Saturday, October 18, 2008

Vote for Magno!

Magno radio is nominated for People's Design Award by Cooper-Hewitt [National Design Awards]. I'd encourage anyone to vote for it not simply because it is the only product from Indonesia that manages to enter this nomination, ever. And not merely due to my familiarity to the product and the designer. But beyond all these, like I said in my comment at the voting site, it is (design) sustainability at the term's most noble meanings!

How come?

It is made of waste woods (that were sold as firewood) and local woods, therefore reducing transportation energy and pollution significantly. For each radio sold, some profit percentages are spent to buy seeds and to maintain tree nurseries.    

It provides income for local communities, especially jobless young people of productive age. The workshop guarantee a person to become skillful within one week, eventhough he or she has no prior traning in wood-working.

It gives pride to local communities, who are aware that their work has become globally known and has gained positive responses and world recognition.

The radio proofs that 'green' design can appeal for high-end market without selling the term 'green' cheaply. It is a product that makes people buy not because they can feel good about themselves for purchasing for a 'good cause', but because they really would want such product to represent themselves and their lifestyles.

It is a winner itself in its simplicity and elegance.

Comparison of values between firewood and a Magno wooden product
(source: Singgih's presentation material, 2008)


Are you with me?

Just click Vote Now here http://peoplesdesignaward.cooperhewitt.org/2008/nominee/1734 (you have to register first, but it doesn't take long). Voting ends soon: October 21st, 2008.
You can also view other nominated products here: http://peoplesdesignaward.cooperhewitt.org/2008/browse/all/0
Here is the new Magno website: http://www.magno-design.com/ (it is developed by a local web-designer - as Mas Singgih is committed to local resources as much as possible - so feel free to send in your input for improvement)

Congratulations to Mas Singgih and Magno team! Their work has proved to be a substantial answer to our current problems: unemployment, forest depletion, urbanization, and many more. Let's hope that many more people share their visions!

Friday, October 17, 2008

[24HCD 2008] See Tita's and Motulz' stories here!




This year, I'm participating from home. This year, I've succeeded to drag Motulz into this fun mess. This year, you can view our drawings here. Pidi and Thoriq, are you joining us? ;)

Motulz' drawings are up first, because he starts way earlier than me. Enjoy.

Again: 24 Hour Comics Day



The International 24 Hour Comics Day 2008 falls on October 18th, which is tomorrow. Bandung has two venues hosting this event, but I'm going to do mine at home. Scanning and uploading every time I produce a new page.

Why? Because:
I will start early in the morning (06:00) so I can finish also at 06:00 the next day. That 'next day' (Oct 19th) is Lindri's 5th birthday so I'd rather have my morning spent on our birthday ritual: blowing candles on a cake for breakfast, then unwrapping presents!

I planned to go visit those venues during the day. But I abort the plan. Simply because it is a waste of time, waiting for and sitting in angkots to go to those places. I would go out, though, to buy Lindri's birthday cake and that's it. I'll most probably also post entries (aside from pages) during the day.

What else shall I say. Please forgive if I don't quickly respond to your SMS or GTalk or YM etc. tomorrow. And for participants all over the world: wish you a fun comics marathon! :)

24 Hour Comics site: http://www.24hourcomicsday.com/
My journal entry from 2007: Another 24 Pages within 24 Hours and the result: My Adopted Hometown
My journal entry from 2006: Reminiscing the 24 Hour Marathon and the result: Transition

**edit to add**
Watch this space because I will upload updates not only from my drawings but also the ones from Motulz! He'll start at midnight tonight, six hours earlier than my starting hour.

Tuesday, October 14, 2008

[Update] Sedang Diproses

Dear teman-teman, terima kasih banyak atas perhatiannya atas kasus plagiasi gambar saya. Hari ini sudah terjadi pertemuan dengan pihak RadNet, dan kasus ini sedang ditindak-lanjuti sesuai rencana. Untuk sementara, sejauh ini yang dapat saya beritahukan kepada teman-teman semua, karena proses sedang berlangsung. Kolom komentar di entry terdahulu untuk sementara ini juga saya set ke disabled, sampai kasus terselesaikan dengan tuntas. Mohon dimaklumi :)
 
Sekali lagi terima kasih atas dukungannya, yang benar-benar sangat membesarkan hati. Mohon doanya agar semuanya berlangsung lancar dan hasilnya berakhir baik bagi semua pihak.

- Tita

Saturday, October 11, 2008

[klipping] Generasi Komik Semau Gue

Kompas 11 Oktober 2008

Generasi Komik Semau Gue
Sabtu, 11 Oktober 2008 | 11:15 WIB

Oleh Herlambang Jaluardi

"Komik saya, ya terserah saya." Kira-kira begitulah ujaran yang pantas disematkan kepada komunitas pembuat komik di Bandung saat ini. Pakem baku komik dibenturkan dengan semangat "semau gue" itu.

Garis kaku panel untuk membatasi suatu adegan tidak lagi menjadi suatu keharusan. Susunan adegan dibiarkan berserak di setiap lembar. Gaya ini tampak di dua komik karya Tita Larasati: Curhat Tita dan Transition. Komiknya tidak tebal sampai ratusan halaman. Gambarnya pun masih menyisakan arsiran-arsiran bolpoin dan tidak diwarnai, seperti sketsa yang belum selesai. Hanya sampulnya yang penuh warna.

Cerita kedua komik ini sederhana dan tidak bermaksud melucu ataupun menggurui. Benar-benar hanya menceritakan kehidupan sehari-hari Tita dan keluarga serta lingkungan tempat mereka tinggal.

Kalaupun ternyata ada kegetiran dan kelucuan, memang kedua unsur itu lazim ada di setiap fragmen hidup, termasuk Tita. Karena itu, ada tulisan "graphic diary" di setiap sampul komik yang diterbitkan CV Curhat Anak Bangsa tahun 2008 ini.

Dalam kata pengantar komik Curhat Tita, Tita menuliskan, pada mulanya ia menjadikan gambar sebagai "bentuk laporan" kegiatan sehari-hari di sebuah keluarga saat magang di Jerman tahun 1995. Ia mengirim gambar itu kepada orangtua di Jakarta melalui faksimile. Lembaran faksimile ini kemudian difotokopi untuk dibagikan kepada sanak saudara.

Kebiasaan berkirim gambar ini terus berlangsung hingga ia beralih menggunakan buku sketsa. Hal ini membuat pengarsipan gambarnya lebih terjamin. Gambar-gambar itulah yang terangkum di Curhat Tita.

Ayam goreng kampung

Kejadian yang ditemui sehari-hari juga menjadi sumber ide bagi Erick Sulaiman. Sebagian kecil karyanya terangkum dalam Perpustakaan Sketsa: Kumpulan Komik Strip Gila terbitan PT Kumata Indonesia (Desember, 2007).

Pengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Nasional ini menjadikan hal biasa menjadi lebih komikal. Di jalan-jalan Kota Bandung, Erick kerap melihat menu makanan ayam goreng kampung. Frasa itu memberi rangsangan untuk membayangkan seekor ayam yang sedang menggoreng sebuah perkampungan. Itulah yang ia gambar menjadi komik strip.

Naif dan bermuatan lokal seakan menjadi ciri karyanya. Salah satu komik stripnya menceritakan keluarga Bodo (keluarga kelinci) sedang berwisata di Lembang. Dalam perjalanan mereka berhenti mengisi perut. Setelah menemukan warung, mereka makan dengan lahap, dan bahkan akan menambah. Niat dibatalkan setelah mereka tahu bahwa yang mereka makan adalah daging kelinci. Era internet

Komikus bernama pena Ivy Black mengambil tema keseharian yang lebih ekstrem daripada dua komikus tadi. Ia menerbitkan komik tentang hubungan cinta sesama laki-laki dengan judul Sunset Glow.

"Seru aja melihat hubungan sesama laki-laki itu," kata perempuan kelahiran Bandung ini. Ivy melabeli komiknya dengan batasan umur 18 tahun ke atas. Ia mengaku terinspirasi dari film kartun tentang homoseksual yang banyak beredar di internet. Internet pula yang dipilih Ivy sebagai salah satu media berpromosi.

"Aku enggak mungkin menjual komik terang-terangan. Lewat internet dan jaringannya, orang bisa menghubungi kalau ingin mendapatkan komik aku," kata Ivy yang punya beberapa alamat situs web ini.

Dunia maya

Dunia maya juga menjadi ruang bagi Tita dan Erick memublikasikan karya mereka dengan segera. Halaman web Tita menampilkan beberapa karyanya yang belum dipublikasikan dan mempromosikan dua komik yang sudah terbit. Begitu juga dengan web milik Erick.

Bahkan, komik strip yang sudah dicetak awalnya sudah ia pajang di web-nya. Setelah versi cetaknya terbit, ia menghapus komik itu. Kini, beberapa komik baru pun sudah ia unggah dan bisa dibaca pengunjung web. "Nantinya, komik baru itu juga akan dihapus kalau sudah dicetak," kata Erick.

Memajang karya di internet bagi Erick adalah upaya "memasarkan" namanya sebagai komikus. Pembajakan karya yang rawan terjadi di jagat maya pun tidak ia hiraukan. "Semakin banyak orang men-download komik saya dari internet, semakin banyak orang yang mengakui karya saya," katanya.

Begitulah, jagat per-komik-an di Bandung terus bergulir dengan menerbitkan "komik-komik" baru di setiap generasi.


 

Friday, October 10, 2008

Ketika Tita = "Joe" dan Motulz = "Bro"

Tadi siang, di sebuah kantor dinas di Bandung:

H: Saya lihat gambar kamu di Pikiran Rakyat kemaren. Bagus, saya klipping.
T: Hehe.. Terima kasih, Bu
H: Terus, dapet proyek juga ya dari RadNet?
T (bingung): Heu? Enggak kok..
H: Ada gambarnya, kamu banget, pake baju kotak2 gitu, di kalender mereka. Ada di kamar anak2, sebentar saya ambilkan...
(kembali dari ruang staff, membawa kalender meja)
H: Ini kan gambar kamu. Bukan?
T (kaget): Eh iyaa! Tapi saya nggak pernah nggambar ini untuk mereka! Ini saya buat waktu saya iseng2 bikin komik Memaki Motul Karena!

Terus kalendernya saya bawa pulang, buat bukti. Enaknya diapain ya? Kirim tagihan aja gitu ke RadNet? :P
Buat yang ngambil gambar saya, mewarnai dan mengganti2nya lalu menggunakannya sebagai bahan visual tercetak, tanpa ijin: coba belajar etika lagi deh. 

p.s. Kalau mau zoom gambar, ada di sini











































Ini email saya ke RadNet:

Pemakaian gambar pribadi tanpa ijin, untuk materi promosi RadNet

Kepada Yth. Pimpinan RadNet,

Saya adalah seorang dosen di Bandung yang memiliki situs pribadi (menggunakan Multiply dengan identitas esduren) yang saya gunakan untuk mengunggah catatan-catatan pribadi, dalam bentuk teks maupun gambar, untuk berbagi cerita atau pemikiran dengan teman-teman dan keluarga. Sebagaimana umumnya catatan-catatan pribadi, tiap dokumen yang saya unggah tersebut bersifat personal dan memiliki makna tersendiri bagi pembuatnya. Sehingga saya terkejut ketika pada hari ini menemukan beberapa catatan-gambar saya pada sebuah kalender meja tahun 2008 yang dibuat oleh RadNet (beberapa gambar dari kalender tersebut telah saya pindai dan unggah di http://esduren.multiply.com/photos/album/122/Ketika_Tita_Joe_dan_Motulz_Bro).

Gambar-gambar tersebut telah diberi warna dan diganti beberapa detailnya, namun siapa pun yang mengenal saya akan segera dapat mengidentifikasikannya sebagai gambar-gambar saya - meskipun diberi teks sehingga seolah-olah bercerita mengenai pengalaman pelanggan RadNet.

Saya yakin, gambar-gambar tersebut pasti telah diambil dari Multiply saya (alamat: http://esduren.multiply.com/photos/album/73/memaki_motul_karena), karena hanya di situs itulah gambar-gambar tersebut saya unggah. Saya sangat menyesalkan hal diubahnya gambar-gambar tersebut dan dicetak di sebuah produk yang mengatas-namakan sebuah perusahaan yang telah cukup ternama, tanpa sepengetahuan dan tanpa seijin saya, pembuat dan pemilik hak cipta gambar-gambar tersebut.

Sebagai sebuah perusahaan penyedia layanan Internet, tentunya RadNet mengetahui dasar etika menggunakan sumber informasi dan gambar dari Internet. RadNet seharusnya dapat menghargai hasil karya seseorang dan tidak memandang remeh hak pribadi seseorang berkenaan dengan karyanya yang diunggah di situs pribadinya.

Saya tunggu tanggapan dari RadNet.


Hormat saya,



Dr. Dwinita Larasati, MA
KK Manusia & Produk Industri
Program Studi Desain Produk
Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10
Bandung 40135

T 022 2514832
F 022 2534162
E titalarasati@gmail.com

Wednesday, October 8, 2008

24 Hour Comis Day 2008

Start:     Oct 18, '08 10:00a
End:     Oct 19, '08 10:00a
Location:     bandung, jakarta, surabaya, semarang, medan


Acara 24 Hour Comics Day tahun ini jatuh pada tgl 18 Oktober. Di Indonesia sudah terdaftar beberapa venue penyelenggara, detailnya bisa dilihat di sini: http://www.24hourcomicsday.com/sites3.html. Saya rencana ikutan lagi tahun ini, meskipun mungkin nggak ngetem di salah satu venue di Bandung. Mampir2 aja. Abis besoknya (19 Okt) ultah Lindri sih, jadi update, scan dan upload dari rumah aja deh sptnya :D

Tuesday, October 7, 2008

Pameran Komik "Hantu-hantu dari Hanoi"

Start:     Nov 7, '08 10:00a
End:     Nov 8, '08 5:00p
Location:     Auditorium CCF Bandung
Pameran Komik « Hantu-hantu dari Hanoi »
Jumat, 7 dan Sabtu, 8 November 10.00 – 17.00
Pembukaan : Kamis, 6 November – 19.00

Workshop : Jumat, 7 dan Sabtu, 8 November, Pkl.: 14.30 – 19.30
Auditorium CCF Bandung

Gérald Gorridge mengawali karirnya dengan membuat komik yang dimuat dalam majalah Métal Hurlant. Kemudian ia menjadi guru di École Européenne Supérieure de l’image, Sekolah Tinggi Gambar Eropa, di Kota Angoulême. Ia juga bekerja untuk penerbit Jerman Alfa Comic Verlag. Perjalanan-perjalanan tersebut menempati sebagian besar dari kehidupannya.

Karena sangat menyukai dunia Timur Jauh, ia mengelola penerbitan karya He Youzhi, ahli gambar terkenal dari Shanghai dalam versi Prancis. Untuk festival gambar ilustrasi pertama di Beijing tahun 2005, ia mengadakan pameran keliling « Pelajaran tentang gambar-gambar yang berhubungan dan asap-asap yang berbicara ».

Sejak 1999, ia memberikan master classe komik di Hanoi, Vietnam, dengan bermacam-macam rekanan. Ini berbuahkan penerbitan karya kolektif Ké Moï, komik baru Vietnam, album komik pertama dalam bahasa Viêt. Beberapa kali kedatangannya ke ibu kota Vietnam ini telah memberinya materi untuk albumnya yang berjudul « Les Fantômes de Hanoï , Hantu-hantu Hanoi, yang diterbitkan tahun 2006.



Acara ini terselengara atas kerjasama publikasi dengan Komunitas Cergam Bandung Manyala.



www.lire-en-fete.culturel.fr


Centre Culturel Français / Pusat Kebudayaan Prancis / CCF Bandung
Jl. Purnawarman No: 32
Bandung 40117
INDONESIA

T : 00 62 22 421 24 17
F : 00 62 22 420 78 77
www.ccfbandung.org

Pameran Komik "Seabad komik berbahasa Prancis"

Start:     Oct 14, '08 10:00a
End:     Oct 31, '08 5:00p
Location:     Galerie Esp’Art – CCF Bandung, Jl. Purnawarman 32
Pameran terdiri dari 35 plat asli yang diambil dari koleksi asli « Cité internationale de la bande dessinée et de l’image », dengan menelusuri tahap-tahap sejarah suatu seni yang tersohor keunikannya di Prancis, di Eropa dan mungkin di seluruh dunia. Dari Caran d’Ache, pakar yang begitu modern dalam bidang cerita bisu hingga Nicolas de Crécy, pakar teknik ilustrasi yang memukau. lebih dari seabad kreasi Prancis – dan Belgia – yang dipamerkan di sini.

Monday, October 6, 2008

Cendekia Leadership School

http://cendekialeadershipschool.blogspot.com/
Link to Dhanu and Lindri's school blog. It has been around for awhile and is becoming more active and updated since a new headmaster is appointed to his post (it was vacant for some time). There are links to parents' and teachers' blogs, as well.

Sunday, October 5, 2008

[review] Pasta de Waraku, Jakarta

Kumpul-kumpul keluarga dari pagi hingga sore di hari pertama Lebaran rupanya tidak menyurutkan semangat saya dan beberapa saudara untuk bertemu lagi pada malam harinya. Kali ini tujuannya adalah untuk mencoba makanan di Pasta de Waraku, Grand Indonesia. Para sepupu yang beberapa kali melewati tempat makan ini sudah lama tertarik mencoba, karena melihat display model hidangannya pada dinding, yang memang sangat membangkitkan selera. Kami (total sebelas orang, termasuk anak-anak) harus menunggu selama satu jam untuk mendapatkan tempat duduk. Tapi satu jam ini sepertinya tidak menjadi soal untuk anak-anak, yang melewatkannya dengan bermain di berbagai fasilitas pada playground di lantai yang sama.

Apa yang istimewa dari Pasta de Waraku ini? Membaca dari lembaran menunya, langsung terdapat kesan fusion antara Italia dan Jepang. Saus pastanya (“Wafu”?) dinyatakan terbuat dari bahan dasar ikan bonito, pada foto (dan model makanan) terlihat bahwa tiap porsi pasta dan pizza-nya ditaburi irisan nori, dan makanan penutupnya pun menyajikan pilihan es krim dengan rasa green tea.

Akhirnya kami mendapatkan giliran masuk pada sekitar pk. 20.00. Sayangnya saat itu pizza sudah habis, jadi tidak bisa dipesan. Saya memesan seporsi Wafu Bacon and Eggplant (48K) dengan pilihan pasta jenis fettuccine (default-nya adalah spaghetti), adik saya memesan Wafu Plum and Basil (58K). Pesanan2 lain adalah Corn Soup (23K), Waraku Salad (28K), dan porsi-porsi pasta dalam berbagai jenis: Wafu Eel and Egg (58K), Wafu Ika Tako Mentai (68K), Carbonara Waraku (58K), Cream Salmon Spinach (58K), Carbonara Oyster Bacon (68K), dan Tomato Seafood (68K).

Ketika pesanan mulai berdatangan, meja langsung terlihat sibuk. Pertama, tentu saja ada kegiatan memotret tiap piring dan isinya. Kedua, sebelum tiba ke pemesan, pasti piring itu keliling dulu untuk diicipi oleh semuanya. Ketiga, condiments ikut berseliweran ketika si pemilik piring ingin menambahkan lada hitam (gerus sendiri), bubuk cabai atau bubuk parmesan.
Wafu dengan saus plum dan basil pesanan adik saya sama sekali tidak mengecewakan.

Sekilas, saus plum itu mirip segumpal selai kental, yang kalau diratakan ke sekujur spaghetti meninggalkan semburat merah di tengah-tengah hijaunya saus basil yang lebih dominan. Taburan nori yang ikut teraduk dan parmesan memeriahkan warna hidangan ini. Ketika mengicipi, rasa curiga saya bahwa bakal ada kesan anyir ikan tidak terbukti. Pastanya rasanya bahkan lebih ‘ringan’ dari pasta Italia, apalagi dengan adanya senggolan saus plum yang asam-manis dan saus basil yang tidak seberat pesto, meskipun rasanya mirip.
Wafu Bacon and Eggplant pesanan saya tidak kalah memuaskan dalam hal rasa. Tekstur dan rasa pastanya mirip, hanya berbeda bentuk saja. Kadar crunchiness pada beef bacon pas rasanya, porsinya pun cukup untuk mengimbangi rasa lembut dan manisnya irisan grilled eggplant yang timbul-tenggelam di tumpukan pasta. Taburan nori yang royal sekali lagi membedakan sensasi pasta yang ini dengan versi ‘asli’nya.
Pesanan-pesanan lain pun berhasil mencetak kesan positif dari para penikmatnya. Poached egg sebagai topping Carbonara Oyster Bacon yang runny, irisan salmon yang segar pada Cream Salmon Spinach, belut bakar yang gurih pada Wafu Eel and Egg, dan seterusnya. Hanya saja, sepertinya porsinya termasuk ‘sopan’ untuk ukuran kami, sehingga kami pun bertekad untuk melanjutkan ke tingkat dessert.

Saya dan adik berbagi Maccha Parfait (33K), sementara yang lain memesan Fruit Parfait (28K), Oreo Banana Parfait (28K), Petit Ice Cream (35K), Maccha Monaka (20K) dan Vanilla Monaka (20K). Petit Ice Cream adalah lima macam es krim berukuran mochi bite-size, Maccha dan Vanilla Monaka masing-masing adalah satu scoop es krim rasa green tea dan vanilla yang ditangkup wafer bundar, membentuk ‘ice cream burger’. Oreo Banana Parfait adalah es krim vanilla yang tercampur hancuran Oreo dan selingan irisan pisang. Mirip dengan Fruit Parfait, yang tentunya didominasi oleh irisan buah segar. Maccha Parfait tersusun dari cereal pada dasar gelas, es krim vanilla dan green tea, dengan topping wafer, irisan strawberry, red bean paste dan rice dumpling. Pas banget, semua rasa dari hidangan utama hingga dessert menyatu dengan akur, diselingi dengan ocha dingin yang bisa terus di-refill.

Secara keseluruhan, rasanya memuaskan, cocok dengan selera kami. Kualitas makanan dan pelayanannya sangat baik. Namun soal harga, memang a bit on the expensive side. Kami bersebelas, kenyang dengan pasta, dessert dan minuman, total menghabiskan Rp 1.115.730,- (termasuk 5% service dan 10% PPN), jadi tiap kepala menghabiskan sekitar seratus ribu rupiah. Kesimpulannya: recommended, dan kalau suatu hari kembali lagi, saya berniat menjajal pizza-nya.
Sebagai informasi, Waraku di Grand Indonesia ini ternyata cabang dari Singapura, yang juga membuka restoran di Hong Kong dan Malaysia. Hasil pencarian di Google membawa saya ke situs Waraku http://www.waraku.com.sg/ Sayang belum ada link ke bagian Indonesia, tapi silakan klik bagian Singapura untuk informasi lebih lanjut mengenai Pasta de Waraku.

Pasta de Waraku
Grand Indonesia Mall
Garden District Level 3A Unit 05 & 06
Jl. MH Thamrin No. 1
Jakarta 10310, Indonesia
Tel: (6221) 2358-0916
Fax: (6221) 2358-0917
Opening hours: 10am - 10pm (Last order 09:30pm)
Number of seats: 70

Foto-foto: hasil jepretan Chica.