Sunday, November 19, 2006

Ngejar-ngejar Sinterklaas




Tadi siang kita keluar rumah bawa anak2 ke jembatan sungai Amstel utk menyambut Sinterklaas. Berangkat sekitar jam sebelas dari rumah naik sepeda, parkir di jembatan Mauritskade yg sudah rame dengan orang tua, anak2, dan Piet Hitam yg mondar mandir ngasih salam ke anak2. Bagian tengah pagar jembatan yg menghadap ke arah Selatan sungai Amstel (dari mana rombongan Sinterklaas bakal muncul) udah penuh manusia, jadi kita bisanya nempel ke pager jembatan yg agak pinggir. Sungai Amstel itu lebar sekali, jadi dari sudut mana pun pasti keliatan.

Photobucket - Video and Image Hosting

Pas kita dateng, ternyata rombongan pertama mulai keliatan. Kapal berisi Piet Hitam melaju ke arah kolong jembatan, sementara para penumpangnya melambai2 ke arah orang2 di atas jembatan. Makin lama jumlah kapal makin banyak, sampai menuh2in sungai. Banyak kapal berpenumpang Piet Hitam, ada yg berhias balon2, main musik, nyanyi2, dsb. Cuaca yg dingin-lembab nggak pengaruh ke keriaan anak2 dan para Piet Hitam yg joget2 terus. Selain kapal2 Piet Hitam, ada kapal2 dan sekoci2 yg lebih kecil, isinya keluarga dan anak2 yg ikut meramaikan pelayaran sepanjang sungai Amstel ini.
Kapal uap Sinterklaas datang! Di kejauhan terlihat jembatan Nieuwe Amstel terbuka, rombongan kapal di sungai makin padat. Ada kapal polisi mendahului, disusul kapal2 polisi yg lebih kecil, lalu kapal2 Piet Hitam lagi.. lalu kapal uap besar! Mendekati jembatan, si kapal uap memamerkan suaranya sambil mengepulkan uap putih.. TOOOOOAAAAT..

Photobucket - Video and Image Hosting

Jembatan tempat kita berdiri pun siap2 dibuka supaya kapal uap itu bisa lewat. Orang2 menyingkir ke pinggir jembatan sambil terus melambai2 ke arah Sinterklaas dan para Piet Hitam. Ini yg pertama kalinya buat Lindri, jadi dia excited banget melambai2 terus sambil senyum2. Dhanu ekspresinya lebih serius dan dia lebih suka cari2 detail (Piet yg itu punya terompet! Ada Sinterklaas kecil!). Iya, banyak anak2 kecil yg ikutan nunggu Sinterklaas itu pada pakai kostum Piet Hitam atau Sinterklaas, lengkap setopi2nya.

Rombongan kapal lewat jembatan Mauritskade, sambil sekali lagi membunyikan peluit dan menyembur uap, sementara jembatan setelah Mauritskade (Hoge Sluis) mulai terbuka utk memberi jalan lanjutan buat konvoi air ini. Kita langsung ke sepeda, mbuka kunci2nya lalu naikin anak2 lagi sambil nunggu jembatan Mauritskade nutup lagi. Terus kebut sepeda ke arah Nieuwe Herengracht, di mana kita bisa menghadang rombongan itu lagi. Banyak orang lain berencana spt kita, jadi para orang tua yg naikin anak2nya ke sepeda atau bakfiets (sepeda-becak) juga pada buru2 ke arah situ. Sampai di Nieuwe Herengracht, sudah banyak juga orang di sepanjang kanal itu, tapi rombongan Sinterklaas belum lewat.
Segera parkir sepeda, lalu kita bergabung dengan orang2 di pinggir kanal. Kanal ini tentunya lebih sempit dari sungai Amstel, makanya kapal2 yg tadi mendahului kapal uap Sinterklaas harus satu persatu melewati jembatan mungil. Dari dekat begini, anak2 bisa lebih jelas melihat isi kapal2 yg tadi lewat sungai Amstel. Satu kapal penuh Piet Hitam yg main musik, satu kapal sekeluarga sambil piknik, satu kapal polisi, dua kapal Piet Hitam pura2 tabrakan, dst.

Photobucket - Video and Image Hosting

Ketika musik makin rame dan nyanyian mulai kenceng, berarti kapal uap makin mendekat. Jembatan mungil mulai terbuka, lalu kapal polisi besar tadi lewat lagi. Kapal2 polisi yg lebih kecil sibuk mengatur jalannya kapal2 kecil lain. Kapal Piet Hitam lagi, lalu si kapal uap! Lindri dan Dhanu masih aja terkesima, sampe lupa melambai2kan tangan. Tapi tampangnya pada penuh kekaguman semua. Pandangan mata mengikuti iring2an kapal2 dari jembatan mungil, terus mengikuti kanal menuju arah Timur (lewat Hortus Botanicus) menuju Scheepvaartmuseum (Museum Maritim) Amsterdam. Di sana Sinterklaas akan turun dari kapal, disambut oleh walikota Amsterdam, sebelum melanjutkan perjalanan keliling kota dengan kuda. Habis melambai di Nieuwe Herengracht kita nyepeda pulang; waktu itu sekitar jam 1 siang.

Sampai rumah, semua lapar, apalagi habis nyepeda dan berdingin2 di luar. Aku bikin lentilsoup (tapi terus diambil Dhanu jadi bikin pumpkin soup juga), makan roti pakai paté, lalu ngomputer sebentar. Lindri mestinya tidur, tp dia nggak mau.. akhirnya dia sama Dhanu nonton TV aja sehabis makan siang. Syb bilang, jam 3 sore Sinterklaas bakal tiba di Leidseplein, jadi bisa kita hadang di Wetering Plantsoen sekitar jam setengah tiga. Ini deket banget dari rumah, bunderan di antara Ferdinand Bolstraat dan Vijzelstraat yg kelihatan dari Heineken Museum (cuma keclek satu kanal, Singel gracht).
Sekitar jam 2 siang, anak2 dibungkus2 lagi pakai jaket, scarf dan boots. Kali ini pakai sarung tangan juga, sebab cuaca mendingin. Malah sebelum kita keluar, sempet gerimis rata sebentar. Untungnya segera berhenti dan matahari malah mulai bersinar pas kita keluar rumah, naik sepeda. Kita nyepeda ke arah Stadhouderskade, terus nyebrang Singel gracht, sampai di bunderan Wetering Plantsoen dan parkir di situ. Jalan2 tram dan mobil sudah di-blok supaya orang2 dan pejalan kaki bisa bebas berkeliaran. Daerah di dekat halte tram sudah penuh orang, jadi kita jalan kaki ke arah Vijzelstraat, cari tempat yg agak kosong.

Photobucket - Video and Image Hosting

Lumayan rame juga, banyak anak2 main2 di jalur tram sambil nunggu Sinterklaas. Ada beberapa polisi berjaga2, dan Piet Hitam yg berkeliaran - ada juga gabungan keduanya: Piet Hitam yg bertugas jadi polisi pengaman (atau sebaliknya, polisi yg pake baju Piet Hitam), pakai kostum Piet Hitam dengan rompi polisi tp tulisannya "Pietzie", bukan "Politzie".
Mendekati jam setengah tiga, rombongan pertama datang. Orang2 dan anak2 mulai tertib jejer lagi mepet pagar. Awal2 ada grup marching band, main musik dan berkonfigurasi sepanjang jalan; kostumnya belang2 item-putih. Diikuti beberapa marching band lain, yg semua anggotanya berdandan spt Piet Hitam. Dari awal sampai akhir ini banyak sekali Piet Hitam berjalan kaki, bagi2 pepernoot & snoep ke anak2 di pinggir jalan. Juga bagi2 balon dan bendera. Mereka suka iseng juga, jadi tudung jaket Dhanu diem2 terisi banyak pepernoot, saku celana Lindri juga tau2 penuh pepernoot. Abis kalo ditawarin, anak2 ini ngambilnya dikit, Lindri cuma ngambil satu butir pepernoot saben disodorin segenggam, dan Dhanu selalu malu2 nadahin tangannya. Padahal anak2 kecil lain di sekitar kita pada bawa tas plastik besar, standar buat belanja di Dirk atau Albert Heijn! Hahaha..

Photobucket - Video and Image Hosting

Habis marching band, banyak lagi mobil2 yg lewat, terutama mobil2 hias. Ada yg bertema jaman batu dengan mammoth, kaisar Roma, mobil musik. meriam raksasa (yg menembakkan permen), dll. Ada badut, Piet Hitam yg naik unicycle, otopet, dll. Akhirnya rombongan Sinterklaas mendekat. Diawali dengan konvoi Piet Hitam berkuda. Kudanya macem2, tapi semuanya bersih dan gagah, meskipun jenis yg kecil. Rombongan kuda ini sempet berhenti sebentar di depan kita, sebab belakangnya (kuda Sinterklaas) masih ketahan. Pas depan kita kuda Flemmish plough horse, yg rambutnya lebat sampe kaki2nya spt pake boots tebal berbulu2. Sayang film di kameraku udah abis (huhhh).
Setelah rombongan kuda2 ramah ini, kuda putih yg ditunggangi Sinterklaas lewat, Sinterklaas sibuk melambai2 dan kadang2 menyalami anak2 di pinggir jalan. Setelah Sinterklaas lewat, rombongan Piet HItam yg menunggangi kuda tinggi hitam (Frisian horse yg gagahnya minta ampun) menutup seluruh iring2an.


Photobucket - Video and Image Hosting

Selewatnya mereka, kita (dan orang2 lain) mulai bubaran. Lindri mulai ngantuk tapi masih senyum2 sendiri sambil bawa bendera. Dhanu sibuk menghitung perolehan sore itu (pepernoot dan snoep dari tudung jaket, dari topinya yg ditadahin, dan dari sakunya Syb) Waktu kita jalan menuju tempat sepeda2 diparkir, ada temen Dhanu, Govert, lewat dibonceng ibunya. Kita ngobrol2 sebentar sambil nontonin Sinterklaas dari kejauhan yg masih sibuk melambai2 ke penonton di sekitar Wetering Plantsoen, sebelum belok sepanjang Weteringschans utk menuju Leidseplein. Di situ kita ketemu temen Dhanu satu lagi, Nan, dengan orang tuanya.

Dari situ kita bubaran pulang; Govert ikut kita ke rumah sebab dia mau main dengan Dhanu. Sampe rumah, Lindri langsung minta tidur (sambil tetep menggenggam benderanya). Pas aku ngetik ini, Govert dan Dhanu sedang sibuk membangun2 Duplo sambil narok2 binatang2 mini di atasnya, kompleks rumah2an kayu, rel kereta, dsb (semua mainan itu dicampur, jadi satu koloni). Sekian cerita penghadangan Sinterklaas hari ini. Foto2 yg diambil sendiri akan menyusul (sebab harus cuci-cetak-scan dulu sebelum bisa upload.. :D)

Foto2: ngambil dari Wikipedia dan situs Sint in Amsterdam 2005

45 comments:

  1. sungainya rame bener ya mbak..seneng lihatnya...kapan sungai ciliwung jadi kayak gitu...

    ReplyDelete
  2. Tita, rame juga ya disana :p....kmrn kita terlambat jadi ga liat Sint datengnya en Sintnya ga pake kuda heheh pake mobil :p

    ReplyDelete
  3. Seru banget ya 'Ta...
    *liat kiri kanan cambrai, sepi bener :(*

    ReplyDelete
  4. waaahh seru amet liputannya.....*duh mikir2 pingin ke Netherland juga hihi

    ReplyDelete
  5. aduuuuh senangnya I miss this... so much... harusnya tapi 5 Desember kan ta? Biasanya gua sehari sebelumnya put grasses on both of my boots and some bowl of water for the horses to eat, besok paginya banyak kado kecil kue-kue & coklat... nyamnyam.... hahaha...

    ReplyDelete
  6. sungai ciliwung yo rame kok cak, tapi ramenya lain.. huuu :(

    ReplyDelete
  7. iya nih lumayan, ada hiburan gratis buat anak-anak.. hehe..
    tadi aku juga mampir liat2 foto2 sinterklaas di mp-mu :D

    ReplyDelete
  8. adatnya mungkin beda, di daerah situ nggak ada kebiasaan menyambut sinterklaas?

    ReplyDelete
  9. iya lex, 5 desember itu pas ultahnya, jadi hari-h di mana anak2 dapet kado.
    kalo hari ini adalah (ceritanya) sinterklaas baru dateng dari spanyol (naik kapal uap). jadi mulai hari ini anak2 boleh tarok sepatu dengan sedikit jerami atau wortel atau apel buat makanan kudanya, sampai tgl 5 nanti. paginya wortel hilang, tapi gantinya ada strooigoed (pepernoot & snoep). kadonya ntar ah sekalian tgl 5 aja, repot bungkus2nya :P

    ReplyDelete
  10. Hihihi.... senangnya dhanu & lindri... pasti enak-enak kuehnya... jaman sekarang di Bandung sini sinterklaas sama swarte piet ( eh bener ga nulisnya?) kayanya dah jarang banget deh... sedih... hiks.. gua inget anak-anak suka pada lari kalo mau dikarungin ama piet hitam...hahaha..

    ReplyDelete
  11. akhir2 ini kalo dhanu bandel gak abis2 (dibilangin bbrp kali gak mempan juga), kita bilang, "nanti kalo swarte piet dateng kita minta supaya ngarungin kamu ya, biar dibawa ke spanyol, tuker sama dhanu yg asli. abis dhanu yg ini sptnya bukan dhanu kita yg manis". hahaha.. trus jiper dia..

    tapi jadi dipake ke adiknya, kalo si lindri lagi bandel berulang2, dhanu bilang, "lindri, mungkin kamu perlu dikarungin swarte piet" :P

    ReplyDelete
  12. Ta, kalo Dhanu and Lindri dibonceng naek sepeda, mereka di taro di depan ato di belakang? Foto dong, Ta... pengen liat. Seru jg yach bisa bersepeda kemana2 disono, murah meriah and sehat...

    ReplyDelete
  13. Lindri di bangku depan (setang), Dhanu di bangku belakang.. sepeda bapaknya! Hahaha.. Abis sepeda gue udah butut, gak bisa dipercaya utk bawa anak2. Kira2 begini (meskipun ini foto dari sept 2004, boncengan2nya masih sama)


    *edit to add* tadi gue motret juga syb dan anak2 dengan sepeda, nanti foto ini gue update :D

    ReplyDelete
  14. Paling senang lihat ekspresi anak2 ketika melihat pawai seperti ini. Ketika melihat ekspresi wajah mereka yang begitu terpesona dan bahagia, rasanya rela banget bayar pajak mahal buat pemda bikin acara2 kayak gini. :)

    ReplyDelete
  15. nah iya, enaknya ngebayar pajak di sini tu kerasa manfaatnya (fasilitas umum bagus, pendidikan gratis, jaminan keamanan dan kesehatan jelas, dsb) ..makanya rela dengan segenap hati!

    ReplyDelete
  16. zwarte piet... aaah masa kecilku ...hehehehe

    ReplyDelete
  17. aku belom pernah lho mba, liat pawai sin nick ini :))

    ReplyDelete
  18. ceritanya asik ta, gua serasa ikutan ngeliat, makasih ya.

    ReplyDelete
  19. hihihi...senangnya dhanu dan lindri *colek2 dhanu dan lindri, minta bagi coklat*

    aaaahhh...kudanya ganteng2 yaaaaa...

    ReplyDelete
  20. wuah kuda putihnya keren buanget :)

    ReplyDelete
  21. anak sekarang pinter banget ngomongnya
    sepertinya jaman dulu kita tidak seperti itu =D
    Tita, thank you atas ceritanya. seru yah
    jadi anak-anak dapat kado tgl 5 desember yah bukan 25 desember ?

    ReplyDelete
  22. foto yang paling atas itu, coklat dan biskuit dari HEMA ya ?

    ReplyDelete
  23. Thanks buat reportage-nya, Tita. Baguslah mereka masih mempertahankan tradisi ini - enggak
    'ketimpa' atau 'overshadowed by' Santa Claus yg datang waktu Christmas (apa anak2 jadi dapet kado 2kali, ya?) This is one of the things I miss from Holland !! (or from my youth..??)
    Sinterklaas avond: Pepernootjes, amandel staafjes, taaitaai, chocolade letters...; gekke rijmpjes, flauwe rijmpjes, stomme rijmpjes.

    ReplyDelete
  24. Huaaaa, kalo di kartunin lutu kali yah Ta? Lindri dan Dhanu yg nengok2 terus :))*secara gak langsung nagih kartunnya gitu lho :D*

    ReplyDelete
  25. wah ta, seru bgt, kebayang suasananya pasti seru dan anak2 pasti seneng bgt. gue ampe manggil anak gue untuk liat MP lo, sayangnya dia udah tau klo selama ini, tiap tgl 5 des rupanya gue yg jadi "sinterklaas"nya mereka, hahaha

    ReplyDelete
  26. roel: ayo ceritaaa :)

    modjo: aku juga baru sekali ini lho.. demi anak-anak!

    del: makasih jugaaa

    chic: kamu dicolek2 balik ama anak2 (dan siapa yg tau jari2 mereka bekas dari mana). foto paling atas ngambil dari wiki, bisa jadi dari HEMA atau dari manapun, sebab di mana2 tampangnya ya gitu2 aja dari dulu.

    cusson: kudanya memang nggak ada yg jelek.. dari yg ukuran pony (segede labrador dewasa.. hahaha) sampe yg setinggi mobil van, semuanya bersih dan gagah.. gemesss deh

    amehelena: sama-sama mbak myra. saya juga ketika sampai sini baru tau bahwa sinterklaas itu beda dengan kerstman (father christmas). sinterklaas bawa kado tgl 5 des, kerstman tgl 25 des. waah yg rame sih katalog toko.. haha.. jangankan toko mainan, drugstore pun sampe jadi jualan mainan semua!

    bookshop: emang rencana sih ven.. hihihi.. ini biar nggak lupa gue tulis di jurnal dulu makanya :P

    ReplyDelete
  27. lita: anaklu yg 'calvin' itu ya.. hahaha.. udah gak kena dibuai dongeng!

    ReplyDelete
  28. calvin, hahahaha, bisa aja tuh chica, tp emang bener sih, kelakuan beda2 tipis.
    sebenernya klo gak dibocorin kakaknya sih dia masih asik2 aja terima kado dr sinterklaas. gpp jg sih, jd gue ngirit, dulu2 jd dobel, kado dr sinterklaas, dan kado dr gue pas natal, hihihihihi

    ReplyDelete
  29. hahaha kapan niih..
    bulan2 ini emang jebol2an deh.. bukan cuma sinterklaas dan natal, tp juga ada ulang taun dhanu, ultah gue (ini sih gak terlalu deh :P), ultah mertua, ultah adik ipar, anniversary orang tua gue.. semua nimbrung di desember!

    ReplyDelete
  30. terima kasih juga :) anak2 lebih banyak dapet kado pas tgl 5 des ini. tgl 25-nya nggak terlalu, meskipun kadang2 mereka dapet juga dari oma.

    ReplyDelete
  31. lho? di negoro Londo, Sinterklaas datengnya november ya?

    ReplyDelete
  32. Wuuih.. asik...seneng bener ya Dhanu & Lindri (eh, bapak-ibunya juga sih). Yang seru juga acara lari sana-sininya itu lho, yg utk ngeliat & ngehadang rombongan yg lewat - congrats on your good organizational skills :)) BTW, itu para zwarte piet pake make-upnya mantap yah, gak keliatan kalo dibawahnya putih.. heheh...

    ReplyDelete
  33. porca: iya bert, kan dateng dulu dari spanyol, supaya bisa bagi2 kado pas tgl 5 des-nya. sejak dia datang sampai tgl 5 des itu anak2 taruh sepatu berisi makanan utk kudanya di depan pintu setiap malam. paginya di dalam sepatu bakal ada kue2 kecil dan permen2 manis itu.

    yikk: wah orang tuanya ngintip website sint in amsterdam dulu, biar waktu menghadangnya pas.. hehe.. itu cat muka piet hitam pasti ilangnya juga harus digosok mantap :P

    ReplyDelete
  34. kok zwarte piet nya begitu banyak...
    kuda yg mana yg ditaksir chica?
    seru ya festivalnya... ini advance yah ta...atau memang biasa hold dibulan november ..?
    *nanya mulu* :P

    ReplyDelete
  35. ini ak baru tau mbak, makanya pas ke dordrecht ama breda kemaren ak mikir, kok sinterklaas dah dateng hari ini :D :D, hohoho makasih ya infonya mba :D

    ReplyDelete
  36. ahhh asiknya di belanda... makin kepingin ke sana aja

    ReplyDelete
  37. hari perayaan (ultah) sinterklaas emang selalu tgl 5 desember. tapi sebelumnya kan beliau harus datang dulu 'dari spanyol', jadi penyambutannya selalu di sekitar akhir november begini. di antara hari kedatangan sampai dengan tgl 5 des itu, anak2 taruh sepatu berisi makanan utk kudanya tiap malam, lalu pagi2nya nemu small treats 'dari sinterklaas' sebagai gantinya.

    nanya lagi doong.. ;;)

    ReplyDelete
  38. ayo lah jo.. nunggu apa lagi sih? (nunggu gue udah nggak di sini lagi ya.. hueheheh)

    ReplyDelete
  39. kalo elu pulangnya diundur ke akhir 2007, mungkin bisa ketemu :D

    ReplyDelete
  40. Hmmmm, kebayang dech senengnya. Ta, kok Sinterklas wis metu sich ? Bukannya tanggal 5 Desember ya ? Aku kelingan wkt tgl 5 Des ana Sinterklas mlebu Tram, terus mbagi2 permen nang penumpang. Pasti ora mung Dhanu & Lindri sing seneng. Wong tuane ya seneng to ? Kek-kek-kek. Ibu ngajaki methuk kowe Ta ! He-he-he, tapi aku gak iso lunga.

    ReplyDelete
  41. Pancen wis metu Tik, ben iso disambut terus selama 2 minggu+ iki (nganti tgl 5 des) iso bagi2 kado cilik2 nang seantero Londo. Suk pas tgl 5-ne baru kado gede2 :D Wong tuane repot nyetop cah2 ngemili permen dan ngelingke cah2 sikatan heheheh

    Yo wis suk methuk pas kene arep mulih seko Bandung wae :))

    ReplyDelete
  42. google translation belon ada bhs jawa :((

    ReplyDelete
  43. hahahaha.. berarti ada chance buat bikin jenis baru ini ya :P

    ReplyDelete
  44. Jadi inget masa kecil di Indo. Dec kadang suka takut ketemu Piet hitam. Bkn nya aku nakal, tp aku dulu yah takut gitu kalau liat Piet hitam. Anak2 disini gga tau yg namanya piet disini hy ada santa claus.

    ReplyDelete