa nge-blog? Apa jadinya kalau biasanya ngetem di chatroom sehari-semalem suntuk, tapi sedang nggak punya sarananya? Apa jadinya kalau terlalu manja fasilitas Internet 24 jam sehari, 7 hari seminggu, lalu tau2 nggak ada modem? Jadinya ya seperti saya sekarang ini.. hahaha..


Sekarang, selama 2 minggu ini, kami sedang liburan di Roosendaal (di rumah omanya anak2). Bisa sih online dari rumah oma, tapi dial-up dan tau2 sambungan bisa putus sendiri kalau kita nggak klik "keep connecting" di sebuah window yg muncul tiap 15 menit. Memang sehat, untuk nggak ngejogrog di depan komputer seharian, apalagi kalau hari cerah. Tapi kadang2 gemes juga, kalau ada berita darurat yg harus segera diurus. Enggak apa2 deng ya, namanya juga sedang liburan.


Lha ini kok bisa nJournal di Multiply? Sebab sekarang sedang di sekolah :D - saya tidak benar2 sedang liburan karena meskipun sedang tinggal di rumah oma, saya tetep rutin ke Delft dan minggu depan malah ada janjian ketemuan dengan tutor di Eindhoven. Jadi.. ya sudah, nggarap dulu yaa :)


ps. Kalau ada pusat rehab ketergantungan Internet, pasti saya hampir memenuhi syarat jadi pasiennya. Hampir? Iya, sebab saya tau banyak yg lebih parah dari saya! Hehehe..


[image: from Calvin & Hobbes comics by Bill Waterson]




Wednesday, July 20, 2005

Family Matters


http://home.hetnet.nl/~dwinita1/
This is actuallly a sort-of personal website, where we upload our photos - especially of Dhanu and Lindri. This site not only serves as a 'report' to my parents and family in Indonesia, but also as a fun growth-book of Dhanu and Lindri. I just wish that we could update it more often (the last page was from 6 months ago!)

Pizza with Spinach, Paprika and Feta


Description:
There is an endless list of topping materials for a pizza. Not only that, pizza 'bread' nowadays come from a variety of pita bread, tortilla, and such. This one is a unique option, one of my favorites.

Ingredients:
4 pita bread (18 cm diameter)
125 ml tomato ketchup
250 gr shred pizza cheese (a mix of mozarella, cheddar and Parmesan cheese)
75 gr young spinach
1 middle-sized red paprika (200 gr), in thin stripes
100 gr feta, crumbled


Directions:
1. Warm the oven until 240-250 C.
2. Spread the pita bread with tomato ketchup and put them on a baking tray.
3. Spread half of the pizza cheese over the bread. Garnish with spinach, paprika and feta. Spread the rest of the pizza cheese.
4. Bake the pizza for about 10 minutes or until they turn brownish.


Source: Smakelijk & Gezond: 15-minuten recepten

Sandwiches with Steak and Aïoli


Description:
A nice variation of a meal-sandwich.

Ingredients:
8 thin beefsteak (800 gr)
4 big plum tomatoes (360 gr), halved
1 tablesp olive oil
75 gr mayonaise
1 teasp minced garlic
4 pieces ciabatta
1 tablesp finely-sliced basil
1 tablesp balsamico vinegar
100 gr mixed salad

Directions:
1. Cook the steaks on a hot, greased grill pan (or grill or barbeque) until brown on both sides and done according to preference.
2. Meanwhile, place the tomatoes with the cut part up on a baking tray. Put some drops of oil on them. Grill the tomatoes for about 10 minutes or until they are tender.
3. Mix the mayonaise and garlic in a small bowl.
4. Toast the bread and spread the aíoli on. Afterwards, put the steaks and the tomatoes. Spread the basil and some drops of balsamico. Serve with mixed salad.


Source: Smakelijk & Gezond: 15-minuten recepten

Chicken Wings with Honey and Soyasauce


Description:
Another one for Cindy. Actually there are similar recipes for chicken wings, mostly grilled. But I can add those later.

Ingredients:
12 big chicken wings (1,5 kg)
2 teasp minced garlic
1 tablesp grated ginger
1 tablesp arachide oil
1 tablesp fish sauce
1 tablesp soya sauce
90 gr honey
2 spring onion, sliced thinly

Directions:
1. Remove the tip of the chicken wings. Cut the wings at the joints in two.
2. Mix the chicken with the garlic and ginger in a big bowl. Heat the oil in a wok or a big pan. Stir fry the chicken mix in portions, until the chicken turns light brown.
3. Pour the sauce and honey. Stir fry until the meat forms a nice crust. Put a lid on the wok and let it cook for about 10 minutes, until the chicken is done. Stir occassionally. Garnish with the slices of spring onion before serving.

Source: Smakelijk & Gezond: last-minute creatif combineren

Frittata with Potatoes and Bacon


Description:
Yesterday Cindy asked if I had some simple and quick (and preferrably cheap) recipe ideas. So here I am, about to upload some recipes I found in my cookbooks, starting with this one.

Ingredients:
2 tablesp olive oil
1 big brown onion (200 gr), halved and sliced thinly
5 slabs of bacon (350 gr), cut in blocks
2 teasp minced garlic
1 kg potatoes, peeled and cut in blocks
6 eggs
1 tablesp water

Directions:
1. Heat half of the oil in a non-stick pan (D 28 cm). Cook the onion, bacon and garlic until the onion becomes soft. Add the potatoes. Stir fry for about 10 minutes or until they are tender.
2. Pour the potato mix in a bowl and clean the pan. Smear the rest of the oil in the pan. Distribute the potato mix in the pan evenly.
3. Beat the eggs and water in a bowl until they are evenly mixed. Pour it over the potato mix. Cook the frittata for about 8 minutes on a low fire, losely covered with foil, until the base becomes brownish.
4. Place the frittata under a hot grill until it becomes firm and the surface browns. Serve, optionally, with mixed green salad.

Source: Smakelijk & Gezond: last-minute creatief combineren

Personal additions: Bacon can be exchanged with chorizo or other kinds of processed meat. To be more practical, instead of using pan and grill, I would use the method to make Boerenomelet: let the egg cook at the bottom of the pan with high heat, then cover the pan until everything sets, with low heat.

Nonton Konser Madness, Online!




Hari Selasa pagi (19 Juli) kemaren, Sybrand kaget liat berita ttg Madness di De Volkskrant, bahwa malem itu akan ada konser mereka di Melkweg, Amsterdam, dan karcisnya udah habis terjual! Wah sayang kita nggak tau jauh2 hari. Mungkin karena mereka sengaja nggak publikasiin terlalu luas, sebab Melkweg ini lokasinya kecil mungil.

Tgl 12 Juli lalu pas Sybrand ulang taun, salah satu kado dari saya adalah CD Madness yg Dangermen, yang baruuu banget keluar. Makanya saya jadi penasaran banget sama konser Dangermen Session kemaren malam. Jadinya sepagian itu saya sibuk browsing untuk cari tau lebih lanjut. Ternyata kita bisa nonton konsernya online, lewat FabChannel! Nah, malamnya tinggal buka situs itu lagi untuk ikutan nonton konser.. asik asik asik! (Jo pinjem ya "asik"nya.. hehe..)

Jadi semalem, anak2 udah pada tidur (*fiuh*), mulai deh ke situs itu lagi, tepat pk 21:00. Hm, sayang mereka pake Windows Media Player, tapi bisa kok.. pilih sambungan ADSL (pilihan lain: modem).. lalu.. TA-DAH! Ada layar kecil muncul, menggambarkan suasana interior Melkweg di saat itu juga.
Saya dan Sybrand pernah ke Melkweg ini utk nonton konser Jonathan Richman tahun lalu, jadi saya masih agak2 familiar dengan suasana ruangnya. Terlihat orang2 sibuk ngobrol sambil minum (umumnya bir), sementara lampu2 masih agak terang menyorot sana-sini. Suara orang2 nggak kedengeran, tapi suara musik di panggung bagus sekali. Sama sekali nggak ada gangguan dengung penonton atau yg lain2 (wah gampang bener nih kalau mau ngebajak, mana kami sudah punya program utk merekam langsung.. hehe) Saat itu sedang dipasang lagu2 jenis ska untuk pemanasan. Madness-nya sendiri belum keluar.

Sekitar 10 menit kemudian, semua lampu padam. Lalu lampu panggung nyala, and here they come! Ahh banyak sekali orang yg masuk ke panggung! Madness ini adalah band yg saya suka sudah sejak 20 tahun yang lalu, tapi sampe sekarang nggak pernah tepat apal nama2 personilnya. Cuma ngerti si penyanyi, Suggs, dan pianist/keyboardist, Mike (yg kabarnya tinggal di Amsterdam), Lee Thompson (sax), Woody (drum).. yg lain2 cuma ngerti nick-name nya aja spt Cash Smash, Chrissy Boy dan Bedders. Selain itu, jumlah mereka setau saya ada tujuh, tapi kadang2 enam kadang2 delapan. Dan tadi malam, di panggung pasti ada lah 10 orang.. hahaha..
Tampang2 mereka sama aja seperti dulu, cuma sekarang tentunya versi umur 40an-nya. Tapi goyangannya, teteeupp! Gaya2 panggungnya sama, hanya saja Suggs kedengeran cepet capek nyanyi, jadi nggak heran instrumentalnya dibanyakin.

Lagu pertama, hanya instrumen untuk pemanasan masing2. Lalu masuk ke lagu2 dari album Dangermen (yang isinya memang kebanyakan cover songs dari lagu2 tua): Shame & Scandal (Lord Tanamo), You Keep Me Hanging On (Diana Ross & The Supremes --> ini salah satu cover song favoritku!), Girl Why Don't You? (Prince Buster), lalu ada lagu yg saya nggak terlalu ngerti.. Habis itu Taller Than You Are (Lord Tanamo), sebelum satu lagu lg yg saya nggak apal judulnya (reff nya, "If you could lose me..").
Setelah itu, lagu lama dari Madness sendiri, The Prince! Huaa asik, sampe joget2 sendiri di depan komputer.. hahaha.. Terus, cover song Lola (The Kinks)! Gile ini juga saya suka bangeeet! Dan jelas ikut2 nyanyi dong! Lanjut dengan So Much Trouble in The World (Bob Marley), Israelites, (Desmond Dekker), -- (? nggak tau, tp reff nya gini: "Send him to outer space.."), lalu Wonderful World Beautiful People (?), John Jones (Desmond Dekker), diakhiri dengan satu lagu lama dari Madness lagi: One Step Beyond!

Suggs terkadang ngajak omong penonton juga. Kata2nya nggak selucu gayanya (apalagi gaya di videoclips-nya), malah kadang2 garing.. hihi.. Tapi kadang2 dia juga ngelempar lawakan ironis. Setelah One Step Beyond, semua meninggalkan panggung dengan ucapan terakhir, "Good night!".
Wah, pikirku, pasti bo'ong nih, masa cuma 14 lagu, cuma 1 jam?! Para penonton, yang selama konser berlangsung nggak berhenti joget dan ikutan nyanyi, keliatan berseru2 "Madness! Madness! Madness!".. dan beberapa menit kemudian mereka muncul lagi! Langsung dengan lagu Dangerman aka High Wire (Bob Leaper & His Orchestra --> another cool cover song!), dilanjutkan dengan lagu lama Madness, Night Boat to Cairo, lalu Madness! Huraaa bisa nyanyi bareng lagi! Setelah itu ada satu lagu lagi, didominasi instrumen tapi ada reff nya ("You'll never gonna stop us.."). Habis itu konser benar2 berakhir. 19 lagu, selama 1 jam 26 menit - lumayan, meskipun nonton lewat Internet ('gratis', jreng!), tetap bisa sangat menghibur.

Pada layar komputer terlihat lampu2 dinyalakan lagi, dan para penonton perlahan beringsut dari tempat berdiri masing-masing, menuju ke pintu keluar. Lalu gambar terhenti. Mudah2an konser Madness berikut nggak terlewat lagi ah!


ps. Kalau ada yg mau coba nonton videoclips Madness, bisa download gratis di sini

Friday, July 15, 2005

G-1 Crisis




G-1 here is actually a black gel pen, PILOT G-1, that I have been using for years. The first time I tried this pen was in Bandung, perhaps around the year 1997 - or was it earlier? (I remember there was a G-1 fever for a while at the Industrial Design Dept). Before that, I've always been using BOXY hardpoint (also black). But I rightaway switched to G-1 after the first try: it writes so strong yet smooth.
My loyalty to a brand is really based on the product's quality and reliability. I'm glad that G-1 has a refilling system so I don't have to throw a pen away everytime the ink is empty. Years ago, the refill could be bought at an office supply store in Ciumbeluit (near the intersection - I forget the store's name). But after some months, they stopped selling it!

Then I started my study in The Netherlands (early 1998). Then, they didn't even have any gel pen. Gel pens became common only a couple of years ago here. So I was looking for the G-1 Refill in vain. I remember I found some in a small office supply store in Germany that year, and I bought them all (about 10 refill pens). When we visited Indonesia in 2002, I remember also finding some at a big Gunung Agung store in Yogyakarta. I bought them all (3 packs, each containing 12 refill pens). I'm still a bit annoyed that they don't have this G-1 Refill around here and all other gel pens I tried are never as comfortable as this G-1.

Once I even asked my sister to hunt these Refill in Indonesia, to send to me a couple of months ago and she succeeded! Seems like I'll have to ask her to do the same thing now, because my supply is really diminishing. So Tiyas, pleeease pretty please find G-1 Refill for me agaiin? Or anyone, who knows where I could find a steady source of G-1 Refill, please kindly let me know. Thanks beforehand :)

Yohan Takes Amsterdam


I and Dhanu met Yohan at Amsterdam CS, then rightaway we went to New King (at Nieuwmarkt). Later, we took a stroll along the Albert Cuyp marketplace.

Pages from my diary that records Yohan's visit to Amsterdam (25-26 June 2005).

Tuesday, July 12, 2005

Another Year Over, And A New One Just Begun..




Hari ini Sybrand ulang taun. Dhanu yang hari sebelumnya ngumpetin kado bareng2 saya, begitu bangun tidur langsung melesat ke tempat penyimpanan kado dan ngeluarin semuanya. Terutama kartu buatannya. Ini ada gambar kartunya, ceritanya ada roda raksasa (seperti Bianglala di DuFan gitu lho) yang pernah dia lihat di Museumplein, terus di kanan bawah ada figur kecil berlari ke arah roda gede itu. "Ini Dhanu", katanya, "Berlari ke arah roda raksasa sebab dia suka naik itu. Dan di belakangnya ada bapak sedang bawa kado". Figur di atasnya itu saya dan Lindri, lalu di atas lagi ada tiga balon.
Kado2 lain utk Syb: graphic novel Will Eisner yang "A Contract with God" versi Belanda (lettering-nya garapan Peter Pontiac), plus versi Yiddish-nya (dikasih gratis sama orang di Lambiek, bonus, katanya), dan yang "City People Notebook" (bahasa Inggris). Lalu ada CD Gorillaz yg "Demon Days" dan Madness yg "Dangermen - Volume 1". Habis buka kado, berikutnya acara tiup lilin. Kemaren saya dan Dhanu sudah beli kue coklat dari Holtkamp (tentu saja pilihan Dhanu!) plus empat petit fours. Kuenya bentuknya balok memanjang, saya pasang 4 + 4 batang lilin (kalo masang 44 lilin, pasti nggak muat permukaan taart-nya). Habis nyanyi, Dhanu bantu tiup lilinnya. Lindri cuma seneng aja liat lilin nyala dan selalu pengen pegang2 apinya. Setelah itu ya kita sarapan taart coklat (ternyata nendang banget) plus masing2 satu petit four. Lalu Dhanu berangkat sekolah, dianter Sybrand.

Seharian, santai2 aja di rumah.. Sybrand keluar sebentar, terus njemput Dhanu, lalu pergi balapan sepeda. Sepulang balapan, dia nonton Tour de France sampai tamat. Saya? Di samping ngurusin Lindri, sempet juga kerja sedikit sambil chatting.. haha.. Untuk makan malam, kami pergi keluar. Ini jarang banget kejadian, sebab Sybrand paling nggak suka makan di luar (or going out for whatever reason other than cycling), dia orang rumahan banget. Kali ini kami nyoba restoran Vietnam-Thai di deket rumah (di ujung jalan Albert Cuyp) yang katanya seafood-nya enak.

Sampai sana, kami pilih duduk di dalam sementara orang2 lain milih duduk di luar, sebab cuaca memang sedang bagus sekali. Kami nggak mungkin lah pilih duduk di luar, sebab "di luar" itu berarti bener2 di side walk dan langsung berhadapan dengan jalan raya (plus jalur tram) - kasihan anak2 kalo dilarang2 jalan jauh2 terus. Jadi di dalam, anak2 bebas berkeliling dari meja ke meja.

Awalnya, karena lapar, mereka makan dulu.. beberapa sruput sup dari saya (yg mesen Wan Tan soup - Syb pesen Tom Yam jadi terlalu pedes buat anak2). Sup ini rasanya beda banget sama yg di restoran Cina, meskipun judulnya sama. Wan Tan-nya isinya mungkin banyakan kepiting dan telur dan selalu tercium aroma daun ketumbar. Anak2 juga doyan fish cake dan Wan Tan goreng, jadi mereka tertib duduk sendiri sambil makan dari piring masing2. Fish cake-nya enak, tapi agak terlalu greasy, sementara Wan Tan-nya ya seperti yg di sup, tapi digoreng. Ada sambel cocolannya juga, yang sama sekali nggak pedes, malah cenderung manis rasanya.

Jeda ke hidangan utama rupanya cukup lama. Anak2 sampe sempet lari2an di dalam ruangan. Lindri sibuk mungutin tempat garam dan merica dari meja2 lain (akibatnya, banyak ceceran garam dan merica di lantai), atau ngambilin apapun yg bisa dia samber dari meja (nomer meja, wadah tusuk gigi, tempat sambel..). Lalu dia main uber2an dengan Dhanu. Sebenernya nggak apa2 sih, asal jangan sampai ke arah pintu keluar aja. Pas makanan dateng, mereka tetep nggak bisa diem, dan nggak mau duduk makan lagi. Jadi saya makan sambil berdiri, atau duduk posisi stand-by untuk siap2 ngejar Lindri kalau2 dia tau2 nuang sambel ke lantai atau lari keluar. Oh tapi Dhanu makan sedikit, dia sempet duduk sebentar utk makan nasi plus ikan goreng, terus abis itu lari2 lagi.

Syb pesen ayam saus mint, yang ternyata agak pedes tapi tetap segar karena ada mint-nya - potongan daging ayam ditemani juga oleh sayur2an seperti wortel, jagung muda dan jamur. Saya pesen ikan goreng tepung saus asam-manis. Saus asam-manis nya juga beda sekali dengan restoran Cina. Daging ikannya (fillet) besar2, lapisan tepung gorengnya masih renyah, enak banget. Begitu semua habis, kami langsung siap2 utk bayar di depan sambil ngejar anak2 yg sedang keliaran di sekitar pintu masuk. 2 soup, 2 appetizers, 2 main dishes + rice, 2 apple juice + 1 pot tea = 44 Euro. Keseluruhan makanan, saya ponten 7+ deh.

Dari sana kita jalan kaki lagi ke arah rumah. Cuaca bener2 sedang enak. Sampai rumah anak2 langsung ganti piyama dan tidur *fiuh*. All in all, Sybrand bahagia katanya di hari ultahnya ini, dia melakukan semua yang dia suka hari ini. Terima kasih untuk semuanya, atas kiriman ucapan selamat dan doa2nya.

Sebagai penutup, ini ada gambar lagi dari Dhanu, "Zorro". Entah kenapa anak2 senang sekali nonton film seri Zorro keluaran Disney th 50an itu. Di sini Dhanu lengkap nggambar semuanya: huruf Z yg ditulis Zorro dengan pedangnya, Zorro sendiri di kanan bawah (pakai masker hitam), dan seorang penjahat (berjenggot) di tengah2. Wah sayang nih anaknya lagi tidur, kalau enggak saya kan bisa tanya2 detailnya, dia pasti masih ingat semuanya :)

ps. Foto2 lain akan menyusul

Monday, July 11, 2005

Guacamole


Description:
When studying in Eindhoven, I lived in a room at an apartment building, of which one floor is provided by the school for international students. Among my multi-cultural neighbors was a couple of Mexicans, who taught me this recipe. Thanks to Raul and Katy, the guacamole out of their recipe is still our party favorite!

Ingredients:
2 ripe avocados
2 tomatoes
1 onion
1-2 cloves garlic
salt
dried chilli
1 fresh coriander

Directions:
1. Mash the avocados, leave aside (with the pit burried in the mash). if preferred, squeeze a bit of lemon in the mash to retain the fresh green color.
2. Mince garlic and onion, stir into the avocado mash.
3. Cut the tomatoes into small cubes (throw the seeds and watery middle parts), stir into the guacamole.
4. Spread crushed dried chilli into the mix, add salt to season.
5. Add shred coriander leaves before serving.

Oven Fried Fish


Description:
An alternative from deep-frying: oven-frying. It's been long ago since I wrote down this recipe from the source, so I forgot how to apply the cooking oil in the process. My guess is: to grease the baking tray.

[Source of recipe: The Good Food Cook Book]

Ingredients:
900 gr (frozen) fish fillets (sole or haddock)
125 ml buttermilk
10 ml salt, 0,5 ml pepper
2 ml dried leaf thyme
250 ml fine dry breadcrumbs
30 ml finely chopped parsley
30 ml cooking oil

Directions:
1. Dip fish in buttermilk, salt, pepper and thyme, then in a mixture of crums and parsley.
2. Bake in the pre-heated oven.
3. Serve with warm tartare sauce.

Warm Tartare Sauce


Description:
This warm Tartare sauce sure beats the bottled sauce that you can easily get from any supermarket. With a bit of effort, you can costumize the sauce to your own taste. This sauce is perfect to accompany fish dishes (especially fried fish fillet) or simply served as a dip sauce.

[Source of recipe: The Good Food Cook Book]

Ingredients:
15 ml butter
15 ml flour
125 ml milk
60 ml commercial mayonaisse
2 ml grated onion
15 ml finely chopped parsley
1 ml salt, dash pepper
6 small stuffed olives, sliced finely
15 ml finely chopped sweet pickle

Directions:
1. Melt butter. Add flour and stir to blend.
2. Remove from heat and stir in milk all at once. Add salt and pepper, then return to moderate heat.
3. Cook until boiling, thickened and smooth, keep stiring.
4. Add all remaining ingredients in low heat, keep from boiling.

Sunday, July 10, 2005

Boerenomelet


Description:
If, out of leftover dinner, Indonesians make nasi goreng and Italians make pizza, the Dutch make boerenomelet. This dish is highly variable in ingredients; so far my favorite is lean bacon blocks + ham blocks for the meat, (frozen) "mexico mix" for the veggie or sometimes broccolli.
[Source of recipe: Keurslager]

Ingredients:
1 pack of frozen vegetables, about 300 gr (ie. peas, beans, carrots)
1 onion
2 cooked potatoes
1 box champignons
150 gr lean bacon blocks
25 gr butter or 2 tablespoon oil
4 eggs
salt and freshly-milled pepper

Directions:
1. Let the veggies thaw. Cook them according to the package, then leave aside.
2. Slice the onion. Cut the potatoes in blocks. Slice the champignons thinly.
3. Heat the butter or oil in a big pan with a thick bottom, and let the bacon blocks cook for a couple of minutes.
4. Add the onion, potato blocks and the champignons and stir occassionally until the potatoes and the champignon start to color.
5. Add the veggies into the pan and let cook for a couple of minutes.
6. Mix loosely the eggs in a bowl with a bit of salt and pepper and pour the mix over the contents of the pan.
7. After 2 minutes, make an opening in the omelette with a wooden spoon to stir the egg that is still runny to spread.
8. Put a lid on the pan and let the omelette cook with a low heat, until the bottom part colored and the top solid.
9. Serve with bread and salad.

Cream Schnitzel

Description:
Another everlasting recipe from The Good Food Cook Book that I mentioned earlier (in the Herbed Rice recipe).

Ingredients:
30 ml flour
1 ml salt, dash pepper
450 gr thick veal steak
4 slices bacon
15 ml butter
15 ml finely chopped onion
15 ml paprika
250 ml tomato sauce
125 ml water
280 gr frozen French-style green beans
540 ml can whole potatotes, drained and sliced
125 ml commercial sour cream

Directions:
1. Combine flour, salt, pepper. Cut meat into serving size pieces and dip in the seasoned flour to coat all sides.
2. Fry bacon until crisp. Lift out of pan, then drain and crumble.
3. Add butter to the bacon drippings, turn the heat high. Fry veal quickly, then lower the heat.
4. Add onion, paprika, tomato sauce, water, beans and potato slices. Cover and simmer for about 20 minutes.
5. Stir in the sour cream while still heating, but don't let it boil.
6. Sprinkle with bacon bits before serving.

Herbed Rice

Description:
I got this recipe from "The Good Food Cook Book", which I bought (for Rp. 5000 - not bad for a hard cover!) from a salesman who managed to get into our campus about 10 years ago. This one is among the first recipes from that book that I successfully produced, and I continue to make occassionally, up to today.

Ingredients:
60 ml butter
125 ml chopped onion
375 ml uncooked rice
300 ml chicken stock
625 ml water
0,5 ml dried leaf thyme
0,5 ml dried leaf marjoram
10 ml salt, 0,5 ml pepper
125 ml slivered toasted almonds

Directions:
1. Heat butter, add onion and cook for about 3 minutes. Add rice until golden brown.
2. Heat chicken stock and water to boil. Pour rice mixture, add thyme, marjoram, salt and pepper.
3. Bring to boil, turn heat to low, cover and simmer for about 20 minutes.
4. Add almonds and toss lightly.

Since I use rice cooker, here's how I do it after #1:
2. Pour the sautéed rice in the rice cooker. Pour chicken stock + water in the rice cooker and stir in the herbs (thyme, marjoram) and salt & pepper.
3. Turn the rice cooker on and wait until the rice is cooked. Stir a bit after it's done.
4. I hardly ever use almonds, but spread (fresh or dried) parsley instead.

Friday, July 8, 2005

AutobioGraphics


"The Fan"
This is a part of the opening page for Streetwise (Autobigraphical Stories by Comic Book Professionals); properly introducing the contents of the book.

Here is a collecton of works of famous comic artists that represent their true life stories. This first batch is taken from "Streetwise" (Twomorrows Publishing, 2000); the second will be from "AutobioGraphix" (Dark Horse, 2003) and there might be some more.
I'll just put on some images now; more images and detailed captions will follow (I hope) soon.

Thursday, July 7, 2005

De Wereld van de Nederlandse Strip

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Comics & Graphic Novels
Author:Kees Kousemaker & Margreet de Heer
Hari ini di Lambiek ada peluncuran buku baru: De Wereld van de Nederlandse Strip: Groot knipselboek karya Kees Kousemaker dan Margreet de Heer. Kees Kousemaker adalah pendiri toko & galeri Lambiek, kolektor komik dan hingga kini menempati salah satu posisi utama di dunia komik/ seni sekuensial di Belanda. Margreet de Heer telah beberapa tahun bekerja di Lambiek antara lain sebagai webmaster, di samping juga memproduksi komik2nya sendiri dengan teknik fotokopi dan juga dalam bentuk online pada situsnya.

Berformat cukup besar (sedikit lebih besar dari A4) dengan hard cover, dengan isi sebanyak 160 halaman, buku ini memang agak berat ditenteng. Namun cakupan isinya pun sangat besar. Kousemaker dan de Heer memilah2 karya2 komikus Belanda di bawah lebih dari seratus tema random, dari Kera, Tukang Roti & Koki, Hippies, hingga Profesor, Mesin Waktu dan Perang Dunia II. Pada masing2 tema, dikumpulkan berbagai komik/strip yg mewakili tema tersebut, yang pernah diterbitkan dari th 20an hingga kini. Terdapat sedikit teks pengantar kumpulan klipping ini, yang menjabarkan sejarah dari masing2 klip yang ditampilkan.

Beberapa komik ini, terutama yang sempat diterbitkan dalam majalah mingguan bergambar Eppo di Indonesia ada akhir th 70an dulu, tentu sudah akrab dengan kita. Antara lain adalah Agen 327 karya Martin Lodewijk (di bawah tema Detektif, Senjata Api, dll), Sjimmie dari seri Sjors & Sjimmie karya Robert van der Kroft (di bawah tema Negro), Sang Jenderal karya Peter de Smet (di bawah tema Militer), dan masih banyak lagi. Sayang di bagian Sepak Bola tidak saya temukan Roel Dijkstra, dan tokoh Eppo atau Leonardo pun tidak ada. Ah, mungkin karena saya baru browsing dan belum baca dari depan ke belakang secara lengkap (jadi mungkin review ini akan saya tambahi lain kali, dengan daftar tokoh2 yg sudah dikenal di Indonesia). Terbitnya buku ini memerlukan usaha dan kerja keras (terutama dalam mengumpulkan dan menyeleksi karya2 yang pernah ada) dan jelas merupakan penghargaan bagi profesi komikus di negerinya sendiri.

Sementara ini, bintang 3,5 dulu dari saya. Review ini akan saya update bila saya sudah selesai baca seluruh isi buku :)

De Wereld van de Nederlandse Strip
Kees Kousemaker & Margreet de Heer
(c)Lannoo, 2005
ISBN# 90-5897-260-7

Hellboy is Back!




Setelah sekian lama menunggu2 goresan pena Mike Mignola sendiri dalam menggambarkan karakter andalannya, Hellboy, akhirnya keluar juga album barunya: The Island! Memang baru dapet buku-1 nya, tapi sudah akan tamat di bagian keduanya. Episode yang ini memang seru sekali, sebab Hellboy yang dikabarkan lenyap ditelan laut selama dua tahun, kali ini muncul lagi untuk melacak asal muasal Ogdru Jahad, dan tangan kanannya sendiri.
Memang The Island ini baru keluar jenis komik tipisnya, dan biasanya saya nggak suka beli format ini. Saya lebih suka format trade paperback (TPB) di mana semua jilid sudah lengkap terkumpul. Tapi biarlah, sudah penasaran sekali.. nanti kalau TPB-nya keluar, yang tipis2 ini bisa untuk Tiyas (ya Tas ya? :D)

Terakhir Hellboy meninggalkan BPRD, sebenarnya masih terus keluar kisah2 seputar BPRD (dan sedikit Hellboy) tapi digambar oleh artist selain Mignola. Nggak semua gambarnya cocok dengan selera saya, makanya rada males beli TPB-nya. Lalu keluar TPB Weird Tales, volume 1 dan 2, sudah saya koleksi. Juga TPB Hellboy Junior, yang ngawur dan kocak sekali. Yah lumayan lah sambil nunggu lakon Hellboy muncul lagi dalam kisah baru... hehe..



Sunday, July 3, 2005

Graphic Novel di VPRO, Minggu Malam




Barusan saya selesai nonton program dokumenter berjudul Graphic Novel di saluran Nederland 3 (pk. 19:20 - 20:27). Sayang mulai nontonnya agak telat, gara2 nonton Frasier dulu di channel 7, tapi untungnya masih sempat nangkep awalnya. Seorang sastrawan muda Belanda, Aaron Grunberg, membawakan acara ini dengan berbicara sedikit mengenai karya komikus yg disorot satu persatu di episode ini.

Pertama adalah Will Eisner (Amerika). Waktu saya pindah ke saluran ini, Will tengah diwawancarai, dan percakapan berikut ini yg paling saya ingat: "Apakah Anda menganggap diri anda seorang seniman, atau sastrawan?". Will menjawab, "Saya melihat diri saya sebagai sastrawan yang menulis dengan gambar-gambar. Inilah sebenarnya esensi seorang seniman, bahwa ia harus sanggup menyampaikan pesan: karyanya harus berbicara tentang sesuatu. Tanpa pesan-pesan, orang tersebut bukanlah seniman tapi hanya tukang. Ia tidak membuat lukisan, ia hanya membuat wallpaper". Pertanyaan "Kapan Anda akan berhenti berkarya?" dijawab Will dengan, "Saya mungkin hanya akan berhenti berkarya 2 minggu setelah saya masuk liang kubur - sebab banyak sekali hal2 yg masih harus diurus" (wawancara ini berlangsung beberapa bulan sebelum wafatnya Will Eisner).
Semangat Eisner untuk berkarya memang jarang mendapat tandingan. Saya jadi teringat sepotong cerita dalam in memoriam yang ditulis Diana Schulz (editornya) untuk Will Eisner: "Ketika itu saya mengantar Will melihat2 karya para komikus underground yang masih sangat muda. Para komikus muda ini mengagumi Will, namun Will juga menyatakan kekaguman tulus pada karya2 mereka. Segera setelah kami meninggalkan tempat pertemuan tersebut, Will mencengkeram erat2 lengan saya dan berkata, Saya harus segera ke bandara dan pulang, saya harus segera kembali ke meja gambar saya - saya merasa bahwa anak2 itu sebentar lagi akan menandingi saya!"

Komikus kedua yg disorot adalah Art Spiegelman (Amerika). Ia berbicara ttg karyanya In the Shadow of No Towers (ISNT), mengenai masa pasca musibah 9/11. Ini adalah novel grafisnya yang paling populer setelah Maus, yg merupakan maha-karyanya. Orang sering mengira bahwa ia tidak membuat komik sama sekali di antara produksi Maus dan ISNT, namun hal ini tidaklah benar.
Dalam ISNT, memang penggambaran 'hilang'nya dua gedung tinggi tsb tidak seperti visual komik/strip pada umumnya. Ia bukan merupakan sekuel atau gambar berseri, namun lebih merupakan terhentinya waktu. Spiegelman yang tinggalnya berjarak sekitar 10 blok dari Zero Ground menceritakan saat2 terjadinya musibah 9/11 tsb. Hal ini rupanya cukup mempengaruhi dirinya; ia segera berpikir, "Saya sebenarnya bisa tewas saat itu juga! Dan ternyata saya belum memproduksi komik sebanyak yg semestinya!". Sejak itu ia segera memacu produksinya, hingga keluarnya album ISNT ini.
"Are you still waiting for the other shoe to drop?" Ya, kata Spiegelman. Bagi banyak orang, bencana 9/11 ini sepertinya adalah hari kiamat, namun menurutnya ini adalah awal dari masa kehancuran bumi. 9/11 hanyalah satu dari sepasang sepatu yg dijatuhkan di lantai - kini ia sedang menunggu yg sebelah lagi untuk jatuh. Dan selama menunggu 'the other shoe to drop', ia hendak berkarya sebanyak mungkin.

Craig Thompson (Amerika), yg terkenal dengan komik autobiografinya berjudul Blanket. Album ini terbit pada th 2003, setebal 600 halaman, mengisahkan masa kecilnya sebagai anak baru di sebuah desa kecil di Wisconsin dan juga mengenai pengalaman religiusnya.

Dominique Goblet (Belgia) juga telah mengalbumkan autobiografinya dalam bentuk grafis, berjudul In Souvenir d'une journée parfaite. Ia selalu menggambar, namun bukanlah seorang pembaca komik. Sehingga dapat dimaklumi bahwa proses bekerjanya sangat berbeda dari komikus pada umumnya. Bila para komikus umumnya membuat semacam sketsa storyboard dari sebuah narasi, baru mematangkan gambar2 dan membubuhkan teks, Goblet memiliki gambar pada benaknya, lalu menuliskan teksnya sebelum menggoreskan tintanya. Sehingga gambar2nya pun merupakan gabungan antara teks dan gambar nan bernuansa puitis, dan lebih menyerupai lukisan.

Keempat seniman komikus di atas memang sangat mewakili era novel grafis yg sedang banyak disorot akhir2 ini. Will sendiri dalam wawancaranya mengatakan, medium ini mulai disorot sejak 2 tahun yang lalu, saat Maus mendapat anugerah Pulitzer. Acaranya asik, hanya sayang si Aaron Grunberg itu bicaranya nggak jelas, bahkan Sybrand yg Belanda asli aja kurang bisa nangkep kata2nya. Di samping itu, nggak ada subtitle.. jadi bener2 makan konsentrasi utk mengerti kata2nya (anak2 terpaksa dibungkam dulu pake buku). Tapi all in all, saya seneng nonton acara ini. Nah, sering2 aja deh ada acara apresiasi novel grafis dan komik di TV, jadi bisa belajar banyak!

[Foto2: Will Eisner di meja gambarnya, salah satu gambar Spiegelman dalam In the Shadow of No Towers dan sampul depan Blankets karya Craig Thompson]