Thursday, November 27, 2008

[klipping] "Curhat" dan Sketsa Kehidupan Tita Larasati

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/28/01203044/curhat.dan.sketsa.kehidupan.tita.larasati
KOMPAS, Jumat 28 November 2008

FRANS SARTONO

”Curhat /choor-hat/ singkatan dari curahan hati.” Begitu Tita Larasati memberi catatan pada kata pengantar karyanya, Curhat Tita. Ini adalah catatan harian grafis yang berbentuk serupa komik . Curhat, dan catatan kehidupan dalam bentuk sketsa itu menjadi komik alternatif yang mengajak pembaca untuk melihat dunia nyata secara lebih dekat.

Tita Larasati (36) adalah ibu dengan dua anak bernama Dhanu (7) dan Lindri (5). Setiap pagi, doktor lulusan Universitas Teknologi Delft, Belanda, 2007, itu mengantar anak-anaknya ke sekolah menggunakan angkot, alias angkutan kota. Setelah itu, ia mengayuh sepeda ke tempatnya mengajar di Jurusan Desain Produk Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dari rumahnya di kawasan Kanayakan, Dago, Bandung, Jawa Barat, Tita mula-mula harus menuntun sepeda karena jalan di kampung menanjak tajam. Selepas itu, ia tak perlu mengayuh karena jalan menurun terus menuju Kampus ITB di Taman Sari. Tita akan melesat di tengah jalanan Bandung yang penuh mobil angkot atau angkutan kota serta sepeda motor. Ia akan melewati penjaja serabi, nasi kuning, hingga bubur ayam di sekitar Simpang Dago.

Setelah dari kampus, ia harus bekerja keras mengayuh sepeda pulang ke rumah yang menanjak terus. Ketika ia sedang terengah- tengah mengayuh itu, sering terdengar sapaan ramah dari orang di sepanjang jalan. Enggak capek neng!” Atau juga godaan yang agak iseng, seperti ”Eeeh… awas itu rodanya muter!”

”Dari hari ke hari segala teriakan seperti itu terdengar,” begitu bernama lengkap Dwinita Larasati itu mencatat ”ritual” paginya dalam Curhat Tita, sebuah buku harian grafis atau graphic diary terbitan CV Curhat Anak Bangsa, Bandung, Maret 2008.

Bentuk catatan ini bisa disebut sebagai komik, tanpa alur cerita. Buku itu berisi catatan kehidupan sehari-hari Tita dalam sketsa. Ia menggambarnya dengan pena Pilot Gel –I warna hitam. Cetakan pertama sebanyak 3.000 eksemplar kini tinggal tersisa ratusan buku. Pekan ini di Bandung, Tita akan meluncurkan lanjutan diary grafisnya berjudul Curhat Tita Back in Bandung.

Judul itu merujuk pada keberadaan kembali Tita di Kota Bandung setelah sepuluh tahun lebih tinggal di Belanda. Tita kembali ke ITB, almamaternya, untuk mengajar di jurusan Desain Produksi. Perempuan kelahiran Jakarta tahun 1972 itu kuliah di jurusan Desain Produksi, 1991. Tahun 1998 ia ke Belanda untuk melanjutkan studi program S-2 dan S-3 hingga mendapat gelar doktor di Universitas Teknologi Delft tahun 2007. Di Amsterdam, dia menikah dengan Sybrand Zijlstra yang berdarah Belanda. Tahun 2007 itu juga keluarga Tita boyongan ke Bandung berikut dua anak mereka.

Keseharian keluarga itu menjadi catatan menarik dalam Curhat Tita Back in Bandung. Tercatat dalam buku itu antara lain tentang anak-anaknya yang beradaptasi di negeri tropis. Misalnya tentang keheranan Dhanu tentang kulitnya yang tak juga berubah sawo matang setelah sebulan tinggal di Indonesia. Atau juga pengalaman naik angkot yang bagi anak-anak itu merupakan petualangan mengasyikkan. Sebab untuk pertama kali dalam hidup, mereka naik mobil dengan pintu terbuka.

Kartunis Dwi Koendoro mencatat garis skets dan teks Tita sebagai ceria, nakal, dan menggelikan. ”Kita diajak naik angkot, berlomba naik sepeda bersama keluarganya…,” kata Dwi Koen di sampul belakang Curhat Tita Back in Bandung.

Tidak untuk Pasar

Catatan harian dalam bentuk sketsa itu dibuat Tita layaknya orang mengisi buku harian. Hanya saja, Tita membuatnya tidak dalam tulisan, tetapi sketsa. Catatan bergambar itu dibuat Tita secara spontan, langsung, tanpa rancangan dengan pensil terlebih dulu. Di dalamnya tercatat proses persalinan dari menit ke menit, termasuk detik-detik kontraksi. Atau juga ketika Tita jijik saat kejatuhan cicak. Catatan harian itulah yang menjadi materi Curhat Tita dan buku lanjutannya.

”Isinya asli, plek (sama persis), dengan diary yang saya buat. Kalau ada tulisan salah, ya dibiarkan salah, tidak dihapus,” kata Tita sambil menunjukkan sembilan buku harian berisi ratusan halaman dengan ribuan coretan. Ia juga menunjukkan ratusan kertas ukuran A 4 yang berisi penuh sketsa.

”Jadi, saya membuat ini tidak untuk menyenangkan pasar. Ketika saya menggambarkan semua itu, saya hanya mencatatkan apa yang saya alami setiap hari. Ini seperti ketika orang lain membuat puisi atau lagu,” kata Tita di rumahnya yang teduh yang dirancang oleh arsitek yang adalah ayahnya sendiri.

Ayah dan ibu Tita adalah arsitek sehingga sejak kecil ia dekat dengan dunia corat-coret. Dia juga tumbuh dengan komik seperti Asterix, Tintin, Trigan, plus komik dari Eppo, majalah komik dari Belanda. Ia juga mengenal komik wayang jenis Mahabarata dari RA Kosasih yang merupakan bacaan eyang atau kakeknya.

Tahun 1995, ketika mendapat kesempatan magang selama sepuluh bulan di sebuah biro desain di Jerman, Tita suka berkirim catatan harian dalam bentuk sketsa ke orangtuanya di Jakarta. Sketsa itu ia kirim lewat faksimile. Oleh ibunya, lembar faks itu difotokopi, diperbanyak, dan disebar ke saudara-saudara Tita. Itulah cikal bakal dari catatan harian grafis yang kini menjadi buku itu. Ratusan halaman sketsa itu telah terkumpul dalam delapan buku. Sebagian diseleksi dan terkumpul dalam Curhat Tita dan buku lanjutannya.

Tahun 2007, sekembali dari Belanda, Tita menggelar pameran tunggal ”Curhat Tita” di Spaces59, Bandung. Dari pameran itulah kemudian tergagas untuk mewujudkan buku Curhat Tita. Kebetulan ada penerbit yang kreatif, jeli, dan percaya diri untuk menerbitkan curhat-nya Tita. Mereka ingin memberi pilihan lain kepada masyarakat, selain komik semacam manga, komik Jepang yang banyak beredar di toko buku itu. Atau juga komik ala Amerika.

”Kalau ada komik Indonesia di toko buku, itu justru komik lama yang tokohnya jagoan,” kata Tita menyebut komik era Ganes Th dengan tokoh para jagoan dari dunia persilatan.

Dari cetakan pertama yang 3.000 eksemplar itu, Tita dan penerbit bisa membaca bahwa catatan harian grafis Tita mendapat respons pasar. ”Dalam Curhat Tita Back in Bandung, pasarnya sudah mulai jelas dan kebaca siapa pembacanya. Mereka yang tak suka atau tak bisa baca komik sudah mulai nyambung,” kata Tita yang juga membaca respons pasar itu lewat situs Internet Tita di www.esduren.multiply.com. ”Teman-teman ingin ada nuansa baru di komik Indonesia,” kata Tita.

Suasana baru itu datang dari catatan harian tentang kehidupan sehari-hari seorang ibu dengan dua anak kecil yang setiap hari mengantar anak-anaknya ke sekolah naik angkot di Bandung.

Pengamat komik, Yasraf Amir Piliang, mencatat Curhat Tita sebagai karya yang mengajak pembaca untuk ”...merebut kembali dunia harian yang nyata, yang nyaris tergilas oleh hiruk pikuk dunia urban, nyinyir media massa, dan banalitas dunia hiburan…”.

76 comments:

  1. asiiiik !
    sukses terus ya taaaaa...
    *hugs*

    ReplyDelete
  2. :-) wah jadi figur nasional nih .... sorry dur gak bisa datang hari ini.
    salam aja ke si pidi dan hikmat.

    ReplyDelete
  3. khikhikhi.. *hugsss balik buat my best partner-in-crime*

    ReplyDelete
  4. euh :"> pengennya jadi figur yg lain :P
    trims prof, nanti salam saya sampaikan!

    ReplyDelete
  5. Tita, this is great... congrats..
    also, good writer this time... this story is better than most published stories about you.... (more natural, more 'you'), congrats for that too....

    ReplyDelete
  6. Tita .... seperti ngulang sms tadi siang, hahaha ...
    congrats :) Keren dan maju terus komik Indonesia (loh, yang terakhir kayak slogan pemilu, hehehe).

    ReplyDelete
  7. Mbak Tita....selamat yaaa....*peluk erat*
    *Anin yang selalu tak sabar menantikan sesi curhat dengan mbak tita*khikhikhikhi

    ReplyDelete
  8. Hehehe...selamat Ta, gue baca dari kompas e-paper. *asik punya temen seleb* :D

    ReplyDelete
  9. kok korane gak kok scan Ta? terus di posting, kaya photomu karo Lindri nang kompas iku lho..... love you

    ReplyDelete
  10. Tita, sukses slalu. Ditunggu karya2 selanjutnya. salam

    ReplyDelete
  11. Slamat ya Ta *hugs* btw komiknya bisa dibeli dimana aja ya?

    ReplyDelete
  12. membuat bandung blues dan lapaaar!!!!!! eits, ada penerbit pribadi sekarang plon? Selamat ya, plon!!!*muahmuahmuah**tulisannya bagus, senang bacanya...dan...jangan lupa simpenin komik buat atjara kangen kangenan demplon taon depan...*rinduuu***

    ReplyDelete
  13. wetss..
    bu Tita MEMANG tiap minggu nongol di koran, kayaknya nih...
    seleeebb!! :D

    ReplyDelete
  14. selamat. foto yg setengah halamannya ditaro juga dong :D

    ReplyDelete
  15. hmmm... padahal banyak pembaca Curhat Tita yg nyinyir.... gimana yah? :p

    Selamat yah Ta!!

    ReplyDelete
  16. Dahsyat...Dahsyat....Dahsyat...(epaper.kompas.com jemuwah 28 nov 2008 hal 16).

    ngomong2 saya pny foto sama sampeyan ndak? biar nanti tak masukkan album foto kami "dengan orang beken"...sip!

    ReplyDelete
  17. mbak tita, moga sukses dengan launching-nya hr ini. btw kalo yang Transition tea ceritanya ttg apa ya? harusnya kemaren sekalian pesen...kirain dah gak ada sih :p

    ReplyDelete
  18. Plon salam dari nyokap gue. hari ini telefon gue :" Udah tau belum? Temenmu Tita masuk koran!!" Padahal kan gue udah baca di MP ;)

    ReplyDelete
  19. makasih tunjung. eh tadi kamu ada kan ya? :)

    ReplyDelete
  20. hahahaha.. tinggal baca korannya versi online. salam juga buat tante irma nan kece senantyasa!

    ReplyDelete
  21. oh.. itu isinya cerita 24 halaman, hasil ngomik 24 jam yg tahun 2006 (yg masuk kompilasi highlight/ 10 besar dunia). mau? sepertinya sih masih ada..

    ReplyDelete
  22. rasa2nya kita nggak pernah foto bareng. atau pak sutops punya foto bareng saya di mana saya tidak menyadarinya?

    ReplyDelete
  23. ..nyinyir-nya kenyataan, bukan 'nyinyir media massa'.. hahaha..

    makasih ya ven! *muah!

    ReplyDelete
  24. tadi aja ngopi artikelnya sepotong2, karena multiply gak terima java script(?)
    ntar gue pasang yg dari epaper atau hasil scan :D

    trims!

    ReplyDelete
  25. sejak yg 'curhat tita' (cover kuning) itu udah ada penerbitnya, CV Curhat Anak Bangsa. makasih ya makplon :) ehh taun depan lagi ya? asiikkk *kangeeunnn*

    ReplyDelete
  26. *pijetin jempol si frantic creature biar gak bengkak lagi*

    makasih ya, tadi keluarga elmo ranger turut meramaikan acara!

    ReplyDelete
  27. thanks jenzzz *hugs balik*
    kabarya di gramed PIM udah ada. coba cek aksara, mungkin jg ada di sana.

    ReplyDelete
  28. samaaa.. hihihi.. makasih ya niiin *peluk sampe sesek*

    ReplyDelete
  29. haha makasih el! nggapapa, udah ampir musim.. ;))

    ReplyDelete
  30. thank you, mer! :)
    some mistakes still occur, though, but only those who understand my details would notice.

    ReplyDelete
  31. Congrats ya Ta. Ngomong-ngomong, aku juga ga punya foto denganmu *ihik*

    ReplyDelete
  32. wah,saya td tidak dtg ibu..telat kabar diajakin tmen temen..
    sedihnya lagi,malemnya temen2 ngeliatin postcard,pin,dan buku yg ibu tandatangani.

    :'(
    (regretting mode:ON)

    (bu,mug saya sudah fun dan dinamis belum? hehe)

    ReplyDelete
  33. berarti aku juga nggapunya foto sama kamu.. *hiks*

    ReplyDelete
  34. haa.. ya udah, nanti aja buku berikutnya (ciyee)..
    (mug? ya belom laaah :P)

    ReplyDelete
  35. it's about time. you are doing great, Tita. bravo, teuteup semangat genjot sepeda...

    ReplyDelete
  36. mana foto yang di korannya mbak? hihihi... peluncurannya asik banget kemarin ^_^ sukses terus yak. ntar aku posting foto2nya ^_^

    ReplyDelete
  37. Mbak Tita, selamat...selamat ya!

    ReplyDelete
  38. barusan saya membaca artikel ini di Kompas,
    dan langsung mengunjungi multiply Mbak Tita,


    jadi memberikan semangat utk menulis ^-^

    ReplyDelete
  39. wah iya sama tapi kayaknya mbak tita malah memberikan semangat untuk menggambar ^_^ eh iya aku jualan bukunya mbak tita loh... nama toko-ku semesta he he he tapi buku yang jilid 1.

    ReplyDelete
  40. Titaaa.. jadi Sosok Nasional!! Slamat ya Taaa... satu lagi temanku... (hihihi)
    Eh... yg kasih tau ini malah adek ipar gw.. dgn heboh ngasih liat ke gw.. Gw pas ada di Bandung PP. Gw kasih liat anak gw.. ini mamanya Dhanu! Anak gw yg kecil bilang... "tante Titaaa..." (dia slalu hapal nama loe! Gw jg heran...) hehe.. Elo juga sosok buat anak gw!!!

    ReplyDelete
  41. kemarin pagi aku baca kompas di warung kopi langganan dan tiba2 berteriak,"lihat wanita di foto ini? aku kenal dia!"
    dan orang2 menyahut lemas,"iya deh.."

    masih terlalu pagi kali ya?

    ReplyDelete
  42. congrats Tita! very proud to know you :)

    ReplyDelete
  43. blom pulang nih.. lg OL dr ngurah rai, bali...

    terima kasih ya udah dateng dan turut meramaikan bersama pidi! hahaha!

    ReplyDelete
  44. wah, om dwi koen ngasi sambutan heibaaaat!!!

    ReplyDelete
  45. Selamat! Satu lagi anak bangsa dengan karya yang membanggakan! :)

    ReplyDelete
  46. Senengnya malam ini dapat satu2nya komik 'transition' yang tersisa di rak Aksara Citos, tapi ternyata mereka belum punya CT:BiB... Uuuh, gak tahunya kalo dah gak sabar mo baca :D

    ReplyDelete
  47. senang mendengarnya :) terima kasih yaa

    ReplyDelete
  48. hihi ini juga seru...
    wah ikutan menyebarkan curhat? triimmss :D alamat semesta di mana?

    ReplyDelete
  49. ge-er nih gue, diinget2 melulu ama anak guanteng.. ;))
    sabtu kemaren ini gue gak di bdg, tp sabtu depan sptnya ada. boleh lho kalo mau mampir lagi.. kita gaul lagiii

    ReplyDelete
  50. terima kasih :) semoga bisa membuat karya2 yang lebih berguna lagi!

    ReplyDelete
  51. oh yaa? mungkin (semoga) sebentar lg sampai situ..
    terima kasih :D

    ReplyDelete
  52. diulang lagi aaaah...

    bighugs... bangga sama Tita !!

    ReplyDelete