Saturday, September 30, 2006

24 Hour Comics Day 2006




The 24 Hour Comics Day this year falls on Oct 7th. I was doubting about joining it or not (I even put up a poll at dearinter.net for this.. haha), since I know how busy I am (see my diary about 24 Hour Comics Day from last year here). But I thought it will be my last comics-thing in Holland before I leave for good, and why not have a (great) distraction from my routines once in a while! So people, watch this space next week, when the event starts. I hope I can update my drawings each hour on that day (by the way, I will drop by Lambiek to join the rest, of course, but not to stay a full 24 hours).

My blog entry about the 24 Hour Comics Day 2006: http://esduren.multiply.com/journal/item/120

Indonesians who are interested, you can join this event as well. Some venues have been prepared for this event, so if you happen to be around, just drop by to join or to give support.
East Java: DKV ITS, Despro ITS Gedung R jalan teknik kimia,Surabaya. Phone: 623171049774. Email: dkvits@yahoo.com Start time: 7 AM
Jakarta: Akademi Samali, Jl. Mampang Prapatan XVI no. 28, Jakarta 12760. Phone/Fax: +62 21 7919 8858. Email: tehjahe@yahoo.com Start time: 7 AM
West Java: Pengajian Komik DKV Community, Visual Communication Design Study Program, Faculty of Art and Design, Institut Teknologi Bandung, Jl. ganesha 10, Bandung-West Java, Indonesia. Tel. +62-22-2516567 Start time: 7 AM

Thursday, September 28, 2006

I don't believe in brain drain! (ringkasan dialog 17 sept)



Tulisan ini sebenarnya saya buat utk catatan sendiri, sekaligus bagi2 cerita ke rekan2 pelajar Indonesia di Belanda yg tidak sempat hadir pada acara tsb (melalui milis PPI Amsterdam, msg #2265). Saya pasang di MP ini hanya sebagai arsip.

Photobucket - Video and Image Hosting

Berikut ini adalah ringkasan dari acara dialog dengan Menristek dan Irjen Diknas pada Minggu malam, 17 September 2006 yang lalu di Wisma Duta, Wassenaar. Meskipun baru membaca undangan pada Minggu paginya, saya berniat datang, sebab kabarnya undangan ini diutamakan bagi mereka yg berstatus PNS. Status saya sendiri "CPNS bermasalah", jadi nggak ada salahnya datang - siapa tahu bisa menemukan solusi utk masalah tsb.
Malam itu hadir sekitar 30 mahasiswa/i dari berbagai kota, sebagian besar adalah mereka yg baru tiba di Belanda. Berhubung tulisan ini baru diselesaikan hampir 2 minggu setelah acara tsb berlangsung, mohon maklum bila ada bagian2 yg terlupa. Mudah2an ada teman2 yg bisa menambahkan atau mengoreksi isi tulisan 'iseng2' ini (sebab saya memang bukan notulen acara tsb).

====================================================
"There is no such thing as 'brain drain'. There is only 'brain circulation'!" - demikian ujar Menristek Kusmayanto Kadiman dalam acara dialog dengan para pelajar Indonesia di Belanda, berlokasi di Wisma Duta, Wassenaar. Ucapan tersebut adalah kalimat pertama jawaban beliau ke pertanyaan seorang mahasiswa mengenai cara mengatasi persoalan 'brain drain' yg selama ini sering disebut2 sebagai persoalan minimnya SDM berkualitas di tanah air. Pada intinya, Menristek tidak merisaukan para sarjana Indonesia yang seharusnya segera kembali ke Indonesia setelah selesainya masa studi mereka. Beliau lalu mencontohkan India, yg seperti halnya Indonesia, mengirimkan para pelajarnya ke luar negri pada th 60-70an. Banyak di antara para pelajar India tsb tidak kembali, sementara yg berasal dari Indonesia pulang ke tanah air. Namun para "orang India yg tidak kembali" tsb menjadi pembuka jalan bagi generasi2 berikutnya utk berkarya di negri keduanya tsb. Kesimpulannya, Menristek mengungkapkan bahwa tidak perlu meragukan rasa nasionalisme bila memilih utk menetap di luar negri.

Pertanyaan lain utk Menristek berkenaan dengan kebijakan mengenai akses mudah dan murah bagi masyarakat tidak mampu ke (contoh dari penanya) medical technology, termasuk obat2an, terutama yg bersifat lisensi dan harganya termasuk mahal. Sebab Indonesia bukan produser, melainkan hanya 'tukang' membuat obat, sementara hak cipta dan formulanya dipegang pihak luar. Entah bagaimana, fokus pembicaraan bergeser dari masalah "pasal" ke masalah "lisensi", "paten", dan "transfer teknologi". Sehingga jawaban Menristek pun hampir tidak bersentuhan dengan masalah "pasal pada UU" tsb. Ujar beliau, "Transfer teknologi itu bahasa politik, jangan harap benar2 terjadi. Mereka akan simpan formula teknologi mereka baik2. Yang harus kita lakukan adalah merebutnya!". Lanjutnya, "Utk bisa merebut teknologi itu, ada tiga caranya: be rich, be strong, be smart! Kaya, jelas kita enggak.. kita juga belum sekuat Amerika, misalkan.. jadi, jalan satu2nya adalah, kita harus cerdas! Ya lewat Anda-anda ini, yg harus pintar-pintar 'merampok' teknologi maju utk diterapkan di Indonesia!"

Pertanyaan lain, dari saya, adalah juga utk pihak Belanda yg juga hadir malam itu (kl tidak salah, dari KNAW), yg menjalin kerja sama dengan Indonesia dengan (antara lain) memberikan beasiswa: mengapa hampir tidak ada perguruan tinggi desain di Belanda yg tertera dalam daftar sekolah yg kebagian program beasiswa.
Jawaban dari pihak Belanda jelas, bahwa tentunya mereka tidak bisa memasukkan semua disiplin ilmu ke dalam program mereka. Program pendidikan dan penelitian yang terseleksi adalah yg termasuk dalam agenda strategi pembangunan kedua belah pihak (Belanda dan Indonesia). Menristek menambahkan, mungkin dalam melamar beasiswa utk bidang industrial design, ajukan bahwa proposal penelitian ini mencakup hal2 berikut: menggali dan memberdayakan potensi lokal (mis. budaya dan SDM), meningkatkan ekonomi pada tingkat masyarakat menengah ke bawah (mis. home industry). Dengan menitik-beratkan pada hal2 tsb, peluang utk mendapatkan beasiswa ke perguruan tinggi yg diinginkan di Belanda.

Ada satu lagi pertanyaan, berkenaan dengan kontrak kerja PNS yg bekerja sebagai dosen (dengan syarat, begitu kembali, harus memenuhi masa kerja selama [2n+1] di perguruan tinggi tempatnya mengajar) dan hubungannya dengan pendapat Menristek sebelumnya bahwa "tidak apa2 utk menetap di luar negri". Intinya, bagaimana mengatasi hal tsb, sebab SDM perguruan tinggi di Indonesia masih sangat diperlukan di kampusnya. Hal ini biasanya karena si PNS ditarik menjadi staf di perguruan tinggi di luar negri atau bekerja di perusahaan (asing) yg mensponsori studinya.
Menristek mengusulkan utk membuat MoU antar rektor perguruan2 tinggi terkait (pihak Indonesia dan luar negri), juga (bila ada) dengan perusahaan yg mensponsori masa studi PNS ybs. Isi MoU antara lain, misalkan, menyatakan bahwa ybs dipersilakan meneliti atau bekerja paruh waktu di universitas atau perusahaan terkait, sambil tetap mempertahankan statusnya sbg dosen dan tetap mengajar di perguruan tingginya di Indonesia. Sehingga, bila ybs benar2 tidak pulang, yg bertanggung jawab adalah sang rektor. Demikian yg dilakukan Menristek kala masih menjabat sebagai rektor di ITB.

Photobucket - Video and Image Hosting

Setelah sesi tanya-jawab dengan Menristek usai, para hadirin dipersilakan makan malam. Selanjutnya, terdapat acara tanya-jawab dengan Irjen Diknas. Sebelum berlangsung acara tanya-jawab, Irjen pada intinya menghimbau agar PNS yang studi ke luar negri sebagai masa tugas segera kembali ke Indonesia segera setelah masa tugas tsb berakhir. Kaitannya adalah dengan Badan Keuangan yg terus memantau pengeluaran mereka utk Diknas, terutama soal gaji dasar yg tetap dibayarkan ke para PNS yg sedang melaksanakan tugas belajar di luar Indonesia.

Pertanyaan pertama berhubungan dengan himbauan Irjen: bahwa terdapat masalah ketika kontrak beasiswa hanya diberikan sepanjang 3 tahun, sedangkan masa studi itu sendiri (utk tingkat doktoral) biasanya hingga 4 tahun. Yang terjadi adalah, banyak PNS yg terpaksa kembali ke Indonesia sebelum berhasil mendapat gelar Doktor; bukan karena tidak mampu secara intelektual, tapi karena kehabisan biaya hidup di luar negri. Konsekuensinya, seharusnya, PNS yg kembali tanpa gelar atau perguruan tingginya mengembalikan pengeluaran BK selama masa studi tsb. Untuk mengatasi hal ini, antara lain adalah dengan menaikkan jumlah beasiswa (meskipun kemungkinan ini sangat kecil), atau memperpanjang masa pemberian beasiswa (yg, menurut Irjen, sebenarnya sedang diproses oleh Diknas).

Pertanyaan selanjutnya adalah kasus saya (yg juga dialami bbrp CPNS lain, menurut data yg dipegang oleh Atdikbud). Sebelum berangkat studi, saya mengikuti tes2 PNS. Ternyata tak lama kemudian saya mendapat beasiswa dan diterima di sebuah perguruan tinggi di luar negri, sehingga surat pengangkatan sebagai CPNS keluar ketika saya telah tiba di Belanda. Ada syarat bahwa dalam jangka waktu 2 th CPNS harus mengikuti masa Pra Jabatan (Prajab) utk menjadi PNS. Bila dalam jangka waktu 4 th(?) belum juga mengikuti Prajab, maka status CPNS tsb dianggap gugur.
Padahal, semasa studi di Belanda, saya tidak mungkin pulang hanya demi mengikuti Prajab (tidak pernah cocok dengan jadual studi, di samping tidak ada budget utk p-p begitu saja). Bagaimana dengan status saya sekarang, yg sejak diangkat jadi CPNS (1998) belum juga ikut Prajab hingga th 2006 ini (sebab setelah selesai S-2 ternyata dapat langsung melanjutkan ke S-3)?
Menurut Irjen, selama terdapat pernyataan jelas bahwa ketidak-hadiran CPNS ybs ketika terdapat panggilan Prajab adalah karena sedang dalam masa tugas belajar, ijin utk menunda masa Prajab dapat keluar tanpa masalah. Sehingga komunikasi CPNS di luar negri dengan institusinya di Indonesia sangatlah penting. Dengan demikian, CPNS ybs tetap akan didaftarkan pada masa Prajab sesegera mungkin setelah ybs kembali ke Indonesia. Atau, bila kasusnya adalah di ITB yg sudah berstatus BHMN, setelah memperoleh gelar Doktor, CPNS ybs dapat mendaftar kembali sebagai staf pengajar non-PNS.

Bahasan berikut berhubungan dengan kepengurusan masalah kepegawaian. Dosen2 PNS dari luar kota Jakarta, bahkan luar pulau Jawa, sering mengalami kesulitan dalam kepengurusan ini. Seharusnya semuanya dapat dilakukan secara online (melalui Internet) atau per pos, tapi mereka selalu 'dianjurkan' utk datang sendiri ke kantor di Senayan, Jakarta, utk mengurus surat2 mereka sendiri. Si penanya lalu menyebutkan, bahwa ternyata 'anjuran' ini adalah supaya ybs bisa memberikan 'pelicin' pada para pegawai di Senayan agar surat2 tsb dapat cepat selesai diurus. Hal ini - di samping membuang2 waktu - jelas memberatkan ongkos, tidak hanya utk biaya transportasi p-p ke Jakarta, tapi juga uang pelicin tersebut. Irjen mengakui adanya praktek2 demikian, dan memang sangat sulit utk dihindari. Hal ini juga telah menjadi perhatian dan keprihatinan beliau, yang bertekad utk menghilangkan kebiasaan yg memalukan ini.

Perbincangan dengan Irjen dihentikan hingga kurang lebih pk. 22:00, mengingat banyak di antara mhs yg harus mencegat bis dan kereta utk pulang ke kota masing2. Di luar hal2 di atas, tentu ada bahasan2 sampingan lain, yg pada umumnya dibincangkan secara informal antar mahasiswa dengan bapak-bapak Atdikbud, Irjen, Menristek, dll., yg tidak dapat saya simak dan ceritakan seluruhnya. Demikian kurang lebih inti pembicaraan malam itu.

Photobucket - Video and Image Hosting














Making Fun of Duran Duran




Making Fun of Duran Duran (Apparently Controversial!)
Tune in to check out my scathing commentary on 80's supergroup Duran Duran's "A View to a Kill". If they watched this, it'd hurt their feelings.


This mock-dubbed videoclip is really, really funny! If you like Duran Duran, you'll find this clip amusing. If you don't, even more so! Here's the link if you want to watch it directly at YouTube: http://www.youtube.com/watch?v=uyh-8lB8Nsc

Some excerpts (just a teaser, not a spoiler - so I won't reveal funnier ones :D):
"It's Elizabeth Taylor!" (referring to Nick Rhodes)
"Paris is a dangerous place if Duran Duran is in town"
"Take a deadly shot at Grace Jones for a quarter? I'll take it for a dollar!"

Sunday, September 24, 2006

Sandman fans, are you?


Well, try to put yourselves in his shoes:
http://youtube.com/watch?v=0Y-YxIYUjXM
http://youtube.com/watch?v=HQ-nMygHbco

Those are clips from Mastermind, a "widely regarded as the most rigorous
and intellectual British quiz show. Over more than 30 years it has become
a national institution". One contestant who chose Sandman as his specialty subject
competed with his rivals (who chose other subjects) on Monday evening (18 Sept). Too bad he didn't make it as the winner, but boy was he good (to put it mildly)..

Watch and learn.. :)







Wednesday, September 20, 2006

Persepolis: Animated! Yaay!


Among the websites that I visit dilligently is the First Second Books blog, where a number of my favourite artists tell the world what they're up to. Tonight I read in their blog that Marjane Satrapi, the author of Persepolis, will have another book launched in October 7th: Chicken with Plums. I have seen the cover somewhere, though.. didn't she have another book titled The Musician with a very similar illustration? Published almost at the same time as Embroideries? Nevermind, I'll do a Google search soon. Chicken with Plums is said to be a wonder as well, which makes me very curious.

BUT not as curious as this: Persepolis is made into an animation! And the still images are georgeous! They're in black and white and grey shades, looking like a much neater version of Satrapi's drawings in the book. You can view the still images at Sony Picture Classics website. Release date is planned in 2007 (that's only 3 months away, isn't it? :D) and I'm already willing to buy the DVD.. haha..

Great, something to look forward to. Despite the pros and cons of the contents of her books, I'm enjoying the way Satrapi tells her stories. Her stories are memoirs, which are produced creatively and result in something honest and 'alive'. Thanks to Satrapi for enriching the storytelling world by allowing audiences into her life!

Photobucket - Video and Image Hosting



Monday, September 18, 2006

Stamping Out Distractions (I Wish)


I can't recall where I first found out that my old 'friends' were going to be on a series of stamps! These are heroes from my childhood, whom I dilligently greeted in every new album that came out in the 70s and 80s. I gradually stopped seeing them approaching my late teenage years, when I became less and less awed by the newer generations of their kinds.

As soon as I read the news, I browsed the US Postal website and did a Google search using particular keywords. I found photographs from the launching day, viewed the merchandise, especially the special editions and formats.. and the prices. I didn't know what exactly has urged me to get my hands on a mere sheet of tiny stamps, but I was determined to possess them anyway. [I even put up a poll on the dearinter.net to see if this is actually childish or not.. haha..] A couple of days later, this subject was brought up on a message board of my forever-favourite band. I of course expressed my yearning in the thread. Almost instantly, an acquintance from the board (who lives in the US) offerred to get me a set - to which I responsed eagerly *does happy dance*

Photobucket - Video and Image Hosting

About 2-3 weeks later, an A5-sized envelope came from America (very obvious, judging by the stars-and-stripes print on the envelope). It contained a postcard book set, each postcard depicting one superhero in action and has a matching 'stamp' printed at the backside (thanks so much, Carrie!). Allright, so it's not a simple, classic stamps sheet set. But surely I'm elated anyway. It's really like meeting old friends.. or perhaps more like visiting a much younger me, again.

Photobucket - Video and Image Hosting


I'll upload other images later. Like I said, I should be working right now instead of making pointless journal entries
:D







Behold!


Archangel is coming!




Why am I doing this? I'm not even too keen on Marvel! And I suppose to finish my manuscript before Wednesday! Oh well, fighting Evil doesn't take too much of my time, I guess..
Anyway, here's where you should go to find out which Marvel superhero you are.

Now. Back to work. I mean to the computer desk, not the dark blue sky..




Saturday, September 16, 2006

Cuma boleh enam ya?



Padahal ya, gue udah usaha nggak buka blog Lita begitu baca judulnya, eh tapi kena juga gara-gara si Chica ngebocorin di chatroom! Hahaha! Ya sutra, Sabtu sore2 gini sambil nunggu waktunya masak, kubeberkan enam hal berikut (yg menurut gue biasa aja tapi mungkin menurut orang lain aneh)..

1. Hari gini gue belom juga punya henpon genggam, dan masih belom minat utk punya. Alesannya, rasanya emang belom perlu, secara fasilitas telpon umum di sini tersebar banyak dan lancar. Jadi kalo janjian ama gue harus udah detail sejak awal2nya (waktu dan venue).. nggak boleh telat! Alasan lain lagi, karena gue emang nggak terlalu seneng ngobrol2 lewat telpon. Telpon di rumah aja berdering kurang dari 6x/minggu.

2. Lagi2 hari gini (serasa orang jadul gini gue), gue belom juga bisa nyetir mobil, dan masih belom minat belajar nyetir lagi. Alesan sama dengan di atas: belom terlalu perlu. Gue jauh lebih seneng naik kendaraan umum, bersepeda, atau jalan kaki. Dulu waktu SMA sih udah sempet nyetir dan punya SIM (sala bim), tapi sejak masuk kuliah - hingga sekarang - belum nyentuh2 setir mobil lagi. "Private cars are overrated", kata profile gue di MP dan FS.. heheheh..

3. Suka ngumpulin komik2 yg tema dan ceritanya rada2 'twisted', yg bukan mainstream, yg rada2 'alternatif'. Contoh: terbitan DarkHorse seri "Book of.. " (The Dead, Witchcraft, Hauntings), majalah Heavy Metal (ini mah minjem aja.. hahaha), karya2 Dave Cooper (Weasel, misalkan), dan karya2 duet Kazuo Koike - Goseki Kojima. Hampir semua komik itu ditandai stiker "Adult Contents" Do I - unconsciously - actually possess a twisted mind? Who knows, people, who knows..

4. Susah menolak, susah bilang "nggak". Saben dimintain tolong, pasti selalu menimbang2 dan seringnya bersedia meskipun jadinya menyusahkan diri. Mungkin karena gue orangnya gak tegaan, yg adalah juga alasan kenapa gue gak bakat dagang (= karena nggak tega ngambil untung dari orang lain.. hahaha, dijamin rugi bandar mulu gue)

5. Gue sulit sekali marah. Kalo masih ngomel, berarti gue belom marah beneran. Marah beneran adalah, gue dieeeemmm aja; kalo marah ke orang biar sampe berbulan2 juga gue tahan ndiemin orang itu. Iya iya gue tau ini nggak baik, tapi jarang sekali terjadi.. :D Selain itu, gue juga nggak bisa marah2 model sinetron yg sampe teriak2 gitu dan lebih suka menghindari konflik (less reason to get upset over nothing.. heheh)

6. Udah tua genee.. tetep aja belom betah pake lipstick. Sejak bayi sampe sekarang, gue pake lipstick hanya kalo pas pake baju adat Jawa atau - duluu banget - saben pentas tari Bali. Lipstick aja nggak ada di toiletteries gue, apalagi maskara, eye shadow, bedak2an dan lain2nya itu. Para bude dan tanteku sudah menyerah ngasih kado kosmetik sejak jaman gue kuliah dulu.. hehe.. Jadi, baik pas baru bangun tidur atau pas lagi kondangan, tampang gue sama aja!

Ude yee.. Dioper ah, pengennya sih ke Motul ama Ipan, tapi mereka biasanya gak ikutan gini2an, gak asik! Jadi ke 5 orang berikut saja:
- Tiyas (ya ya.. tanpa didaftar pun orang sudah tau kamu aneh, tapi tak ada salahnya dihimpun dalam 1 jurnal :D)
- MakDemplon (punteeen hahaha)
- Lady Day(euh).. udah kena belom teh?
- Modjo (halo rekan sekota, mari kita beberkan semuanya! :D)
- Alex (now it's your chance to establish your freak titles!)

BONUS! Permintaan khusus utk Tenik supaya juga membuat daftarnya! Asik asik..

Photobucket - Video and Image Hosting