Cerita Tintin, Beragam dan Menyenangkan
KUTIPAN itu milik Seno Gumira Ajidarma yang dimuat salah satu surat kabar Indonesia, memuat hasil pemikirannya tentang ideologi dalam komik Tintin. Konflik mengenai tokoh Tintin dan situasi sosial politis yang menyertai lahirnya karakter ciptaan Herge ini, memang sudah merebak sejak puluhan tahun ke belakang.
Lewat cerita yang digoreskan Herge, Tintin memang tak sekadar komik anak-anak yang mempertunjukkan ajang adu otot. Dalam beberapa serinya, sikap Tintin sering terlihat pro dan kontra terhadap sesuatu isu sensitif, yang sedang mengemuka pada masa itu.
Tanpa bermaksud mengemukakan ideologi yang dikandung kisah Tintin dalam kacamata banal, Tintin menjelma menjadi karakter yang teramat mengasyikan untuk ditelaah. Setidaknya, itu yang ditangkap oleh para pecintanya yang tergabung dalam Komunitas Tintin Indonesia.
"Waktu kecil, saya suka Tintin karena ceritanya suka lucu, terus ada petualangan, dan gambarnya enak dilihat," kata Surjorimba Suroto, founder sekaligus koordinator Komunitas Tintin Indonesia, sambil bercerita ihwalnya berkenalan dengan tokoh Tintin dari seorang teman semasa SD yang pernah tinggal di Belanda.
Menurut Suryo, panggilan Surjorimba, kisah petualangan Tintin sangat unik, lantaran bisa dipersepsi secara berbeda oleh pembaca lintas generasi. "Sebenarnya saya tidak terlalu fanatik sama tokoh tertentu, tetapi saya lihat keseluruhan cerita. Yang paling berkesan justru tahun-tahun setelah masa kecil membaca Tintin. Pemahaman setiap kali saya membaca, selalu berubah sesuai usia," kata Suryo.
Keunikan lain yang dikemukakan Suryo, adalah profesi Tintin sebagai wartawan yang detektif (atau detektif yang wartawan?) sehingga memungkinkannya melan-glang buana. "Saat baca Tintin, saya seolah beneran ikut keliling dunia. Kita diajak kenalan dengan budaya Amerika Selatan dan negara-negara lain, ternyata setelah ke sana, apa yang saya lihat sendiri tak jauh berbeda dengan apa yang digambarkan di komik," kata Suryo, yang paling terkesan dengan kemampuan Herge bercerita secara filmis dalam episode "Penculikan Kalkulus".
Pengalaman ikut keliling dunia bersama si wartawan berjambul juga dirasakan kartunis sekaligus dosen jurusan Desain Produk ITB, Tita Larasati. "Dua makhluk ini (Tintin dan Snowy) kayaknya seru aja. Tintin paling tingginya cuma 150 cm, mungil, tetapi bisa ke mana-mana, sampai keliling dunia," kata Tita,
Selain itu, Tita terpikat dengan tokoh Tintin, karena jalinan cerita yang selalu seru, dan dengan ending yang tidak tertebak. "Kalau buku lain kan kadang-kadang kita udah tahu endingnya. Kalau Tintin, aku nebaknya ke mana, enggak taunya ending-nya ke mana," kata Tita, yang mengaku ngefans dengan tokoh Kapten Haddock.
Penokohan Tintin yang diramaikan oleh karakter antagonis, juga membuat Tita setia membaca dan mengoleksi pernak-pernik Tintin. "Ada orang-orang yang menyebalkan, tetapi dia survive terus. Ada juga selingan tokoh, misalnya si kembar yang detektif tetapi tolol, banyak juga kejadian konyol. Buat anak-anak, Tintin itu apealing banget," kata Tita, yang sudah membaca komik Tintin sejak berusia sepuluh tahun.
Dua anggota Komunitas Tintin Indonesia yang lain, Galih dan Suci Damayanti, juga mengemukakan keseruan yang sama. "Aku suka karena ceritanya yang beragam, banyak adegan slapstick, banyak juga yang nyebelin kalau ada Kapten Haddock," kata Galih.
Cerita beragam juga diiyakan Suci. "Selain beragam juga menyenangkan. Jiwa petualang Tintin itu yang membuat cerita ini mengasyikan, seru. Dan ternyata kasusnya juga hidup, masih relevan hingga sekarang," kata mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran ini. (Endah Asih/"PR")***
siapa ya, aku pernah baca sekilas beritnya, ada seseorang yg menghitung berapa kali tintin kena pukul kepalanya, pingsan kena gas, di sekap musuh. hahaha.. lucu deh.. lupa apa itu jadi disertasinya atau apa...
ReplyDeleteyg paling sering tintin "dianiaya" sih tintin di Moskow, gag ada matinya deh tuh, dipukulin lah, kelempar dari mobil lah, dari keretalah hahahaha///
Tintin komik pertama yg gw baca, emang asik...udh gede baru koleksi deh semua komiknya, yg gak punya cuma satu...Tintin in Congo..
ReplyDeleteaku juga penggemar tintin.... sayang udah pada ilang bukunya...
ReplyDeleteada terbitan versi baru, tu.. :)
ReplyDeletewah cari aja 2nd hand-nya di situ (yg masih pake bhs prancis - atau flemmish?), siapa tau ada!
ReplyDeleteyg awal2 agak nggak realistis ya :D belakangan aja (akhirnya) ada tokoh (penjahat) yg beneran bisa tewas!
ReplyDeleteiya kemarin ke toko buku, kalap liat tintin versi baru :)
ReplyDeletetrus, jadi koleksi lagi? :D
ReplyDeleteiya udah siap2x koleksi lagi. tapi syahna lagi kalap koleksi malory towers dan powerpuff girls (versi bunder dan gak bunder :)) )
ReplyDeletewah, enid blyton? hebat! nanti lindri baca punyaku aja lah, yg beli awal2 taun 80an :D
ReplyDeletelindri belom siap ama PPG versi jangkung.. hihi..
iya nih kudu hunting, emang rada susah edisi yg ini pernah jadi polemik.
ReplyDelete