Friday, November 18, 2005

Anansi Boys

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Neil Gaiman
Sejak ayahnya meninggal dunia, kehidupan "Fat Charlie" Nancy (yg sebenarnya tidak gemuk), yang berjalan biasa-biasa saja (bahkan cenderung membosankan) banyak mengalami perubahan. Fat Charlie, yg semenjak kecilnya selalu merasa dipermalukan ayahnya yg berpembawaan ceria, flamboyan, dan sangat gemar menyanyi ini dihadapkan pada runtutan kejadian yang sama sekali baru baginya.
Pertama, ia menemukan bahwa ayahnya adalah Anansi, si dewa laba-laba pemintal cerita. Selanjutnya, Fat Charlie menemukan bahwa ia memiliki seorang saudara laki-laki, bernama Spider, yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya. Spider datang tidak hanya utk bertemu dengan Fat Charlie, namun ternyata juga mengambil alih seluruh kehidupannya: tempat tinggal, pekerjaan, dan bahkan tunangannya.

Dalam usahanya mengusir Spider utk memperoleh kembali kehidupannya, Fat Charlie dihadapkan pada peristiwa2 aneh, yang secara perlahan2 juga mengubah tabiat dan bawaan dirinya. Ia menemukan kembali sisi yang hilang dari dirinya, yaitu sisi yg ia warisi dari mendiang ayahnya. Namun, dalam usahanya ini ternyata ada rahasia di balik rahasia, yg membuat Fat Charlie terpaksa membereskan kembali semuanya. Dan ini tidaklah mudah.

Dalam kisah ini, kita bisa merasakan bahwa tokoh2 yang sepertinya tak berkaitan satu sama lain, lambat laun akan saling bertaut dalam jejaring cerita. Titik2 tokoh berangsur bergerak pada alur menuju satu titik pertemuan, di mana semuanya terjadi. Tidak berhenti sampai situ, kejadian2 pun berlangsung pararel dari satu alur ke alur yg lain. Gaiman telah menyusun ceritanya sedemikian rupa, sehingga hampir dapat dipercaya bahwa Anansi sendiri yg telah menitipkan ceritanya pada Gaiman - seluruhnya saling bertautan dan menuju satu arah, persis sebuah jaring laba-laba.

Kisah bertemakan dewa-dewa dan semesta lain tidaklah asing bagi Gaiman, yg telah menghasilkan karya2 spt Sandman, Stardust dan American Gods, yg menampilkan berbagai jenis dan tingkatan dewa2 dan berbagai makhluk mitos.
Selain karena American Gods (AG) adalah karyanya yg terakhir sebelum Anansi Boys (AB), kedua novel ini terbandingkan berkat kemunculan tokoh Anansi di dalam keduanya (meskipun, tentu saja, Anansi memegang peran lebih penting dalam AB). Bila AG menyajikan cukup banyak gambaran kekerasan dan seksual vulgar, AB menampilkannya dengan lebih halus (atau, tak sebanyak pada AG). Meskipun sama2 melibatkan banyak sekali dewa dengan komplikasi dan selera humor mereka masing2, pada AB cerita terasa berjalan lebih ringan, lebih menghibur. Lebih personal dengan sentuhan cerita pertalian antar anggota keluarga.


Saya suka tampilan edisi Anansi Boys yg baru saya baca ini. Selain karena jenisnya soft cover, desain sampulnya sederhana namun berkesan misterius, anggun dan menarik (bandingkan dengan versi ini). Sebagai tambahan, pada buku ini terdapat Exclusive Extra Material:
Anansi Boys deleted scene (bonus teks, yg kurang pas utk dimasukkan dalam cerita, namun terlalu bagus utk dibuang),
Extracts from Neil Gaiman's notebook (nikmati kopian tulisan tangan Neil, dalam prosesnya merangkai kata2 utk novel ini),
An Interview with Neil Gaiman (cukup ringkas, namun menarik - terutama perihal hubungannya dengan anak2nya),
Reading-group Discussion Questions (bahan diskusi, tapi siapa ya yg membuat pertanyaan2 yg spt ujian essay ini?)

Berikut ini cuplikan dari wawancara pada bagian ekstra tsb, yg kurang lebih menggambarkan isi buku ini (yg, menurut Neil, adalah "a magical-horror-thriller-ghost-romantic-comedy-family-epic").

What was your favourite moments of Anansi Boys?
...I had to stop at that point and figure out how a comedy worked. I knew that I wanted it to be a comic novel, and it needed to be a comedy, but also that there were places in there where I was skirting perilously close to horror.
...You start realising that in horror fiction people get what they deserve, whereas in comedies people get what they need. And I felt that at the end of Anansi Boys, everybody got what they needed.

Anansi Boys
Neil Gaiman
(C)Review, 2005
ISBN# 0-7553-0508-6

6 comments:

  1. thanks, tita. review-nya bagus... i'm not so much into gaiman stuff, tapi review kamu bikin saya pingin baca nih...

    ReplyDelete
  2. Huaaa! trims reviewnya! aku beli bukunya!! (abis ujian,kalo nggak...ke laut presentasiku). Mbak,American Gods sama ada 1 lagi aku lupa...lagi didiskon beli 2 dapet 3,tapi kayaknya Anansi Boys nggak deh (huhuhuhuhu..mentang2 baruw).
    American Gods bagus tak?

    ReplyDelete
  3. trims mer :) ..biasanya aku pinjem dulu (perpus atau temen) utk baca novel gaiman, sebelum memutuskan ingin koleksi (beli) atau enggak. sebab cerita2 gaiman (yg cenderung "gelap") itu memang cocok2an aja sih. kebetulan anansi boys, yg banyak melibatkan sosok dewa2 fabel ini, masuk seleraku.

    ReplyDelete
  4. anansi boys ini bukunya tiyas, dia beli di singapore (di sini baru ada hard covernya).. hihihi.. dia sendiri belom baca!
    american gods, intinya ttg perseteruan antara dewa2 (klasik/ mitos) masa lalu dengan dewa2 masa kini (media, gadget, dsb yg dipuja orang masa kini :P). setting-nya amerika banget, tapi lumayan bagus juga, aku suka.

    kl american gods-nya dikorting bareng neverwhere, beli aja! (wadoh komporrr) aku suka banget neverwhere, yg setting-nya underground london (ini perkara sentimentil juga sih.. hehehe)

    ReplyDelete
  5. Reviewnya bagus Ta!! Gua seneng deh ada orang yang review karya-karyanya Gaiman, trus nyambung banget! I love Neil Gaiman, menurut gua tingkat spiritual dia tinggi, filosofinya, trus bisa dia deskripsiin lagi ke tulisan....like the moments people had when they meditate, it's surreal & beyond any of the 5 or 6 senses... hebaaaaaaaaaaaddd!!!

    ReplyDelete
  6. Thanks Lex, ini juga gara2 elu! Hahaha! Orang2 di Indonesia belom pada tau Sandman, elu udah ke FancyNite sebagai Death!

    Gaiman, biarpun tulisan2nya berbobot, tidak pernah melupakan unsur humor. Sangat menyenangkan. Thought provoking and entertaining at the same time!

    ReplyDelete