Thursday, December 2, 2004

Makan Siang di Daerah De Pijp, Amsterdam - 2




[as posted at Jalansutra mailing list, 14 August 2004, msg #21170 - a continuation from part-1/msg# 21084]

SARPHATIPARK
Setelah kenyang sup dan teman2nya, masih ditambah taart pula, kami
memutuskan untuk duduk2 saja di sebuah taman. Sarphatipark, yang
terdekat, adalah taman kota yang tidak terlalu luas (apalagi
dibandingkan Vondelpark), namun cukup nyaman. Di kedua jalan masuk
utama taman terdapat fountain kecil, setinggi pinggang orang dewasa,
yang airnya bisa diminum. Di Sarphatipark terdapat danau buatan yang
bentuknya memanjang, membelah taman menjadi dua bagian. Danau ini
jadi tempat tinggal beberapa angsa dan bebek, yang seperti burung2
lain di dalam taman ini, tubuhnya gemuk2 akibat makanan yang
diberikan para pengunjung taman. Belahan taman di sisi Utara danau
ditetapkan menjadi daerah bebas anjing. Di bagian ini terdapat
playground, area dengan meja-bangku piknik (biasanya dipakai utk
acara barbeque), dan jalan setapak yang melintasi lahan berumput.
Belahan di sisi Selatan danau merupakan tempat para pemilik anjing
melepas hewan peliharannya tsb, membiarkan mereka berlari2 dan
bermain dengan sesamanya. Di bagian ini terdapat beberapa fasilitas
rekreasi seperti lapangan basket dan meja ping pong.
Saya dan Christine tentu memilih bagian taman yang bebas anjing, yang
adalah berarti juga bebas 'ranjau'. Sudah banyak orang bergelimpangan
di sana, tidur2an di rumput, baik untuk berjemur maupun berteduh dari
teriknya matahari sore. Kami pilih sebuah bangku kosong yang
menghadap danau, dengan semak tinggi di belakangnya. Setelah puas
beristirahat sambil ngobrol2 sambil memandangi orang lewat, kita
berangkat ke sasaran berikutnya: 'warung' es krim Peppino!

PEPPINO
Peppino ini hanya buka di musim panas. Di musim dingin, sang pemilik
(Sylvano Tofani) dan keluarganya mudik ke Italia. Sayang sebenarnya,
sebab para pelanggannya pasti rela datang dan makan es krim buatan
Peppino ini throughout the year, di musim apapun (contohnya: saya!
hehehe). Es krim di sini memang benar2 freshly-made, harganya 0.75
Euro per scoop (dengan waffel corong). Kalau pakai mangkuk kertas,
1.50 Euro boleh dapat 3 scoop.
Warung Peppino ini juga mungil, begitu masuk, di sebelah kiri
langsung terlihat counter panjang tempat memesan. Dari sini para
pelanggan dapat melihat Pak Sylvano sibuk membuat es krim-nya di
belakang counter, sibuk mengaduk adonan es krim di mesin tuanya,
menuangkan susu dan bahan2 lain, atau membersihkan tepian wadah
adonan dengan kertas dapur dan olive oil. Di sebelah kanan terdapat
bangku panjang untuk duduk, menempel dinding yang penuh dengan foto
dan klipping mengenai Peppino. Peppino Ijssalon ini memang termasuk
yang tertua di Amsterdam, dan kualitas es krimnya masih yang terbaik
hingga sekarang, menurut saya.
Saya memilih es krim rasa hazelnut dan pistacchio, Christine mencoba
yang rhum-raisin dan melon. Meskipun di belakang Peppino terdapat
juga meja dan bangku2, kami memilih untuk duduk di luar. Hari masih
cerah, tapi panasnya sudah tak terlalu menggigit. Angin yang sesekali
lewat, menyejukkan dan benar2 membuat ngantuk. Bagi yang mengerti
bahasa Belanda, dapat membaca2 pendapat publik mengenai Peppino di
http://www.iens.nl/restaurantsVan/Amsterdam/restaurant.htms?a=*De+Pijp&r=4286
atau sebuah artikel mengenai Peppino dari NRC Handelsblad di
http://www.nrc.nl/print/992495765181.html
Tekstur es krimnya benar2 lembut, diselingi serpihan bahan aslinya,
baik buah2an atau kacang2an sehingga flavor aslinya masih sangat
terasa, dan rasa keseluruhannya tidak semanis atau se-greasy es krim
buatan pabrik. Setelah es krim kami habis, saya antar Christine
berjalan ke halte tram terdekat, lalu kami berpisah.

Daerah De Pijp memang sangat 'berwarna-warni' perihal tempat makan,
terutama karena di daerah ini banyak tinggal imigran. Jangankan
makanan Cina/Suriname, Thai atau Turki, makanan Uzbekistan, Balkan
dan Ethiopean pun ada. De Volkskrant (surat kabar nasional Belanda)
sampai pernah memuat khusus mengenai tempat2 makan di daerah sekitar pasar Albert Cuyp ini di edisi akhir pekannya (berupa majalah
suplemen koran).
Jadi siang itu saya sangat senang dapat teman makan2 di sini, apalagi
sesama JS yang jelas sama2 senang memanjakan lidah. Siapa lagi yang hendak mampir dekat2 sini, dengan senang hati saya temani jalan2 dan makan2 juga!

No comments:

Post a Comment