Friday, September 14, 2007

[Atmosphere, Bandung] Etika Mengoreksi Pesanan?

Tulisan ini saya posting di milis Jalansutra, msg #74574, 2 hari yg lalu (belum ada tanggapan). Saya simpan saja di sini sebagai arsip.
*****************************************************************************

Senin malam yang lalu saya dan keluarga (suami, anak2 dan ibu saya) makan malam di Atmosphere, Bandung. Terakhir kali kami ke sini adalah tahun 2002 untuk makan siang. Waktu itu saya belum masuk milis JS dan seingat saya semuanya berlangsung lancar dan memuaskan. Apalagi karena senangnya menemukan tempat segar seperti oase di tengah2 kota Bandung yang mulai padat dengan bangunan beton.

Namun Senin malam lalu ada kejadian yang sedikit aneh. Soal kualitas makanan, sebenarnya normal2 saja dari segi rasa dan harga. Yang saya pesan adalah beef schnitzel (tertera di buku menu sebagai salah satu menu baru, jadi saya coba - tapi ternyata tidak istimewa), anak2 makan "Little Mermaid" yg adalah ikan fillet goreng tepung dengan saus tartar dan kentang goreng. Suami saya makan fettuccine (lumayan, katanya), sementara ibu juga memesan menu baru "Japanese garlic steak" (ini enak! matangnya pas, masih empuk dan garlic-nya cukup terasa tanpa mendominasi).

Untuk makanan penutup, saya pesan "Atmosphere Sundae", yang pada menu terdeskripsikan sebagai: 1 bola es krim pistachio, 1 bola es krim vanilla, guyuran chocolate fudge hangat dan taburan remukan kacang. Ketika pesanan saya datang, ternyata yang menjadi pasangan es krim pistachio adalah es krim coklat - sedangkan saya tidak doyan es krim coklat. Saya bertanya pada waitress-nya, kenapa komposisi hidangannya berbeda dengan yang di menu? Waitress pun memanggil seorang koleganya (yang sepertinya posisinya lebih tinggi), yang segera mengambil gelas es krim saya dan dengan ramah mempersilakan saya untuk menunggu.

Beberapa saat kemudian ia kembali dengan penjelasan bahwa es krim vanilla-nya 'di bawah' sedang habis, jadi sekarang sedang diambilkan 'dari atas'. Setelah sekian menit, seorang waitress membawa kembali pesanan saya. Harapan saya, porsi kali ini adalah freshly-made, diulang dari awal dengan komposisi sesuai di menu. Ternyata yang datang adalah gelas saya yg tadi, hanya saja es krim coklatnya di-scoop keluar dari gelas dan seonggok es krim vanilla dimasukkan sebagai gantinya.

Rasanya jadi berantakan: sebagian besar es krim pistachio-nya sudah meleleh, chocolate fudge-nya sudah mengeras, serpihan kacangnya sudah melempem. Es krim vanilla-nya memang ada, tapi di bawah tetap ada lelehan es krim coklat yang tadi.

Sedangkan tadi siang, ketika saya makan di gerai Es Teler 77 yg terletak di dalam BIP (Bandung), ketika saya menemukan seuntai rambut pada "Es Gaul" dan menunjukkannya pada waitress, dengan segera Es Gaul tersebut diganti dengan yang sama sekali baru.

Jadi kenapa ya restoran sekelas Atmosphere tidak menerapkan etika serupa ketika mengoreksi pesanan saya? Mohon perhatiannya bila ada personel atau representatif dari Atmosphere di milis ini, agar pelayanannya dapat menjadi lebih baik lagi.

Salam,

Tita


Atmosphere Resort Cafe
Jl. Lengkong Besar 97
Bandung 40126
T +62 22 4262815
F +62 22 4262667
W http://www.atmosphere.co.id/bandung/

Kartun diambil dari http://www.cartoonstock.com/

23 comments:

  1. mereka malas apa ogah rugi sih ?
    ckckckck...*sidakep sambil geleng2 kepala*

    ReplyDelete
  2. ke sini ini chic yg waktu itu aku usulin utk makan siang bareng luna, papa mamamu dan bdtt. tempatnya enak sih, tapi emang makanannya nggak memorable.

    ReplyDelete
  3. Tita, kirim surat atuh ke si Atmosphere.... atau kirim aja link ini... biar mrk belajar ttg etika...

    ReplyDelete
  4. Ah, great idea! Langsung saya kerjakan!

    ReplyDelete
  5. karena mereka, Terserah Bu Tita mau Balik ke nggak kek (Bapak Es Oyen Pejaten Mode On)

    ReplyDelete
  6. Setuju ma merlyna.. Kirim langsung ke Atmosphere..

    ReplyDelete
  7. pernah makan burger di blitz lounge grand indonesia. ternyata pas ngunyah kok ada sepotong besi staples. pas saya laporkan ke waiter eh diganti dengan semangkuk kecil pudding... :)

    gpp lah... good serve

    ReplyDelete
  8. Coba Congo, Ta.. di lembahnya dago pakar, setelah stone cafe terus masuk ke bawah... makanannya enak... dan ooh oh oh.. ber-5 kerusakan cuma 265K! Pelayanan bagus.. suasana syahdu syahdu gimana getoh.. lah pokoke asoy

    ReplyDelete
  9. males & mau cari gampang, biasa deh.. :-| mudah2an mereka baca tulisan ini.

    ReplyDelete
  10. sayang ya resto sekelas Atmosphere, kok 'pemaLesan' gitu...

    ReplyDelete
  11. Wah gak bener banget...ini mah namanya malesan.com... setuju dikirim complain langsung ke managementnya aja...baiknya mah kalau memang mementingkan kualitas makanan dan service bila nggak bisa menyajikan sesuai menu (ada ingredients yang gak lengkap atau hal lainnya) harusnya tidak disajikan sama sekali ke pelanggan, minta maaf & bicara jujur sama pembeli kan nggak ada salahnya (malah lebih baik menurutku) jadi pelanggan bisa milih menu yang lain...semoga ada pelajaran yang bisa dipetik ma resto itu..

    ReplyDelete
  12. Oh, kirain cuman di perancis yang kayak gitu, hehehehhehehehe. :)

    Wkt pesan salad dan ada ulet, mereka cuman bilang 'yah wajar donk, kan warnanya sama2 hijau'. :)

    ReplyDelete
  13. yah itu sih nggak seberapa, tahun 2006 saya ama temen dari jkt ke atmosphere. Duduk di belakang sebelah pinggir, nah sebelum makanan besar dateng, minuman lebih dulu hadir. Nah di gelas minuman air putih, yang teman saya mau teguk, terlihat benda yang bergerak-gerak, yang ternyata adalah lintah yang mungkin datang dari kolam (atau mungkin juga bukan). Terang saja kami lalu "complain", dan ayo tebak apa yang para waitress atau pegawai lakukan. Mereka mengambil gelas berisi lintah, tanpa ada permintaan maaf dari seorang pekerja atmosphere pun dan ..... teman saya nggak dapet minuman pengganti sampai kami pulang.....
    Boro-boro mau komplain lagi.... kami semu berpandangan satu sama lain dengan takjub dan makan serta minum dengan hati-hati siapa tahu ada ranjau berikutnya. Kalaupun atmosphere jadi restoran gratis, maap-maap aje deh ane mendingan makan bubur ayam mang oyo yang nggak keren tapi jauuuuuuh lebih manusiawi..... mestinya sih atmosphere pindah aje ke bali ke tempat sang pemilik hahahahhaha

    ReplyDelete
  14. di indonesia memang harga makanan tdk menentukan servis ya. dulu gw makan di la moda (plz indonesia, kelolaan grand hyatt), pesen puding, trs tau2 ada bulu. gw panggil dong waiternya, "mas, ada rambut di puding saya." si mas memperhatikan rambut tsb., lalu dgn santai bilang k gw "oh itu sih bulu mata, mbak." tanpa ada gerak gerik mau ngeganti puding bermasalah itu. sesudah gw minta ganti baru dia angkat tu puding. untungnya sih gak cuma diciduk doang pake sendok, tp diganti yg baru hehe.

    ReplyDelete
  15. aaarrghhhh.. Spt kalo pesanan kita lagi ngga ada, makanannya tiba2 mereka ganti dgn lain tanpa nanya2 dulu, kayanya kita bakal suka yg mrk pilihin..wuah..

    ReplyDelete
  16. gue pernah makan di restoran Thai di Plaza Indonesia (dekat Body Shop, namanya lupa). Gue pesen salad mangga setelah dengan teliti memeriksa bahan2nya. Lah, pas nongol, kok ada udangnya? Gue bilang, "ini kok ada udangnya. Di menu tidak disebut ada udangnya!" Pelayan manggil manager. Manager nanya, "Jadi, mau anda bagaimana?" "Ya, diganti dong! Saya alergi udang, dan saya teliti baca menu Anda. Dalam menu itu tidak ada udangnya."

    Haduh, pake nanya. Mbok ya ambil saja langsung tukar.

    Mungkin yang bikin mereka "ragu-ragu" untuk mengganti karena kadang-kadang ada kebijakan restoran, setiap menu yang salah hidang, biayanya dibebankan ke pelayan. Gila nggak?

    ReplyDelete
  17. wah, parah jg ya atmosphere. tempat emang oke, tp makanan dan servis payah bgt. mestinya dengan tampilan resto se-oke mereka, servis mesti diutamakan.

    gue punya pengalaman di Saung Rasane, kepiting yang dipesan nggak ada dagingnya, kurus banget. kita langsung panggil waiter untuk komplen, dengan santai dijawab: emang kepiting suka gitu bu, gede cangkangnya aja. *sigh*
    begitu bayar, ada manajernya di sebelah kasir, Teddy langsung cerita kepiting yang nggak ada isinya tadi. si manajer bilang: kenapa bapak tadi gak langsung komplen supaya bisa diganti? teddy cerita klo udah komplen lengkap dgn jawaban dari waiter. si manajer langsung manggil si waiter untuk mengkonfirmasi, dibenarkan oleh si waiter, lalu si manajer langsung minta maaf, dan meminta kasir menghapus pesanan yang itu dari tagihan kami. nggak perlu mbayar! mayaaaaan...

    jadi, emang kadang-kadang kita kudu 'bawel' :D

    ReplyDelete
  18. ingat pelanggan adalah raja, datang, pesan, puas dan bayar........

    ReplyDelete
  19. Memang payah, temen gua tapi yang kerja di restoran cukup bergengsi di Jakarta aja tetep bilang kalo penerapan ngotorin makanan kalo kita nyakitin hati mereka juga masih diberlakukan. Jadi kita musti ati-ati juga kalo minta ganti makanan.

    ReplyDelete
  20. sudah dua kali makan di Atmosphere kalo ke Bandung. Dua-duanya puas. Mungkin kali itu mereka tidak top. Tempat dan suasananya yang bikin jadi enak kali yah ....

    ReplyDelete
  21. nang pulau dua rest - es kelamud ku kemasukan laler - diganti baru sama sekali, padahal sudah tak minum 2/3-nya.

    ReplyDelete
  22. denger review gini bikin gw gak nyesel pas acara reunian gak jadi di sana, gantinya gw bikin di THE FOOD OPERA yang letaknya di jl dago 151. info lengkapnya di www,thefoodopera.com

    ReplyDelete
  23. memang atmosphere tuh pelayanannya payah. mungkin managernya ga tau gimana sikapnya jadi manager. makin ke sini kualitas makanannya makin ga enak, karena pengen untung gede kali ya restorannya. bahan2 dikurangin kali ya. Soalnya terakhir makan disana jadi ga enak, beda sama yang dulu2. sama pelayanannya juga ga bagus.nothing special in atmosphere. yang bikin geleng2 kepala masa seporsi dessert ga mau ganti sama yang baru? memang bakal bangkrut gitu atmosphere kalo ganti makanan tamu yang complain? kasian sekali jadi complain customer yang jelek2

    ReplyDelete