Sunday, July 23, 2006

Nam Tin

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Chinese
Location:Amsterdam
Meskipun sudah sejak dulu dan berkali2 direkomendasikan teman2 asal Taiwan utk makan dim sum di Nam Tin, baru hari Minggu siang ini saya berkesempatan makan dim sum 'dengan serius' di sini. Saya pergi bersama suami dan dua anak kecil, ibu, sepupu (Chica) dan anaknya (Luna). Saat kami tiba, menjelang pukul satu siang, suasana di dalam restoran sudah cukup ramai. Maklum, dim sum yg hanya dihidangkan hingga pk. 17:00 ini memang cukup kondang.

Interior restoran ini sangat luas, dan mampu menampung hingga 500 orang. Meja2 beralaskan taplak merah muda lembut dan lapisan kertas putih tipis tersebar di seluruh penjuru ruang, masing2 dikelilingi bangku2 kayu berlapis bantalan dengan rmotif ramai. Di beberapa sudut ruang terdapat televisi berlayar lebar, yang kadang2 berfungsi sebagai sudut utk berkaraoke. Suasana di dalam cukup nyaman karena ber-AC (mengingat di luar cukup kering dan panas, lebih dari 30C), dan - yang penting bagi kami - restoran ini cukup children friendly. Fasilitas lain pun memadai: terdapat akses utk pengguna kursi roda, dan kamar kecilnya cukup luas dan bersih.

Pelayan yang berjumlah belasan orang terlihat sibuk mondar-mandir di sekujur ruangan. Tidak ada pengkhususan satu pelayan utk satu meja, jadi kami dapat memanggil siapapun yg terdekat atau yg kebetulan sedang melihat ke arah kami. Perlakuan satu pelayan berbeda dengan yg lain, sehingga penilaian terhadap pelayanan tidak dapat dipukul rata - namun mereka rata2 cukup membantu dengan sigap dan tidak ada pengantaran pesanan yg salah, meskipun restoran terlihat cukup penuh.

Di jam2 khusus dim sum ini, terdapat secarik kertas kecil di masing2 meja, berisi daftar menu yg bisa langsung kita tulis jumlah porsinya di samping masing2 nama hidangan. Siang itu kami memesan:
- Rijstflensjes met garnalen (Cheong Fan udang)
- Rijstflensjes eendfilet (Cheong Fan bebek)
- Gebaken octopus (cumi goreng tepung)
- Gevulde aubergines (terong isi ikan)
- Cantonese gebakken rijst (Nasi goreng Yangchow: isi udang, tsa siew, telur dan kacang polong)
- Nasi goreng polos
- Rijstpap kipfilet en mais (bubur ayam & jagung)
- Ha Kau - garnaal pasteitjes (dim sum udang kukus)
- Garnaal gehakt balletjes (baso udang cincang kukus)
- Calamaris in pikante saus (cumi saus pedas)
- Vegetarische bapao (roti mantau polos saus manis)
- Krokante garnaal pasteitjes (pastel udang goreng saus mayonais)
- Garnaal loempiatjes (lumpia udang goreng)
- Pangsit Goreng
- Garnaal Toastjes met sesam (toast ber-topping udang cincang + wijen)

Setelah didaftar begini, ternyata banyak juga pesanannya, maklum lapar mata (sengaja datang ketika lapar :D). Tapi ternyata (hampir) semua pesanan dapat dihabiskan, dengan terpaksa membawa pulang sisa nasi goreng polos dan (pesanan tambahan) cumi goreng tepung. Semua hidangan rasanya pas; udang dan daging bebek pada cheong fan serasa empuk dan manis. keseimbangan antara kenyal dan crispy pada cumi goreng tepung sangat pas (dan segera menjadi favorit anak2). Terong isi daging ikan cincang lumayan unik dan segar. Udang pada seluruh hidangan muncul sebagai mana mestinya: menantang di setiap gigitan, manis di setiap kecapan. Yang tidak terlalu istimewa mungkin hanyalah cumi saus pedas, yg sebenarnya tidak terlalu pedas (satu2nya porsi yg tersisa, sebanyak 2-3 potong).
'Teman' makan dim sum, nasi goreng, sebenarnya juga bisa tampil sebagai hidangan sendiri. Rasanya mantap sekali. Juga bubur ayamnya, yg berisi potongan2 tipis-lebar daging ayam dan butiran2 jagung, sangat kuat menampilkan rasa kaldu ayam, dengan sedikit hint jahe segar.

Selesai makan, kami memesan es krim untuk anak2: masing2 mendapat es krim vanilla dalam cangkir plastik berbentuk kepala hewan (yg boleh dibawa pulang), dan triple sorbet utk ibu. Sisanya memesan kopi biasa dan koffieverkeerd (= kopi-susu). Seluruh hidangan tersebut, plus minuman (2 gelas bir, 3 gelas jus apel dan 2 poci Chinese tea) - dan membuat kenyang 4 orang dewasa + 3 anak kecil - menghabiskan sekitar 100 Euro. Sebuah harga yg sangat pantas utk makan enak dan santai di hari Minggu siang bersama keluarga. Restoran ini bisa saya rekomendasikan utk makan siang dim sum-nya (apalagi karena masih banyak hidangan dim sum yg belum sempat dicoba :)), dan mungkin masih harus dijajal pula hidangan2 selain dim sum.


Nam Tin
Jodenbreestraat 11
1011 NG Amsterdam
Tel (020) 428 85 08 / Fax (020) 428 85 07
kitchen open 12.00-23.30 (sunday until 22.00)
dim sum 12.00-17.00


Foto: terong isi daging ikan (by Chica)
Foto2 lain ada di http://chicaluna.multiply.com/photos/album/134

Menu dim sum di Nam Tin:
Photobucket - Video and Image Hosting
Photobucket - Video and Image Hosting

37 comments:

  1. tambahan, buat yang suka pedes, bisa minta chili oil..soalnya mereka nggak menyediakan sambel di mejanya, paling cuma saus asam manis yang dateng bersama cumi goreng, pangsit goreng, dll itu

    ReplyDelete
  2. tapi kan abis juga? heheheh.. *wink wink*

    ReplyDelete
  3. makanya sampe sekarang masih kenyang :))

    ReplyDelete
  4. kesan yg sama wkt liat fotonya chica: pesenannya banyak amaaaaaat :))

    ReplyDelete
  5. mba' tita ....itu gambarnya mengundang sekali
    terong isi daging ikan, aku siy gak doyan terongnya, tapi doyan daging ikannya ..hehehehe

    ReplyDelete
  6. wadhuhhhhhhhhhhhh membaca pas menjelang jam makan siang.... jadi lapeeeerrrrr................. makan yuuuuukkkkkkkkkkk

    ReplyDelete
  7. itu enak banget ituuuuuu....... coba ada alat teleporter star trek gua ikuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuut!!!!

    ReplyDelete
  8. Nyamph nyamph...ssruphs,...edhan..(ngacay deh ;))

    ReplyDelete
  9. whahaha kan dim sum lit, seporsinya 'cuma' 2-4 potong.. :D

    ReplyDelete
  10. terong yg ini enak lho, pinggir2nya crispy, tengahnya lembuuut..

    ReplyDelete
  11. kalo ada alat itu, bahaya banget! gue bisa2 saben weekend mampir bandung, beli martabak tip-ker.. hahahah

    ReplyDelete
  12. tengkiu banget nih catatan penting nya. gua mungkin kalap juga kalo ke sana :))

    ReplyDelete
  13. yuuuukk..
    btw ten, chica kemaren bikin macaroni schotel lhooo.. enaaak tapi udah pada terlalu kenyang utk memakannya langsung (jadi buat makan siang barusan)

    tas: tampak enak? memang enak! :D

    ReplyDelete
  14. makasih juga jo.. ini kan makan2 juga dalam rangka ultahmu :)

    ReplyDelete
  15. *tadahin*.. ziya, ayahnya minjem anduknya dulu ya..

    ReplyDelete
  16. agak beda ven. konsepnya sama, cuma yg di new king lebih basah. yg ini lebih kering, jd pinggirnya crisp gitu. kapan2 coba yg ini deh :D

    ReplyDelete
  17. (tambahan) Review ini juga saya posting di milis Jalansutra. Ada salah satu komentar yg masuk lewat e-mail (japri):

    sedikit komentar mengenai resensinya.
    Pesanan anda sebenarnya adalah pesanan yang biasa dipesan oleh orang Indonesia di belanda. Saya juga kalau pesan ya modelnya gitu kalau dulu.

    [Bersama keluarga asal Medan di Belanda] ke restorant China di Kee Lun (Den Haag) dan Tai Wu (Rotterdam) istrinya yang pesan makanan, wah....suatu revelatie buat saya. Ternyata menu nya org china kalau dimsum ada 300-an sedangkan menunya orang barat [...] cuman 60-an.

    Sedikit usul saja, Bagaimana kalau kapan-kapan ke Rotterdam di hari Sabtu-Minggu gitu, dan kita makan di Tay Wu, terus kamu bisa coba makanan-makanan yang baru untuk dim sum kayak gini :)

    Anyway, Saya sendiri tidak begitu merasa makan enak setiap kali di Nam Tin., meskipun secara praktis, parkirnya lebih gampang dibanding dengan Nam Kee atau Hoi Tin.

    ReplyDelete
  18. Hihihi..emang kita orang Indonesia kok...so what gituloh..
    Jangan2 dia udah menjelma jadi orang...aneh :p
    *Sorry 'ta, numpang emosi dimari nih daripada ngibla baca tulisan orang ini*

    ReplyDelete
  19. Tuh kan? ternyata bukan gue aja yg merasa tulisan org ini aneh. Jangan2 emang nih ahhahahahahahahaha

    ReplyDelete
  20. Mungkin orang aneh beneran. Mungkin dia emang suka makanan aneh, misalnya otak monyet segar, kelelawar hidup (kaya ozzy osbourne), telapak beruang, cacing wawo palolo, laron tumis goreng, sate kucing saus asem manis, lalu desertnya eskrim sambel abc pake saos coklat.... hehehehe

    ReplyDelete
  21. Ini potongan jawabanku padanya (aing tea penyabar):

    Ayo buat review-nya Tai Wu dan post di milis, saya jadi penasaran. Terima kasih ya infonya. [...]

    ReplyDelete
  22. hahaha.... bagus Ta, pasti dia aa...euuu.... aaa...euuu jawabannnya....

    ReplyDelete
  23. review dan contoh gambar tampak sangat meyakinkan. terimakasih untuk review-nya. sayang tidak mendatangkan dampak positif bagi saya. karena saya sekarang malah jadi lapar, air liur menetes2, tampang domblo, dan tidak bisa menjaga keanggunan saya akibat review anda ini. tetapi sekali lagi, saya ucapkan terimakasih dan sukses selalu.

    ReplyDelete
  24. dengan sedikit rasa menyesal (dan banyak rasa kenyang) saya sangat berterima kasih atas tanggapan lady-d(ayeuh) yang sangat mengharukan. mudah-mudahan suatu hari tampil sebuah review balasan dari lady-d yang dapat menghasilkan efek serupa pada diri saya, secara saya sudah terlalu lama merasa terlalu anggun.

    ReplyDelete
  25. hehe.. kita malah diajak nyobain dim sum yg di rotterdam sana :)

    ReplyDelete
  26. aku belom pernah ke ke nam tin ini... seringnya ke new kinggggg molooooo

    ReplyDelete
  27. di sini emang sptnya menang dim sum-nya aja dari new king. makanan2 lainnya sih sptnya sama aja.

    ReplyDelete
  28. dimsum-nya enakan oriental bukan ... eh ini menurut gue :)

    ReplyDelete
  29. wah nggatau, sepertinya aku belum pernah ke oriental deh *lupa lupa inget*

    ReplyDelete
  30. nah asik... ketemu... minggu depan mau mampir nih ta ;))
    *cihuy akhirnya ke amsterdam*

    ReplyDelete
  31. weitsss.. cerita2 ya ntar!
    eh.. skalian mampir New King dan De Bakkerswinkel juga deh (dua2nya di Zeedijk). legendaris tuh :D

    ReplyDelete
  32. siiip udah gua masukin ke gps...

    ReplyDelete