Lokasinya, yang merupakan bagian dari satu seri ruko baru, memang biasa-biasa saja. Suasananya bahkan
cenderung berisik dengan suara kendaraan, karena berada tepat di sisi keramaian
jalan Dago. Tapi tempat ini menggoda untuk dimampiri, karena:
- terlihat sekilas dari jalan terkesan bersih dan luas (meskipun tempatnya tidak besar), dengan interior yang simple sekaligus ramah
- berjudul steak & burger, cukup bisa mengundang saya yg cenderung karnivora ini
Jadi tadi sepulang menjemput anak-anak dari sekolah, kami spontan mampir untuk ‘makan malam’ di sana. Ketika kami datang, belum ada pengunjung lain. Selang seperempat jam kemudian baru satu persatu meja terisi.
Desain meja dan bangku kayunya lurus tegas, hanya berupa kotak persegi panjang yang rapih. Dinding berlapis batu yang dialiri air di bagian belakang dan beberapa vas tanaman berdaun lebar membantu membentuk suasana yang lebih asri.
Tadinya kami duduk di dalam, tapi anak-anak selalu mau lari-lari di luar, jadi akhirnya kami pindah ke meja terluar. Dari meja kami ke tempat parkir hanya berbataskan vas-vas tanaman, jadi anak-anak harus benar-benar diingatkan untuk tidak sembarangan berlarian ke jalan. Tepat di sebelah tempat makan ini adalah warnet untuk game, jadi banyak motor berseliweran,
membuat kami makin was-was kalau tiba-tiba anak-anak memutuskan untuk melesat ke lapangan parkir. Untungnya mereka bisa tenang ketika makanan datang (kelakuan liar mereka memang biasanya bersumber dari rasa lapar).
ONION RINGSSatu makanan pembuka datang dahulu: onion rings. Irisan bawang bombaynya berukuran pas, dan tepung yang membalutnya juga tidak terlalu tebal, tapi menutupi sekujur irisan bawang. Keseluruhannya crunchy, sekaligus ringan. (Ah, andai isinya irisan cumi segar dan bukan bawang bombay..) Onion rings ini dihidangkan bersama semangkuk kecil saus BBQ yang dipenuhi irisan bawang putih dan bawang bombay. Kejutan indah buat yang gemar bawang-bawangan!
Tambahan lagi, di sisi piring ada ‘buket salad’ mini: daun sla, irisan panjang paprika merah dan hijau, berlumur dressing ringan (rasanya mirip saus huzarensla buatan ibu saya yg terbuat dari leburan kuning telur rebus), diikat oleh satu ring bawang bombay. Tampilannya manis sekali.
FRIES + SAUSAGESBerikutnya, datang makanan utama pertama: kentang goreng + susis punya Lindri (4 th). Memang standar, tapi justru di hidangan yang sepele ini kelihatan kepedulian si pemasak: pas/tidaknya struktur, kadar kematangan, dan juga presentasi keseluruhan hidangan. Kentangnya panjang bergelombang, renyah di luar dan empuk di dalam, seperti seharusnya kentang goreng. Susisnya susis sapi biasa yang berwarna kemerahan – yang sayangnya bukan jenis yang disukai oleh Lindri, jadi tidak dihabiskan olehnya. Tapi dua potong susis itu dikerat bersilang sepanjang ‘badan’nya, sehingga isinya menyeruak dengan ramai akibat digoreng. Menarik. Porsi ini juga dihidangkan dengan saus BBQ serupa.
CLUB SANDWICHHidangan pesanan Dhanu (7 th) ini datang berbarengan dengan kentang goreng dan susis, didampingi juga dengan kentang goreng dan saus BBQ. Saya tidak sempat mencicip yang ini, sebab Dhanu kelihatan senang sekali dengan makanannya. Tumpukan tiga lembar roti ini diisi dengan bacon sapi dan irisan telur rebus di bagian bawah, dan grilled chicken fillet di bagian atas. Irisan sla, timun dan tomat menambah ketebalan roti bertingkat ini; siraman dressing ‘kuning telur rebus’ (dan mungkin saja ada mayonais dan saus tomat) menambah ramainya hidangan ini.
SPAGHETTI CARBONARABerikutnya, datanglah spaghetti pesanan Syb. Gundukan pasta yang sudah bercampur dengan saus cream dan irisan ham sapi itu dihias dua utas spaghetti yang disimpul sehingga membentuk semacam laso, yang didudukkan dengan tegak di puncak gunung pasta. Garam dan merica siap sedia, jadi dapat ditambahkan sesuai selera. Nah, hidangan yang ini sempat saya icip sedikit. Tekstur pastanya sesuai harapan, dan untaian spaghetti yang sudah rata berlumur saus carbonara ini memang berasa sekali creamy-nya, tapi yang dominan terasa di gigitan pertama adalah butter, lalu cheesy. Gurih!
STEAK A’LA DAGOPesanan saya datang terakhir, pasti karena persiapannya paling banyak. Di lembaran menu, banyak bahan disebutkan untuk hidangan yang satu ini – dan memang benar: piringnya penuh sekali!
Tiga potong Lyonnaise potatoes berjajar rapih di sisi piring, ditemani setumpuk tumisan sayur hijau (kailan?) di sebelahnya. Dagingnya sendiri berupa sirloin yang dibentuk pipih sehingga bisa ‘membungkus’ campuran bayam, mozzarella dan bawang putih di dalamnya. Bayangkan ‘lumpia’ berkulit sirloin dan berisi bayam, dibagi dua dengan diiris menyerong di tengah2nya. Lalu satu potong ditegakkan pada tengah2 piring, sementara potongan lain berbaring tenang di sisinya. Seperti itulah garis besar presentasi Steak a la Dago. Saus black pepper menggenang luas di sekitarnya, diwarnai dengan aksen putih (dari sour cream, bila tidak salah tebak) yang berzig-zag di tengah-tengahnya.
Bayam bungkus daging ini sama sekali tidak sulit dipotong, apalagi dikunyah. Tekstur dan rasa bayam yang lembut dikuatkan dengan tarikan mozzarella dan bawang putih panggang. Dibalur saus black pepper (yang masih bertabur serpihan kasar butiran black pepper), dan sour cream, suapan yang rasanya lumer di mulut ini memang membuat saya enggan berbagi porsi ketika Syb minta gilirannya untuk mengicip.
Secara keseluruhan, makanannya memuaskan. Meskipun tempat makan ini masih relatif baru (baru sekitar dua bulan), pelayanannya sudah cukup baik, stafnya lumayan tanggap dan lamanya waktu menunggu hidangan pun wajar. Hanya saja minuman yang kami pesan kebetulan semuanya ‘buatan’, instan: lemon tea dari Nestea (utk anak2), dan orange & lemon squash kami hanyalah sirup jeruk dan lemon yang diberi soda. Oh ya, untuk harga, saya kira masih wajar. Kami makan berempat menghabiskan sekitar Rp130.000 (dan ternyata porsi saya yang termahal.. hehe).
Kemungkinan besar kami akan kembali lagi ke sini – untuk mencoba menu yang lain. Apalagi lokasinya dekat sekali dengan tempat kami tinggal, dan anak-anak sudah terbukti doyan dengan makanannya (hanya saja mereka perlu diingatkan terus soal berlarian di tempat parkir). Lain kali, kalau diniatkan ke The Grill lagi, bawa kamera, ah!
The Grill steak & burger
Jl. Ir. H. Juanda 342 D
Bandung
Telpon: (022) 250 0232
(Kalau dari arah bawah/Selatan, letaknya di sisi kanan jalan, di kompleks bangunan ruko pas sebelum belokan ke Jl. Kanayakan/Politeknik Manufaktur ITB. Kalau sudah lihat Borma di sebelah kanan, berarti sudah terlewat!)