Sunday, July 26, 2009

[klipping] Berburu Pernak-pernik Tintin

Pikiran Rakyat, 26 Juli 2009

Berburu Pernak-pernik Tintin

UNTUK kalangan penikmat dan pencinta, pencarian pernak-pernik yang berhubungan dengan hobi itu selalu menjadi cerita mengasyikkan. Mendapatkan benda yang tak mudah ditemukan sesama penikmat hobi yang lain, menjamin kepuasan tertentu. Layaknya perburuan harta karun dalam sebuah kisah petualangan, pencarian pernak-pernik pun dimulai.

Tita Larasati tergolong beruntung. Saat sedang asyik-asyiknya menggandrungi kisah Tintin, ia menimba ilmu di Universitas Teknologi Delft, Belanda. Kota tempatnya tinggal, tergolong dekat dengan Brussels, kota di mana Museum Tintin berada. Bagi masyarakat Belgia, Tintin adalah tokoh komik kebanggaan.

"Sebenarnya aku bukan termasuk orang yang ngoyo buat ngumpulin merchandise Tintin. Tetapi, sebelum ke Belanda, rumah keluargaku yang di Jln. Kanayakan juga banyak dihiasi poster-poster Tintin. Oleh karena itu, pas tinggal di Belanda dan dekat dengan museumnya, makin senang banget," kata Tita, yang paling mengidolai seri "Rahasia Kapal Unicorn" dari kisah Tintin.

Apalagi, di Amsterdam tempatnya dulu tinggal hingga 2007, hanya berjarak 10 menit dari toko komik tertua di Eropa, Lambiek. "Yang paling asyik, kalau di milis ada postingan tentang barang baru apa, saya langsung cari di sini (Amsterdam). Tetapi, saya enggak terlalu freak-lah kalau dibandingkan dengan anak-anak yang lain," ucapnya tersenyum.

Kemudian Tita mengeluarkan beberapa pernak-pernik Tintin dari dalam ransel hitamnya. Ada gantungan kunci, puzzle, magic box, hingga mobil-mobilan yang disertai dengan sertifikat keaslian (certificate of authenticity). "Kalau sekarang sih enggak mencari dan menghampiri, tetapi dihampiri oleh. Banyak keluarga yang masih tinggal di sana dan masih ngirim oleh-oleh Tintin. Soalnya kalau beli di sini harganya suka bikin sakit hati," kata Tita, sambil memperlihatkan majalah-majalah luar negeri yang beredar dengan khusus meliput seputar Tintin.

Toko yang khusus menjual pernak-pernik khusus Tintin, dikatakan Surjorimba Suroto, pernah ada di Indonesia. Tepatnya di Plaza EX, Jakarta. "Tetapi, sekitar tahun 2005 atau 2006, tokonya tutup, kita jadi susah kalau nyari merchandise Tintin, soalnya enggak ada lagi," ucap Suryo.

Pusat pernak-pernik Tintin, kata Suryo, mayoritas berada di Eropa dan Jepang. Oleh karena itu, ketika ada teman yang bepergian ke negara-negara yang banyak menjual pernak-pernik Tintin, banyak anggota lain yang tak ketinggalan untuk menitip. "Biasanya karena sesama Tintin, teman-teman yang dititipi biasanya membawakan kok, itu juga kalau barangnya ada, tetapi menyenangkan kok," kata Suryo.

Dari seluruh pernak-pernik yang dimilikinya, Suryo menunjuk satu roket mini berwarna merah, yang disebutnya sebagai koleksi kesayangan. Roket ini pernah membawa Tintin dkk. melanglang luar angkasa dalam "Ekspedisi ke Bulan" ("Objective Lune").

"Roket ini saya beli lumayan dekat, di toko buku Kinokuniya di Singapura. Yang membuat ini spesial, barangnya tinggal satu, diskon 20 persen, dan saya belinya dari uang perjalanan karena saya sekalian dinas," ujar Suryo tersenyum. (Endah Asih/"PR")***


2 comments:

  1. Ya, di Kinokuniya Sydney masih banyak lho!

    ReplyDelete
  2. ... jadi inget.. deket Toko Tintin.. jalan kaki 5 menit, ada toko waffle hangat plus topping es grimnya!.. deket juga sama jagonya hot chocolate: Godiva...yummy... Sordun (sorga duniaaa... tintin + waffle + coklat)
    Kalo poster Tintin, mending beli poster exhibitionnya, jauh lbh murah! hihihi..

    ReplyDelete