Sunday, May 27, 2007

[berita] Telah terbit: Jogja 5,9 Skala Richter

Kontributor: Anto Garang, Azisa Noor, Alfarobi, Asnar Zacky, Beng Rahadian, Budiono, Devia, Diyan Bijac, Endik Koeswoyo, F Agung, Ganjar W, Hanree, Herjaka, Injun, Mario Diaz, Man, Motulz, Nana Twins, Iput-Oyas, Ones, Rudi GM & Tita

Design, Layout & Editorial: Akademi Samali
Penerbit: Aruskata (2007)

Cover: Art Paper (F/C)
Isi: 104 halaman (puisi, komik dan artikel)
Harga: Rp.30,000;
Pemesanan:
bangwin@yahoo.com  
http://toko.bangwinet.com/


Buku komik ini adalah kompilasi karya-karya komik dalam rangka mengenang musibah gempa bumi Yogyakarta, 27 Mei 2006 lalu. Menurut rencana akan diterbitkan oleh Akademi Samali bertepatan dengan
peringatan satu tahun. Tercatat ada 18 judul komik yang terangkum disini. Kisah yang diutarakan dalam setiap judul sangat bervariasi, namun benang merahnya tetap terjaga.

Simaklah "Keberanian, Harapan, Cita-cita" karya Mario Diaz yang mengkisahkan seorang gadis cilik yang merenung nyaris putus harapan. Berterima kasihlah ia kepada boneka beruang nya yang memberikannya semangat untuk tetap menggapai cita-cita. Ada pula "Pak Gempa" karya Endik Koeswoyo dan Diyan Bijac dengan tokoh utama bernama Bapak Gempa Melanda Hadiningrat. Narasi yang disampaikan pak Gempa seakan menjadi refleksi suara hati para korban. Hanya dalam sesaat ia kehilangan rumah dan (mungkin) sebagian anggota keluarganya. Secara cerdik pembaca diajak melihat pengalaman sehari-hari para korban. Katakanlah kesulitan mendapatkan bahan pangan dan sandang, karena harus melengkapi ketentuan administrasi.

"Namaku Tini" dipersembahkan oleh Anto Garang dengan ilustrasi yang sangat realis. Seorang gadis cilik menyesali sikap manja dan merajuk kepada kedua orang tuanya. Tanpa disadari ia berdo'a kepada Tuhan agar ia dapat pergi meninggalkan ayah ibunya. Beberapa jam kemudian musibah datang dan kini ia sebatang kara, menyesali bahwa apa yang ia harapkan menjadi kenyataan. Nampak pula "Asa" karya Aziza Noor dengan gaya ilustrasinya yang khas, namun kini tanpa kata. Empat halaman penuh gambar tanpa teks sudah cukup menyampaikan pesan.

Zacky secara cerdas mampu merangkaikan kata-kata dan gambar pada "Suatu Saat di Jogja". Sulitnya bantuan menjangkau wilayah terpencil, atau para pejabat, artis atau anggota partai yang berbondong-bondong menyerahkan bantuan sambil direkam kamera TV. Sedikit berbeda dengan Anto Motulz dalam "Tragedi di Sebuah Jembatan" yang mengambil kisah sempalan pengalaman para pengemudi truk bantuan kemanusiaan. Peristiwa nyaris celakanya para pengemudi bersama truk saat jembatan roboh adalah salah satu contoh peristiwa yang dapat saja terjadi saat itu.

Komik yang membuat kita membaca ulang beberapa kali mungkin hanya "Tidur Panjang" karya Beng Rahadian. Rangkaian gambar surealis tanpa teks nampak sangat sulit dicerna para awalnya. Namun perlahan pembaca dapat merasuk ke dalam pesan yang ingin disampaikan. Selain mereka semua, masih ada pula karya Mansjur Daman, Injun, Tita, dan
lain sebagainya.

Tak banyak komik bertema memoir di Indonesia, termasuk dengan tema musibah bencana alam. Apa yang dilakukan para komikus ini patut mendapat pujian. Sebuah rasa simpati kepada saudara kita yang tertimpa musibah dapat direfleksikan dalam berbagai rupa. Disini kita menyaksikan bahwa sebuah (kompilasi) komik juga dapat berbuat banyak untuk memberikan semangat hidup kepada para korban.

suryo (komikindonesia.com)


Seno Gumira Ajidarma (Sastrawan):
"....Saya kira, meski tak saya sebutkan, semua penggubah dalam buku ini telah
memberikan kontribusi makna yang tidak dapat diabaikan: Bahwa cerita grafis
lebih dari mampu menggugah jiwa manusia. Saya berpendapat bahwa komik Indonesia
bisa mendapatkan tanggapan bermakna, hanya jika memasuki wilayah dengan makna
yang paling ketat perjuangan ideologis dalam pembebanan maknanya�yakni masuk ke
tengah-tengah persoalan dunia nyata. Maka, bagaimanapun bentuknya, memasuki
wilayah tematik gempa merupakan langkah yang penting bagi komik Indonesia"

Butet Kartaredjasa (Presiden Republik Mimpi):
"Kekuatan sihir juga bisa muncul dari sebuah komik, maka komik ini pun menjadi
sebuah sihir yang menggedor kesadaran kemanusiaan kita"

Surjorimba (komikindonesia.com):
"...Saat menutup lembar terakhir, kita akan sadar bahwa gambar yang bercerita
dapat menyampaikan sejuta pesan"

1 comment: