It was more than one week ago that I posted the following entry to Jalansutra mailing list (in Indonesian). Now I'm letting you know that my sister is already joining us in Amsterdam, still recovering but far healthier than when she was ill in Japan. Here's she with me, in front of Lambiek (thanks to Akil for the photo).
In short, the posting was about how my sister got terrible case of flu in Tokyo, and how a family who, eventhough they know her for only one week (then), really nursed her with great care and took care of everything (medicals, ticket, visa). At first I had a lot of doubt of posting this to the mailing list, since it is sort of a personal matter. But shortly, after an encouragement from the chief of the community, I did. But I mainly did it for other reasons: I want the world to know that kind and sincere people do exist, and I want to tell a story of hope and humanitiy, among the bad news that we received recently.
So, here goes..
===================================
From: Dwinita Larasati
Date: Sun Nov 6, 2005 9:00 pm
Subject: [o/t] untuk keluargaku: terima kasih!
Dear keluarga besar Jalansutra,
Ijinkan saya mengisahkan sedikit mengenai berkah yg kami peroleh
berkat pertemanan dalam komunitas (yang tidak hanya sekedar) jalan-
jalan dan makan-makan ini. Terima kasih sekali lagi utk Pak BW sang
kepala suku yg telah mengijinkan saya berbagi cerita ini melalui
milis :)
Terakhir kali saya & keluarga pulang ke Indonesia adalah th 2002, dan
sejak itu orang tua saya hanya sempat berkunjung 1x saat anak kedua
saya baru lahir (akhir 2003). Sekarang orang tua saya berkesempatan
mengunjungi kami di Amsterdam sekali lagi setelah sekian lama hanya
'bertatap muka' dengan cucu2 di sini melalui kiriman foto2. Mereka
sudah tiba sejak lebih dari dua minggu yang lalu, berbarengan dengan
acara rutin bapak menghadiri sebuah konferensi bi-annual di Köln,
Jerman. Adik saya, Tiyas, rencananya menyusul kemari setelah
perjalanannya di Jepang.
Saat tiba di Jepang, Tiyas menginap dulu di kediaman keluarga Lim Kim
Soan, seorang anggota Jalansutra yg tinggal di dekat Tokyo, selama 3
hari. Lalu ia mengunjungi sobat SMA-nya yg sedang kuliah dan bekerja
di Hokkaido, di belahan Utara Jepang yg cuacanya lebih dingin, selama
3 hari. Dari Hokkaido, Tiyas kembali ke Tokyo utk menginap semalam
lagi di rumah Kak Kim sebelum melanjutkan penerbangan ke Amsterdam.
Tapi ternyata, saat 'transit' di rumah Kak Kim tsb, Tiyas mengalami
demam tinggi, suhu tubuhnya mencapai 39,8 C. Kak Kim sampai menelpon
kami utk memberitahukan kejadian darurat tsb utk mengambil keputusan,
lalu dengan sigap membatalkan penerbangan Tiyas hari itu dan langsung
merawatnya dengan sangat telaten.
Tumben, biasanya bila demam, suhu badan Tiyas sudah akan membaik
dalam waktu 2-3 hari hanya dengan beristirahat. Kali ini lewat 5 hari
pun masih panas tinggi, bahkan disertai gejala2 parah seperti mual
dan sakit kepala. Kami berusaha berkomunikasi intensif dengan Kak Kim
untuk selalu ter-update dengan keadaan Tiyas, si putri bungsu yg
sedang berperjalanan sendiri, yg terpaksa terdampar di negri
orang dalam keadaan sakit, dan terpaksa tinggal di rumah orang yg
baru ia kenal.
Tiyas yg rencananya tiba di Amsterdam tgl 2 Nov lalu, hingga hari ini
(6 Nov) masih dalam perawatan Kak Kim sekeluarga. Urusan ke dokter,
pengubahan tiket, perpanjangan visa dan penalangan biaya, semua
diurus dengan cekatan oleh Kak Kim dan suaminya, bagai mengurus anak
sendiri. Orang tua saya yg sedang berada di sini dan tak dapat
berbuat banyak, tentu saja sangat berterima kasih pada Kak Kim &
keluarga, atas kebaikan dan ketulusan mereka.
Kemaren kami mendapat kabar bahwa keadaan Tiyas sudah membaik.
Meskipun sampai sempat mimisan, suhu tubuhnya sudah turun dan stabil
pada 37 C setelah (akhirnya) diinfus. Kak Kim pun bilang bahwa Tiyas
sudah bisa makan, meskipun sedikit. Walaupun begitu, waktu itu kami
masih harus melihat kondisinya, apakah masih memungkinkan utk terbang
ke Belanda atau langsung pulang saja ke Jakarta (Tiyas sih berniat
bisa, sebab dia belum pernah bertemu dengan keponakan perempuannya yg
baru berulang tahun yg ke-2).
Kami bener2 sempat dibuat deg2an dengan flu parah itu. Apalagi waktu
baca berita di Internet bbrp hari yg lalu ttg outbreak avian flu di
Vietnam, Cina dan Jepang. Syukurnya Tiyas tidak kena virus tsb. dan,
syukurnya lagi, Tiyas dirawat oleh tangan2 yg bertanggung jawab dan
tulus-kasih - sekali lagi, berkat pertemuan kami dalam komunitas
Jalansutra.
Betapa mengharukan, bukan saja uluran tangan yg diberikan keluarga
Kak Kim di Jepang, namun juga perhatian dari saudara dan teman2 JS
yang turut memantau keadaan Tiyas setiap kali 'bertemu' dengan saya
di program chatting.
Tadi siang (waktu Belanda, malam waktu Jepang) kami sempat mengontak
Tiyas lagi, kali ini lengkap melalui program Skype ('telepon'-
internet), messenger dan web-cam di rumah Kak Kim. Wah, betapa
leganya orang tua saya ketika bisa melihat Tiyas sudah bisa duduk
chatting dengan wajah sehat, bisa bercanda dan ketawa2 lagi. Betapa
senangnya mereka bisa 'bertemu muka' dengan Kak Kim dan suaminya
meskipun hanya melalui web-cam, sambil sempat bercakap2 sebentar.
Jarak jauh yg memisahkan, benar2 bukan penghalang pertalian
kekeluargaan kami. Kini hampir dapat dipastikan bahwa Tiyas akan
cukup sehat dan kuat untuk melakukan penerbangan jauh ke Amsterdam,
dan berkumpul bersama kami sesuai rencana semula.
Secara tidak langsung, kami juga telah dibantu oleh Pak Bondan dan
oleh semangat pertemanan keluarga Jalansutra, di mana pun berada.
Terima kasih!
tul. tul. tul.
ReplyDeleteemang..they do exist... senengnya si Tiyas dah sembuh...
ReplyDeleteMudah-mudahan dengan ini banyak orang yang tergerak hatinya untuk menjadi peduli kepada orang lain, siapapun dia, menolong dengan sepenuh hati tanpa pamrih. Terima kasih pada-NYA, yang telah memakai tangan kasih kel. Lim Kim Soan untuk merawat Tyas sampai sembuh.
ReplyDeleteSenyume Tyas wis ketok seger kok. Tapi ketok kurus ya, apalagi sebelahan sama mbak-nya :=). Bilang Tyas, banyak makan keju, minum susu segar dan ... susis hema .... :) [kepengin ...]
Ya ampun Tiyas, mudah2an sembuh 100% dan kembali seperti semula ya...
ReplyDeletewow..the story almost makes me teary [try to be TC...:P)... so touched.
ReplyDeletethanks for sharing. it's always so refreshing to know that many kind and sincere people do exist in this world.
tears in my eyes, really!
ReplyDeletei miss this posting di JS. setuju, komunitas JS memang hangat, sayang saya belum bisa aktif, cuma bisa no mail.
happy to know there're still people like ibu Kim Soan in this world (I saw some images of her in Jolianto's blog).
huaaaaa...
ReplyDeletekalo aku ke sana..kita poto juga yaaaa
heheheh
*ngarep*