JANGAN TIDUR
Berhubung ceritanya acara mulai jam 9 pagi, saya pesan travel yang berangkat jam 4 pagi dari Bandung. "Siap-siap jam 3 pagi ya Mbak", kata operator. Dari pada bablas ketiduran sampe pagi, Selasa itu saya niatkan utk tidak tidur. Tengah malem mata udah 5 Watt, tapi terus aja kerja di depan komputer (posisi standar: sambil tiduran tengkurep, di depan TV yg nyala). Jam satu, kantuk makin ilang, asik-asik donlot lagu.. hehe..
Bener aja, 02.15 ada suara mesin mobil kedengeran baru sampai di atas. Sepertinya supirnya sedang nyari2 nomer 24, tp saya samper aja mobilnya. Ngaget-ngagetin si pak supir karena main buka pintu belakang aja, lalu duduk di tengah. Bener, saya penumpang pertama. Berangkat!
KEVIN BACON?
Yah, saya memang lumayan jadi ngantuk begitu duduk di dalam mobil. Iringan dengungan mesin mobil, ditambah dengan suasana yg gelap, dingin dan sepi, tentunya pengen bikin segera pulesss. Tapi tidak sukses, saudara-saudara, berhubung supirnya ternyata seneng ngobrol. Dan, sebagai penumpang satu2nya yg ingin selamat sampai di tujuan, tentu saja saya menanggapi dengan ramah.
Sedikit dicek, ternyata supir ini (masih mas-mas muda), tampangnya mirip Kevin Bacon(!). Kevin Bacon jaman Apollo 13 dan Sleepers ya, bukan jaman Footloose. Entah ini efek kegelapan di jam-jam bencong kelar bertugas - sehingga bayangan sangat membantu membentuk tampang bintang film Hollywood - atau apakah kalau Kevin Bacon terlahir dengan ras Melayu memang pantesnya jadi supir travel? Only Lord Above knows..
'MPET!
Ternyata, setelah berlega-lega duduk sendiri di awal2 perjalanan, saya harus duduk dihimpit dua orang, sejak dari Bandung sampe Cirebon! Asli nggabisa tidur.. Bangkunya berderit di setiap kelokan dan polisi tidur, dan asli nggak bisa bergerak ke kiri kanan, apalagi ke depan! Kalopun jatuh tertidur, pasti segera terbangun lagi utk menjaga agar kaki-kaki tidak kram.
Menjelang matahari terbit, bener aja.. efek Kevin sedikit demi sedikit terkikis.. tapi nggak sampe abis! Kunci-kunci persamaannya: mata Peter Pan (the Disney cartoon version, NOT the band) dan garis-garis pipinya, masih ada! (Heuhh.. ini apa sih, kok malah menganalisa tampang orang..)
CUMA LIMA RUMAH
Acara pagi berlangsung di Hotel A, lalu setelah makan siang saya harus segeral ke Hotel B untuk memenuhi kewajiban berikutnya. Ihsan, temen yg kemarennya sudah melaksanakan bagiannya di Hotel B, bilang bahwa Hotel A dan Hotel B terletak di jalan yang sama, dan jaraknya hanya beda sekitar lima rumah. "Bisa lah jalan kaki", katanya. Jadi siang bolong itu saya keluar dari Hotel A. Sekeluarnya dari atap parkiran, muka serasa ditampar teriknya sinar matahari (nyesel nggak bawa topi). Nggapapa lah, kata resepsionis Hotel A juga, "Jalan ke arah kanan sampai lampu merah pertama, Hotel B ada di sisi kiri jalan, nggak jauh dari lampu merah". Di tengah2 menyepak2 debu di atas aspal, sambil mencari-cari adanya lampu merah, orang dari Hotel B nelpon. Saya segera disuruh naik becak atau angkot, sebab masih jauh! Ya udah nurut aja, sebab saya memang sudah telat. Ternyata naik becak aja makan waktu hampir 10 menit! Dasar Ihsan bahluuulll..
Jadual jam 9 adalah menjadi pembicara di acara yg diadakan oleh Kantor Dinas A. Setelahnya, mengisi pelatihan selama dua hari yg diadakan oleh Kantor Dinas B. Ternyata ketahuan banget bedanya antara acara yg diselenggarakan hanya demi menghabiskan anggaran, dengan yang benar-benar terprogram rapih dan berkelanjutan. Syukurnya saya berlama-lama di acara yang belakangan tsb. Terasa sekali tanggapan dan masukan dari para peserta, yang selalu hadir bersemangat, tepat waktu, dan lengkap! Tidak ada formalitas di jenis yg belakangan ini; sebagian besar peserta adalah pengrajin (mebel) kayu dan bawaan mereka selalu senang, siap menerima candaan dan tertawa bersama-sama, dan tidak malu atau ragu berpendapat! Sementara jenis yang pertama kebanyakan ja'im, pasif, dan terkantuk-kantuk. Jelas lah, Kadin A mengundang/menunjuk sembarang peserta untuk hadir (baca: dateng, duduk dan ngisi absen), sedang Kadin B mengundang dan menyeleksi para pesertanya, sehingga dapat dengan mudah ditebak kelompok mana yang lebih bersemangat. All in all, saya seneng banget bisa menjadi bagian dari acara yang dua hari belakangan ini, meskipun insentifnya tidak sebanyak acara yang pertama.
Acara hari Rabu itu selesai sekitar jam tiga sore. Maksud hati mau istirahat sebentar, terus ngelayap cari jajanan atau makanan andalan Cirebon. Tapi, apa daya badan yg udah diajak begadang ama 'Kevin Bacon' ini menolak. Sore itu saya hanya mampu pesen makan dari room service, terus tepar dengan suksesnya. Bangun-bangun udah gelap tapi masih pegel, habis mandi malah makin pengen tidur. Ya udah deh, jadi melewatkan malam dengan sedikit nyiapin bahan utk besoknya, nggambar-nggambar sedikit, dan tentunya nelpon Ihsan untuk ngomel soal "cuma lima rumah" itu.
BALIK BANDUNG
Saya pesan Cipaganti travel lagi untuk kembali ke Bandung, yg berangkat jam 4 sore dari Cirebon. Siap-siap jam 3, kata operatornya. Oke deh, kali ini kan bukan 3 dini hari, jadi nggak usah nawar. Sekitar jam setengah empat saya sudah dijemput, dan kali ini pengemudinya si 'Kevin Bacon' itu lagi! Enaknya, sekarang saya bisa duduk paling belakang (bukan di jok tengah yg kurang sekrup itu), dan penumpang nggak penuh. Bisa tidur!
Travelnya berhenti di Sumedang. Ah, kesempatan untuk cari pecahan supaya bisa bayar uang pas untuk travel-nya. Barang yang layak beli di sana cuma tahu goreng yang nggak terlalu enak, tapi lumayan lah mereka punya kembalian dalam lembaran 10ribu. Di tempat perhentian ini, sore berubah jadi malam. Bener aja, efek Kevin Bacon kembali tertanam (adeuhh... sampe rhyming gini.. hahahak)
KALAU IBU PERGI
Kalau nggak ada ibu, berkuranglah satu pasang mata yg mengawasi kelakuan anak-anak. Jadi begitu saya masuk rumah, nggak heran ketika pemandangan ini yang pertama kali ditemukan:
disclaimer: saya nggak ngefans sama kevin bacon