Friday, November 30, 2007

Cuplikan Cirebon

Minggu lalu saya dapat permintaan mendadak untuk menggantikan seorang rekan dosen yang berhalangan untuk mengisi acara dua hari di Cirebon, pada hari-hari Rabu dan Kamis. Kebetulan nggak ada jadual ngajar, jadi saya sanggupi - tentunya setelah mempertimbangkan dengan sang kapten rumah tangga dan mempersiapkan keperluan2 sekolah para krucils utk dua hari itu. Berikut ini cuplikan2 kecil dari Kisah Cirebon..

JANGAN TIDUR
Berhubung ceritanya acara mulai jam 9 pagi, saya pesan travel yang berangkat jam 4 pagi dari Bandung. "Siap-siap jam 3 pagi ya Mbak", kata operator. Dari pada bablas ketiduran sampe pagi, Selasa itu saya niatkan utk tidak tidur. Tengah malem mata udah 5 Watt, tapi terus aja kerja di depan komputer (posisi standar: sambil tiduran tengkurep, di depan TV yg nyala). Jam satu, kantuk makin ilang, asik-asik donlot lagu.. hehe..
Tau-tau, jam dua, henpon bunyi. "Ini dari Cipaganti travel, siap saya jemput sekarang ya Bu", kata suara di ujung. "Ha? Udah mau dijemput sekarang? Berapa menit lagi?", saya jawab dengan suara agak2 husky akibat kelamaan nggak ngomong. "Iya kan Ibu paling Utara, jadi dijemput paling awal. Kita masih harus jemput2 yang lain supaya bisa keluar Bandung jam 4. Kira2 10 menit lagi ya Bu". Ya udah deh, kemas2 komputer, cek lagi ransel, terus pake sepatu.
Bener aja, 02.15 ada suara mesin mobil kedengeran baru sampai di atas. Sepertinya supirnya sedang nyari2 nomer 24, tp saya samper aja mobilnya. Ngaget-ngagetin si pak supir karena main buka pintu belakang aja, lalu duduk di tengah. Bener, saya penumpang pertama. Berangkat!

KEVIN BACON?
Yah, saya memang lumayan jadi ngantuk begitu duduk di dalam mobil. Iringan dengungan mesin mobil, ditambah dengan suasana yg gelap, dingin dan sepi, tentunya pengen bikin segera pulesss. Tapi tidak sukses, saudara-saudara, berhubung supirnya ternyata seneng ngobrol. Dan, sebagai penumpang satu2nya yg ingin selamat sampai di tujuan, tentu saja saya menanggapi dengan ramah.
Jemputan berikutnya di Cipaku, jadi ngobrolnya lumayan lama lah. Setelah makhluk Cipaku naik, dan duduk di sebelah supir, obrolan berhenti. Selanjutnya, kita keliling2 Bandung utk menjemput 5 penumpang lain, yg letaknya semuanya di ujung2 kota. Setiap menjemput, si supir harus turun utk menyilakan penumpang naik dan mengatur posisi duduk masing2.
Sedikit dicek, ternyata supir ini (masih mas-mas muda), tampangnya mirip Kevin Bacon(!). Kevin Bacon jaman Apollo 13 dan Sleepers ya, bukan jaman Footloose. Entah ini efek kegelapan di jam-jam bencong kelar bertugas - sehingga bayangan sangat membantu membentuk tampang bintang film Hollywood - atau apakah kalau Kevin Bacon terlahir dengan ras Melayu memang pantesnya jadi supir travel? Only Lord Above knows..

'MPET!
Ternyata, setelah berlega-lega duduk sendiri di awal2 perjalanan, saya harus duduk dihimpit dua orang, sejak dari Bandung sampe Cirebon! Asli nggabisa tidur.. Bangkunya berderit di setiap kelokan dan polisi tidur, dan asli nggak bisa bergerak ke kiri kanan, apalagi ke depan! Kalopun jatuh tertidur, pasti segera terbangun lagi utk menjaga agar kaki-kaki tidak kram.
Menjelang matahari terbit, bener aja.. efek Kevin sedikit demi sedikit terkikis.. tapi nggak sampe abis! Kunci-kunci persamaannya: mata Peter Pan (the Disney cartoon version, NOT the band) dan garis-garis pipinya, masih ada! (Heuhh.. ini apa sih, kok malah menganalisa tampang orang..)

CUMA LIMA RUMAH
Acara pagi berlangsung di Hotel A, lalu setelah makan siang saya harus segeral ke Hotel B untuk memenuhi kewajiban berikutnya. Ihsan, temen yg kemarennya sudah melaksanakan bagiannya di Hotel B, bilang bahwa Hotel A dan Hotel B terletak di jalan yang sama, dan jaraknya hanya beda sekitar lima rumah. "Bisa lah jalan kaki", katanya. Jadi siang bolong itu saya keluar dari Hotel A. Sekeluarnya dari atap parkiran, muka serasa ditampar teriknya sinar matahari (nyesel nggak bawa topi). Nggapapa lah, kata resepsionis Hotel A juga, "Jalan ke arah kanan sampai lampu merah pertama, Hotel B ada di sisi kiri jalan, nggak jauh dari lampu merah". Di tengah2 menyepak2 debu di atas aspal, sambil mencari-cari adanya lampu merah, orang dari Hotel B nelpon. Saya segera disuruh naik becak atau angkot, sebab masih jauh! Ya udah nurut aja, sebab saya memang sudah telat. Ternyata naik becak aja makan waktu hampir 10 menit! Dasar Ihsan bahluuulll..

KADIN A vs KADIN B
Jadual jam 9 adalah menjadi pembicara di acara yg diadakan oleh Kantor Dinas A. Setelahnya, mengisi pelatihan selama dua hari yg diadakan oleh Kantor Dinas B. Ternyata ketahuan banget bedanya antara acara yg diselenggarakan hanya demi menghabiskan anggaran, dengan yang benar-benar terprogram rapih dan berkelanjutan. Syukurnya saya berlama-lama di acara yang belakangan tsb. Terasa sekali tanggapan dan masukan dari para peserta, yang selalu hadir bersemangat, tepat waktu, dan lengkap! Tidak ada formalitas di jenis yg belakangan ini; sebagian besar peserta adalah pengrajin (mebel) kayu dan bawaan mereka selalu senang, siap menerima candaan dan tertawa bersama-sama, dan tidak malu atau ragu berpendapat! Sementara jenis yang pertama kebanyakan ja'im, pasif, dan terkantuk-kantuk. Jelas lah, Kadin A mengundang/menunjuk sembarang peserta untuk hadir (baca: dateng, duduk dan ngisi absen), sedang Kadin B mengundang dan menyeleksi para pesertanya, sehingga dapat dengan mudah ditebak kelompok mana yang lebih bersemangat. All in all, saya seneng banget bisa menjadi bagian dari acara yang dua hari belakangan ini, meskipun insentifnya tidak sebanyak acara yang pertama.

         
GAGAL BERTUALANG
Acara hari Rabu itu selesai sekitar jam tiga sore. Maksud hati mau istirahat sebentar, terus ngelayap cari jajanan atau makanan andalan Cirebon. Tapi, apa daya badan yg udah diajak begadang ama 'Kevin Bacon' ini menolak. Sore itu saya hanya mampu pesen makan dari room service, terus tepar dengan suksesnya. Bangun-bangun udah gelap tapi masih pegel, habis mandi malah makin pengen tidur. Ya udah deh, jadi melewatkan malam dengan sedikit nyiapin bahan utk besoknya, nggambar-nggambar sedikit, dan tentunya nelpon Ihsan untuk ngomel soal "cuma lima rumah" itu.

BALIK BANDUNG
Saya pesan Cipaganti travel lagi untuk kembali ke Bandung, yg berangkat jam 4 sore dari Cirebon. Siap-siap jam 3, kata operatornya. Oke deh, kali ini kan bukan 3 dini hari, jadi nggak usah nawar. Sekitar jam setengah empat saya sudah dijemput, dan kali ini pengemudinya si 'Kevin Bacon' itu lagi! Enaknya, sekarang saya bisa duduk paling belakang (bukan di jok tengah yg kurang sekrup itu), dan penumpang nggak penuh. Bisa tidur!
Travelnya berhenti di Sumedang. Ah, kesempatan untuk cari pecahan supaya bisa bayar uang pas untuk travel-nya. Barang yang layak beli di sana cuma tahu goreng yang nggak terlalu enak, tapi lumayan lah mereka punya kembalian dalam lembaran 10ribu. Di tempat perhentian ini, sore berubah jadi malam. Bener aja, efek Kevin Bacon kembali tertanam (adeuhh... sampe rhyming gini.. hahahak)
Karena (lagi-lagi) rumah saya adalah yang paling Utara di peta, maka diantar paling belakangan. Kita ke Arcamanik dulu, lalu Soekarno-Hatta, dan seterusnya. Penumpang terakhir sebelum saya turun di Cigadung, lalu saya diminta pindah ke paling depan supaya bisa ngasih tau tembusan jalan dari Cigadung ke Dago, lewat jalan Dago Golf. Nyampe rumah jam 9 malam, bagus lah, jadi masih cukup banget waktu untuk istirahat.

KALAU IBU PERGI
Kalau nggak ada ibu, berkuranglah satu pasang mata yg mengawasi kelakuan anak-anak. Jadi begitu saya masuk rumah, nggak heran ketika pemandangan ini yang pertama kali ditemukan:


disclaimer: saya nggak ngefans sama kevin bacon

Friday, November 23, 2007

A New Routine


Friday has become a sort of a leisure day for me. I have no teaching schedule and I can fill that day with a new routine, thanks to Mbak Dona: joining a weekly ladies' gym class from 12.00 to 13.00 (only IDR10,000 per month!). So, after dropping the kids off at school in the morning, I go to campus in my shorts and T-shirt, carrying a duffel bag. Then, after a bit of chatting (or working, whichever comes first) with my colleagues at the office, I walk along with them to the direction of a big mosque across our campus, where they do their Friday prayer. I walk onwards to the gym class, which is located next to the mosque, to gather with my new crowd.

Yesterday, after the exercise, we tried something that's entirely new to me: acupuncture! The acupuncture practice and the gym class are separated only by a wall, so it's fairly easy for us to be tempted to try this one out. Especially because on Tuesdays, Wednesdays and Fridays the service is practically free. There's no official charge; anyone can donate any amount in a 'piggy bank' (which, of course, doesn't shape like a pig at all).     
Mbak Dona let me have the first turn, while she'd watch first (she's a bit squeamish about needles). It was perfectly fine for me; I got three needles on my tummy (for fixing my.. *ahum* digestion system), two on my face (one on each cheek, to repair facial skin) and two on my legs (one on each shin). An insert of a needle feels like a sting, but that's only the beginning. The new sensation happens when the needle hits the nerves - it feels like having hundreds of invisible needles sprinting along my internal organs, rippling like an 'audience wave' in a ball game. When all needles already sat still, the rippling sensation subdued and all I had to do was relaxed. Trying to sleep was the best option to fill the hour, especially if you succeeded.

Apparently I did sleep. I woke up feeling a bit woozy when a nurse removed the needles, and was still sleepy after putting on my sandals and leaving the room. Mbak Dona and I then went for a late lunch before picking up our kids at school (her son is in the same class with Dhanu). All in all, it's not so bad. I can do this again next week and see if there's any good coming out of it.

Image source: http://www.ayurveda-berkeley.com/


P.S. Kluffie is no longer with us. Last night our housekeeper, who was about to put it in its cage, found its hide somewhere in the backyard, half-eaten by a cat. This morning everything of it is already gone.

Wednesday, November 21, 2007

Persepolis Animation at JIFFEST07


I was raving about Persepolis animation movie some months ago, and thought that I would have to be veeeery patient to be able to view it in a cinema here. Now it seems like that time has arrived: JIFFEST will screen it on the opening night (invitations only), and again on the 9th and the 13th of December, 2007. The thing is, being acutely inexperienced about such festivals, I couldn't find information of how to acquire a ticket - not even at the JIFFEST website.
Anyone kind and savvy enough to provide me information for how to go about it? Much appreciated!


Saturday, November 17, 2007

A guest who came to stay

This morning, around 07.00, as I was preparing myself to go to ITB's basketball field, Syb shouted from the backyard, "Kids, come here! There's a small rabbit in our backyard!". I went downstairs first, followed by a cautious Dhanu and an eager Lindri. "There", Syb pointed to the direction of our bikes' parking space, "Hiding behind a bush".

It's small and black all over, save for a strike along its nose and neck. Its fur is thick and fluffy, and it doesn't stop nibbling whatever comes within its mouth's range. Nobody knows where it came from; it just suddenly appeared.

Too bad I couldn't stay longer to greet our guest properly for I was already late. But I saw it again in the afternoon after coming back from ITB. It still continues its previous activity: hopping around, hiding, nibbling. We provided a cardboard box and some kangkung (spinach-like veggie), but it jumped off and ran back to the garden. Well, I hope it survives the nocturnals - beasts that roam our yard in the small hours of nights.       



Photos of our cute trespasser, taken by Syb at around 17.00 today

Thursday, November 15, 2007

Lomba Desain Tas Non-Plastik

NON PLASTIC BAG DESIGN COMPETITION

Diperkirakan bahwa 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik dikonsumsi di seluruh dunia setiap tahunnya. Ini berarti hampir mencapai 1 juta kantong plastik per menit!

BRING YOUR OWN BAG!

Bantu kami mengurangi pemakaian kantong plastik dengan mendesain sebuah tas pengganti kantong plastik dan dapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 1.000.000 dan trophy dari HMTL ITB.

Desain yang terpilih sebagai pemenang akan diproduksi untuk dijual pada rangkaian acara Anti Plastic Bag Campaign, yaitu:

  1.   ITB Campaign (5, 6, dan 7 Februari 2008)
  2. Community Campaign Day (9 Februari 2008). Venue : Jl. Dago dan Jl. Ganesha

Persyaratan Lomba :
  1. Terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya pendaftaran.
  2. Desain dapat dikirim dalam amplop tertutup via pos atau diantar langsung ke panitia lomba di:

Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB

Gedung Lama Prodi Teknik Lingkungan

Jl. Ganesha 10

Bandung

Tulis di sudut kiri atas amplop: Lomba Desain Tas Anti Plastic Bag Campaign.

  1. Desain dicetak pada kertas berukuran A3 (maksimal dua lembar). Termasuk keterangan material yang dipakai, warna, dimensi tas, gambar operasional dan nama produk (bila ada).
  2. Desain dapat pula dikirim melalui email (maksimal dua file) ke antiplasticbagcampaign@yahoo.co.id. Harap memakai file jenis .jpeg atau .gif (72 dpi), ukuran file maksimum 600 (tinggi) x 700 (lebar) pixel.
  3. Cantumkan keterangan lengkap di lembar terpisah mengenai : Nama, alamat, telepon, dan alamat email.
  4. Desain sudah harus diterima panitia lomba paling lambat hari Minggu, tanggal 2 Desember 2007.
  5. Hak cipta tetap dipegang oleh peserta.
  6. Panitia hanya akan menentukan 1 (satu) desain sebagai pemenang dan panitia memiliki hak untuk memproduksi desain tersebut.
  7. Pemenang akan dihubungi via telepon atau email.
  8. Panitia penyelenggara dan dewan juri tidak melayani surat menyurat dalam kaitannya dengan hasil lomba ini.
Info lebih lanjut:
website: http://antiplasticbagcampaign.blogs.friendster.com/my_blog/
email:
antiplasticbagcampaign@yahoo.co.id

My DNA says...

A rainy afternoon's activity, brought to me via Rizli (thanks!): Personal DNA Mapping.
My DNA test result says that I'm an animated inventor(!) For details please see here.

you are an inventor
  • Your imagination, self-reliance, openness to new things, and appreciation for utility combine to make you an INVENTOR.
  • You have the confidence to make your visions into reality, and you are willing to consider many alternatives to get that done.
  • The full spectrum of possibilities in the world intrigues you—you're not limited by pre-conceived notions of how things should be.
  • Problem-solving is a specialty of yours, owing to your persistence, curiosity, and understanding of how things work.
  • Your vision allows you to identify what's missing from a given situation, and your creativity allows you to fill in the gaps.Your awareness of how things function gives you the ability to come up with new uses for common objects.
  • It is more interesting for you to pursue excitement than it is to get caught up in a routine.
  • Although understanding details is not difficult for you, you specialize in seeing the bigger picture and don't get caught up in specifics.
  • You tend to more proactive than reactive—you don't just wait for things to come to you.
  • You do your own thing when it comes to clothing, guided more by practical concerns than by other people's notions of style.The control you feel over your life is empowering to you-- you believe in your abilities and acknowledge your shortcomings. Explanations of the world that focus on destiny or fate don't really interest you. You take responsibility for what goes wrong in your life, and also for what goes well.
if you want to be different:
Try applying your creativity to more artistic arenas, and letting your imagination take less practical forms.


you are animated
  • You are outgoing, comfortable with others, and up for anything, which makes you ANIMATED.
  • Some people find crowds and parties exhausting, but not you! You are able to be yourself in many situations.
  • Sometimes it is hard for you to understand why others feel the way they do, but that doesn't stop you from trusting them or having faith that they are good people.
  • You know the world is complicated and that there is often more than one side to a story, so you are careful not to make judgments about others too hastily.
  • You would rather experience the world than sit back and observe it—you are not one to sit on the sidelines.You are an independent thinker and don't get too worried about how others might perceive you—you are not self-conscious about being the active, engaged person that you are.
  • Although you have a keen understanding of different people's life circumstances, you occasionally have trouble seeing why people get so upset and emotional about things—they should just lighten up and have fun!
  • In addition to having faith in the world, you have faith in the people around you—you trust others to do the right thing and to be honest.

if you want to be different:
  • Remember that time alone can be just as fulfilling as time spent with others—take some time for yourself and you might find that there are many things in your inner world that are just as compelling as the world outside your window.
  • Your open-mindedness about the ways of world gives you an understanding of people's differences, but that knowledge doesn't always translate into sympathy. Don't be afraid to let your trust and understanding influence your feelings.

your personality chart
(click to enlarge)

Wednesday, November 7, 2007

Fragmen Semarang

Akhirnya bisa juga nulis2 di sini meskipun di antara kemepetan satu kerjaan dengan yang lain. Sejak balik dari Semarang Minggu malem lalu, rasanya nggak pernah di rumah, terus di kampus dengan jadual penuh, yg bikin tewas dengan sukses begitu pulang. Apa ya yang bisa di-blog dari Semarang? Yang ringan dan yang lucu aja deh...

SEBELAH
Apapun asesoris yang Dhanu pakai, Lindri pasti mau juga. Bahkan kalo bisa barangnya pun persis. Jadi ketika Dhanu pakai kaos kaki Tigger, Lindri juga ingin pakai yg sama. Untung dia punya juga sepasang yg persis sama. Nah, mereka berdua pergi ke Semarang pakai kaos kaki yg sama itu, tapi parahnya Lindri nggak dibawain bekal kaos kaki tambahan. Hari Minggu, ketika siap2 mau ke resepsi nikahan Ayu, Lindri lihat ada lubang di tumit kaos kaki Tigger-nya yg sebelah kiri. Dia nggak mau pakai lagi yg ada lubangnya, tp tetep mau pakai yg satunya lagi. Jadi selama ke resepsi itu dia pakai kaos kaki sebelah, yg kanan aja. Juga ketika ke bandara di Semarang, di pesawat, dan sampai Bandung. Tetap bertahan dengan kaos kaki sebelah dan gaun pestanya yg dia suka banget itu. Apa nggak aneh ya sensasinya, satu kaki anget sementara sebelahnya lagi kedinginan?

POWERPUFF
Anak2 ini jadi ketagihan nonton TV di bed, seperti model di kamar hotel gitu. Makanya, kalau sedang nggak pergi2, mereka manteng terus di depan TV. Saben pergi2 pun, mereka maunya ‘pulang aja ke hotel’ supaya bisa nonton TV di ruang sejuk ber-AC. Lindri selalu pake alasan, “Sakit perut, Ibu.. Lindri mau ke bed”. Yea, right…
Gara2 porsi asupan nonton macam ini, mereka jadi apal beberapa film kartun, terutama yg belum pernah mereka tonton sebelumya. Lindri jadi kecanduan PowerPuff Girls!
Jadi ketika kita nunggu pesawat ke Jakarta yg delay-nya sampai 3 jam, di boarding room itu Lindri dan Dhanu kejar2an. Dhanu dianggap Lindri sebagai MojoJojo, sedangkan dia sendiri ButterCup, anggota PowerPuff yg paling galak. Ceritanya sama, diulang2… Dhanu lari menjauh, Lindri ngejar, muter2 sebentar di deretan bangku2, terus Dhanu menghempaskan diri ke salah satu bangku. Lindri segera datang nomprok Dhanu dengan posisi tangan terkepal, sambil berseru, “MojoJojo, awas! Aku Powerpuff!” Terus dua2nya terpingkal2 sampe terguling2 merosot dari bangku ke lantai, lalu mengulangi adegan yg sama.

Bayangin aja kalo 3 jam diisi hal yg sama, yg tentu saja diselingi kecelakaan2 kecil seperti jatuh kepeleset atau kesandung, kepentok kursi, kebentur kaca, dan sejenisnya.  ‘Untung’ boarding room-nya makin penuh (karena banyaknya pesawat yg terpaksa delayed gara2 cuaca buruk), jadi ruang gerak mereka makin terbatas. Sehingga huru-haranya tidak berlangsung terlalu lama.

SEJAK KAPAN…?
Sabtu malam, ada acara serah-serahan di rumah Ayu. Nggak terlalu formal sih, jadi asik aja saya sama Tiyas ngerubutin Ayu yg duduk di depan kipas angin (sebenernya sih nebeng kipas anginnya juga), tentunya sambil gunjing sana-sini.. heheh.. Setelah upacara2 berakhir, tiba waktunya makan, tapi kami menunggu dengan sabar sampai sebagian besar tamu2 ngantri di buffet. Setelah agak kosong, baru deh saya dan Tiyas maju ikutan ngantri.
Ketika sedang nunggu dapet giliran ngambil piring, tau2 ada orang nanya ke saya, “Mbak, sejak kapan ya Mbak ini jadi gemuk begini?”. Begitu ditengok (ibu2 gitu deh), cepat2 si penanya melanjutkan, “Saya nanya juga karena saya jadi gemuk begini, nggak turun-turun”. Padahal menurut standar ibu2 seumurnya, ibu ini sebenernya nggak gemuk2 amat kok. Saya kesel sih enggak, lha emang kenyataannya gemuk. Tapi masa nanya begitu ke orang yang nggak dikenal sama sekali?! Emangnya semua orang gemuk sesabar saya?
Sambil menyunggingkan senyum tidak sempurna, saya jawab kurang lebih gini, “Sejak kecil saya memang nggak pernah kurus, dan sejak lahiran anak kedua memang belum berhasil kembali ke berat semula”. Terus dia ngomong lagi, tapi nggak penting dan sangat standar jadi nggak usah dibahas.
Belakangan, pas cerita ke Ayu dan nanya siapa sebenernya ibu itu, ternyata dia adalah ketua panitia acara nikahannya Ayu, masih kerabat dari bapaknya Ayu. Eyalah.. makanya dia merasa langsung bisa SKSD kali ya..
 
Kejadian lain2 nggak terlalu spesial, seperti rame2 ngedorong mobil di parkiran tackshop-nya temen di pinggiran Salatiga, jalan kaki sampe nyasar2 abis di Semarang, dan sebuah penemuan bahwa kepopuleran Toko Oen sudah merosot tajam (orang Semarang di jalan nggak ada yg tau!)… Nggak usah diceritain ya? Hehe…
 
Now, back to work!

Foto: Lindri dan Dhanu di Havana Tackshop, Salatiga (ini Sabtu pagi, kaos kaki Tigger masih lengkap).