
Minggu lalu, waktu sedang membayar
American Born Chinese di Lambiek, mata yg gak tahan kelayapan di toko ini tertumbuk ke salah satu majalah (
Stripgids) dengan judul2 artikel yg menarik (dan tulisan
GRATIS di sudut kanan atas! hahaha). Salah satunya judul artikelnya adalah ttg peringatan 100 th Hergé; lumayan utk menambah semangat belajar bahasa Belanda! Berikut rangkuman bebas dari artikel tsb, yg berjudul
Het Kuifje van Gwyneth Paltrow: Hergé en zijn nalatenschap (
Tintin-nya Gwyneth Paltrow: Hergé dan warisannya), oleh Toon Horsten.
Tahun 2007 nanti, Hergé akan berusia 100 tahun. Sehubungan dengan itu, Stripgids dalam artikel ini mempertanyakan warisan Hergé: Jadi atau tidak museum yg pernah diumumkan dulu? Gimana ceritanya dengan film Tintin-nya Spielberg? Kenapa lama sekali menembus Amerika? Dan apakah akan diteruskan?
Tanpa meninggalkan seorang anak pun, ketika meninggal di th 1983 (diduga karena virus HIV yg belum dikenal, melalui transfusi darah),
Hergé (
Georges Remi) meninggalkan seluruh warisannya kepada istri keduanya,
Fanny Vlaminck. Tak lama setelah itu, Fanny Vlaminck mendirikan
Foundation Hergé. Ia menjadi presiden yayasan tsb., namun mempercayakan seluruh aktivitasnya pada para personel yayasan tsb. Menurutnya, suaminya yg sekarang (
Nick Rodwell), dengan sepenuh hati menjalankan bisnis ini.
Foundation Hergé berdiri pada tahun 1986 dan terlihat sangat sibuk mengurusi peninggalan Hergé, dengan
sister company Moulinsart yg mengurus hal2 komersil. Dengan segera terdengar keputusan mereka.
Bob De Moor, pemagang utama Hergé, dilarang melanjutkan
Kuifje en de Alfakunst. Sehingga
Kuifje en de Picaros tetap akan menjadi album terakhir Tintin.
Fanny Roddel-Flamminck, istri kedua Hergé (foto Bart Van der Moeren)KontrolKontrol dan pembatasan2 yg dikeluarkan oleh Moulinsart dan Foundation sangat membuat marah para penggemar, atau
Tintinofilia. Mereka dengan ketat mengawasi kreasi Hergé, dan ini bukan hanya omong kosong. Misalkan, ketika
Gazet van Antwerpen menampilkan resensi biografi Hergé oleh
Pierre Assouline dengan ilustrasi beberapa gambar dari album Tintin, koran tsb segera menerima tagihan sebesar 200.000 frank (5.000 Euro).
Tahun 1999, ketika peringatan Tintin ke-70, seorang wartawan
RTBF,
Hugues Dayez, membuka semuanya dalam bukunya
Tintin et les héritiers. Chronique de l'aprés-Hergé. Kesimpulan Dayes pada buku tsb adalah: sejak meninggalnya Hergé, para pewarisnya terus menumpuk masalah dan tidak membuat kenangan yg baik terhadap Hergé. Koran mingguan
Kuifje dan rekannya yg berbahasa Perancis
Tintin lenyap;
merchandising terlalu mahal; pertengkaran dan perbedaan pendapat dengan teman2 Hergé dan Tintin makin tajam; ... Gambaran yg diajukan Dayes hanya sedikit yg positif, sebuah harga yg harus dibayar oleh Nick Rodwell, suami kedua Fanny Vlaminck yg adalah delegasi pelaksana dari Foundation Hergé dan Moulinsart.
Sejak itu, Foundation melonggarkan cengkeramannya. Kerjasama dengan koran dan majalah dalam dan luar negri makin melebar (
Gazet van Antwerpen dan koran saudaranya
Het Belang van Limburg bahkan kini dapat memenuhi koran2 mereka dengan ilustrasi dari album2 Tintin tanpa sama sekali dipungut bayaran), komunikasi mereka dalam beberapa tahun belakangan ini lebih terbuka dan lebih konstruktif dari sebelumnya.
Pusat perhatianSalah satu lanjutan yg ditunggu2 dari peninggalan Hergé adalah pembukaan museum Tintin. Telah bertahun2 direncakanan dan dirancang di Brussels, tapi pembicaraan berkepanjangan tidak menghasilkan tanda2 baru. Akhirnya Foundation mengumumkan bahwa proses penyelesaian museum yg berlokasi di kota pelajar
Louvain-La-Neuve, area
Ottignies, akan dipercepat. Rencananya pembukaan museum ini akan dipaskan dengan peringatan seabadnya Hergé, namun baru akan selesai th 2009. Realisasi proyek ini bernilai 2 juta Euro, yg 80%-nya ditanggung oleh pemerintah daerah Waal.
Sepertinya museum ini benar2 akan diwujudkan. Pada bulan Mei lalu telah berlangsung pertemuan pertama dengan para pengembangnya; menteri turisme Waal,
Benoit Lutgen menyatakan semua yg berkaitan dgn museum tsb sedang dipercepat. "ini adalah proyek yg penting utk kami", katanya, Museum ini akan menjadi pusat perhatian bagi area Ottignies, penting utk Wallonia, untuk Belgia dan juga utk Eropa. Sehingga saya secara pribadi turun tangan demi kelancaran administratif proyek ini".
Klasifikasi pertama utk museum ini sedang disusun oleh
Philippe Goddin dari Foundation Hergé,
Thierry Groensteen mantan direktur museum komik di Angouleme, dan seniman Clear Line dari Belanda
Joost Swarte. Desain yg dibuat Swarte utk de Toneelschuur di Haarlem (Belanda) sangat mengagumkan, sehingga teknisnya dilanjutkan dan direalisasikan oleh para arsitek dan insinyur menurut gambarnya tsb. Mungkin berkat gabungan karya antara komik-arsitektur ini lah Foundation Hergé mengajak Swarte dalam tim pengembang. Arsitek utk museum Tintin adalah
Christian de Portzamparc.
Hergé ketika mengunjungi museum lilin Grévin di Paris pada th 1960 (copyright Hergé/Moulinsart/Michel Roi 2006)AmerikaPenjualan album Tintin di Amerika selalu berskala kecil2an. Meskipun tidak pasti, ada berbagai penjelasan dari penyebab situasi ini. Memang ada pengaruh Hergé pada komikus Amerika, namun tidak terlalu nyata. "Saya selalu kaget akan sakralnya kekaguman pada Tintin di Eropa," kata
Daniel Clowes, pencipta
Ghost World. "Saya pecinta buku, dan mengagumi karya Hergé, tapi karena di masa remaja saya tidak pernah punya album Tintin, saya juga tidak memelihara budaya populer, nostalgia mendalam yg berpengaruh pada karya."
"Tintin pada dasarnya terlalu aseksual untuk meraih sukses di Amerika", ujar
Chris Ware yg terkenal dengan
Jimmy Corrigan. "Dalam kisah2 Hergé hampir tidak ada perempuan, dan didominasi oleh rasa tanggung jawab dan penghargaan yang terkait dengan karakter Amerika; atau paling tidak demikian anggapan seorang anak laki2 9 tahun yg sedang tumbuh dan maunya membakar2 barang dan dibesarkan oleh banyak cerita2 bertema kekerasan. Saya sendiri tidak pernah yakin apakah ada tokoh yg mirip Tintin dalam budaya Amerika. Saya pernah membaca beberapa fragmen dari Tintin dalam majalah yg dilangganankan oleh ibu saya ketika saya masih kecil, dan saya anggap kisah itu sangat, sangat aneh; saya sama sekali tidak suka. Dapat segera kita lihat bahwa kisah itu 'aman', dan ini langsung membuat saya menolaknya, karena sepertinya tidak ada hubungannya dengan dunia orang dewasa, di mana kekuatan super dan pemberantasan kejahatan terjadi sehari2. (Sekarang ini tentu saja saya sangat suka Tintin.)"
"Mungkin ini ada hubungannya dengan karakter bangsa", demikian
Seth, komikus Kanada. "Amerika dan Perancis atau Belgia adalah tempat yg berbeda dan saya kira media populer dari dua budaya yg berbeda ini mencerminkan karakter kedua negri ini. Amerika (pada akhirnya) mengambil pahlawan super sebagai idola (role model), yg sepertinya memainkan peran serupa dengan Tintin di dunia. Perbedaan antara Tintin dan Superman ternyata menampilkan persamaan2 yg menarik, dan saya kira hal ini menampilkan dengan jelas bagaimana orang Amerika dan orang Eropa memandang dirinya masing2. Saya kira adalah bukan kebetulan bahwa dua icon ini sangat populer di tahun 30an dan selama Perang Dunia II. Saya tidak akan merepotkanmu dengan sebuah essay ttg apa yg dibela oleh dua tokoh ini. Hal itu sudah cukup jelas, menurut saya".
E.T.Gebrakan ke pasar Amerika mungkin dapat terlaksana bila film Tintin oleh
Steven Spielberg benar2 terwujud. Spielberg mengenal Tintin sejak th 80an melalui
Melissa Matheson, pembuat skenario E.T. yg saat itu masih bersuamikan
Harrison Ford. Spielberg langsung tertarik pada tokoh utama dan karakter2 pendukungnya.
Dreamworks, rumah produksi Spielberg, telah mengurus hak pembuatan filmnya dengan Hergé. Spielberg merencanakan sebuah trilogi, di mana pada awalnya tersebut nama
Francois Truffaut sebagai sutradaranya. Belakangan posisi tsb jatuh ke
Roman Polanski, yg telah menggarap naskah dari album Tintin
Tongkat Raja Ottokar selama bbrp bulan.
Namun dengan meninggalnya Hergé, proyek ini terpaksa tertunda. Spielberg telah mengantungi hak pembuatan film ini sejak 1987, tapi membiarkannya terbengkalai selama ini sehingga sepertinya tak akan terwujud. Akhirnya pada th 2002 yg lalu, skenario diperbarui dan Moulinsart dan Dreamworks menanda-tangani perjanjian kerjasama. Bulan Februari 2003,
Le Soir bahkan mengumumkan bahwa para pemeran telah mulai dipilih. Spielberg mempertimbangkan
Gwyneth Partlow utk memerankan si wartawan berjambul. Utk Kapten Haddock:
Richard Gere, diva opera Bianca Castafiore:
Courtney Love. Demikian menurut
Le Soir. Namun sejak itu tidak ada lagi kabar dari pihak Spielberg.
Nick Rodwell hingga sekarang masih sangat berharap bahwa Spielberg tetap akan membuat film Tintin. Mungkin tidak sebagai sutradara, namun sebagai produser. "Ini adalah proyek yg tertidur selama 25 tahun", katanya ketika ditanya. "Sementara ini sinopsis dan versi pertama dari skenarionya telah disetujui. Kami harap Desember ini membawa beberapa keputusan. Saya bertekad memastikan apakah proyek ini akan dilanjutkan atau tidak".
Ilustrasi: Ulf K., copyright Ulf K., 2006Selanjutnya, artikel ini meliput ttg karya Hergé sebagai seniman (di luar album Tintin), dan festival2 dan pameran2 yg berkenaan dengan Hergé dan Tintin. Kutipan dari Chris Ware, Daniel Clowes dan Seth diambil dari seri wawancara yg mendahului peluncuran
Tintin et Moi di Amerika. Di sisi artikel terdapat sebuah boks berisi daftar buku2 ttg Hergé dan rekomendasinya masing2 (dalam jumlah bintang), demikian:
HARUS DIBACA
Hergé. Biografie - Pierre Assouline, Meulenhoff-Kritak (***)
Tintin et les héritiers: Chronique de l'aprés-Hergé - Hugues Dayes, Luc Pire (***)
Hergé: Chronologie d'une oeuvre - Phillipe Goddin, Moulinsart (lima dari tujuh seri telah terbit) (****)
De Wereld van Hergé - Benoit Peeters, Casterman (****)
Hergé. Zoon van Kuifje - Benoit Peeters, Atlas (*****)
Tintin et moi - Numa Sadoul, Flammarion (****)
De avonturen van Hergé - Stanislas-Bocquet-Fromental, Oog & Blik/De Harmonie (biografi berbentuk komik) (***)
Essay RG - Huib van Opstal, Delange (****)
JANGAN DIBACA
Hergé Autrement - Stéphane Steeman, Luc Pire (o)