Melongok Industri Kreatif Bangkok
BANGKOK dikenal sebagai surga bagi para penggila belanja karena banyak sekali produk-produk, terutama fashion, yang ditawarkan dengan harga murah dan kualitas tingkat atas. Selain dikenal sebagai salah satu tujuan belanja di Asia, Bangkok sebelumnya juga dikenal sebagai kota yang aktivitasnya sangat padat. Tak heran, 10 tahun lalu kema-cetan menjadi hal yang lumrah di kota yang memiliki slogan "City of Life" ini.
Selain dikenal sebagai tujuan berbelanja, di bidang industri kreatif Asia pun Bangkok patut diperhitungkan eksistensinya, terutama dalam bidang desain. Salah satu bukti keseriusan Bangkok dalam hal ini adalah dengan menggelar Bangkok Desaign Festival selama bulan oktober 2009.
Kunjungan tim Bandung Creative City Forum yang diwakili oleh Departemen CEN (Creative Entrepreneur Network) dan difasilitasi oleh British Council Indonesia, merupakan kesempatan baik. Kesempatan ini merupakan sarana "brainstorming", dan semoga bisa diaplikasikan di kota Bandung yang sudah mendeklarasikan diri sebagai "kota kreatif" dan tergabung di antara sembilan kota di dunia dalam "Creaticities".
Satu hal mendasar yang membuat kami angkat topi terhadap Bangkok adalah keseriusan pemerintah kota. Pemerintah kota memfasilitasi berbagai kepentingan industri kreatif di Bangkok dengan tujuan untuk lebih membuat Bangkok lebih terkenal dan "berdaya jual" tinggi di Negara Asia, dan ujung-ujungnya meningkatkan kunjungan wisatawan ke kota ini.
Salah satu bukti keseriusan pemerintah Kota Bangkok adalah dengan mendirikan dan memfasilitasi TCDC (Thailand Creative & Desaign Centre) pada tahun 2004. TCDC didirikan di bawah kontrol dari "The Office of the Prime Minister" dan didanai oleh "The Bureau of the Budget" Thailand.
Maksud pendirian TCDC adalah sebagai pusat pengembangan desain dan pusat pengembangan produk yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing Bangkok di dunia kreatif internasional. Penempatan letak TCDC pun sangat kreatif, yaitu memanfaatkan satu lantai di salah satu pusat perbelanjaan mewah di Bangkok, yaitu Emporium.
Hal ini memudahkan masyarakat untuk mengunjungi tempat tersebut, walaupun tidak direncanakan untuk mendatangi TCDC. Desain interior juga sangat menarik. Orang yang sebelumnya tidak tahu pun akan mencoba masuk dan mungkin berkelanjutan dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang disediakan.
Fasilitas yang terdapat di TCDC selain mini store yang menampilkan berbagai produk kreatif pilihan karya anak-anak muda Bangkok, juga terdapat perpustakaan yang dilengkapi dengan teknologi canggih semacam komputer di setiap meja yang dilengkapi jaringan internet. Ada pula perpustakaan material yang dinamakan "Material Connexion", dan mempunyai jaringan di New York, Cologne, Daegu, dan Milan. Terdapat ruang auditorium super gadget yang bisa dimanfaatkan untuk se-minar-seminar, kafe di dalam perpusatkaan untuk sekadar melepas penat, sampai ruang permanen yang disediakan khusus bagi para seniman memajang karya-karyanya. Singkat kata, TCDC didirikan sebagai "playground of creativity".
Selain memiliki TCDC dalam hal pengembangan industri kreatif, Pemerintah Kota Bangkok juga memfasilitasi berdirinya BACC (Bangkok Art & Culture Centre). Dengan bangunan yang lebih besar dibandingkan dengan TCDC, BACC memiliki bangunan khusus. Tidak di dalam mal, tetapi terletak di pusat kota dan bersebelahan dengan salah satu mal terbesar di kawasan Siam Complex.
Dengan demikian, sekali lagi, sangat mudah untuk diakses dan diketahui oleh publik. BACC terdiri atas tujuh lantai yang di dalamnya terdiri atas ekshibisi area seluas 3000 meter persegi. Terdapat tambahan 1000 meter persegi area ekshibisi di lantai paling bawah dan auditorium di lantai lima yang mampu menampung 222 kursi. Semua didesain khusus untuk event-event musik dan film screenings. Di lantai empat terdapat experimental space untuk performing arts seluas 350 meter persegi. Sementara itu, multifunction hall terletak di lantai satu yang terdiri atas 250 tempat duduk yang bisa digunakan untuk konferensi, pertemuan komunitas, dan lain-lain.
Selain itu, di lantai bawah banyak art library yang menyediakan fasilitas internet dan kids corner. Bagi yang kecanduan dengan belanja, bisa memenuhi kebutuhan dengan mengunjungi lantai 1-4. Segala jenis produk yang berhubungan dengan kreativitas dan beberapa restoran kecil pun banyak tersedia di lantai tersebut.
Seketika saya dan Ben langsung ingat Bandung tercinta (yang dikenal sebagai "kota kreatif"). Yang bisa kami lakukan saat itu hanya mengurut dada dan menarik napas panjang sambil berharap mudah-mudahan di Bandung cepat tersedia tempat semacam BACC, semoga!
Tujuan pendirian BACC adalah untuk membentuk salah satu tempat bertemu pelaku industri kreatif. Menyediakan program-program kebudayaan sebagai salah satu sarana keberlangsungan komunitas dan sebagai tempat bertemunya masyarakat umum dengan pelaku industri kreatif di Bangkok. BACC dioperasikan oleh BACC Foundation dengan dukungan penuh Pemerintah Kota Bangkok dalam hal keuangan dan hal-hal lainnya
**
Banyak hal-hal baru yang tidak dapat kita jumpai di Bandung terjadi di kota ini. Mulai dari keberadaan industri kreatif sampai dengan fasi-litas-fasilitas publik lain yang disediakan pemerintah kota bagi warga dan wisatawan yang datang. BTS Skytrain adalah salah satunya. Selain bagi warga lokal, skytrain merupakan solusi yang sempurna bagi turis yang datang ke Bangkok untuk berwisata.
Selain itu, taman-taman kota pun didesain sangatlah menarik dan nyaman. Sebagian besar dilengkapi dengan danau buatan kecil, bangku-bangku taman, hingga lahan untuk bermain bola basket, bola voli, sepak takraw, dan skateboard. Pedagang kaki lima pun difasilitasi dengan sangat rapi sehingga tidak menimbulkan kesan kumuh bagi keberadaan taman-taman kota tersebut.
Kondisi taman kota yang sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi di kota Bandung tercinta. Taman kota hanya berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dan tidak dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat karena selalu dalam kondisi terkunci serta dikelilingi pagar, dengan alasan keamanan dan keter-tiban. Padahal kalau saja dibuat sistem yang tegas dan dikelola dengan baik, bukan hal yang tidak mungkin kondisi itu akan terjadi di Bandung.
Keberadaan taman kota dan ruang publik lainnya selain sebagai sarana ruang terbuka hijau,merupakan sarana bagi pelaku industri kreatif untuk berekspresi dengan imajinasi. Pada akhirnya, bukan tidak mungkin nilai-nilai ekonomi akan didapat dari kreasi tersebut, sehingga mampu sedikit mengurangi beban pemerintah yang kadang kesulitan mengurangi angka pengangguran.
Hampir mirip dengan kondisi yang terjadi di Indonesia pada umumnya, korupsi di Bangkok pun kerap terjadi dan sudah menjadi kebiasaan buruk. Namun ada satu perbedaan mendasar yang membedakan perilaku korupsi para pejabatnya dengan kondisi yang terjadi di negeri ini, yaitu masih adanya pembangunan yang dapat dirasakan langsung oleh rakyat. Kemajuannya pun dapat dilihat secara luas. Contohnya penyediaan skytrain untuk mengatasi masalah kemacetan. Walaupun baru tersedia dua jalur yang membelah kota Bangkok dan satu jalur MRT di bawah tanah, setidaknya kondisi kemacetan yang sudah parah sedikit bisa teratasi. Bayangkan kalau seluruh kota sudah dilengkapi jalur skytrain, mungkin tingkat penjualan motor dan mobil di Bangkok akan menurun drastis.
Anekdot seperti ini pun menjadi salah satu karya grafis yang dibuat salah satu komunitas desain Bangkok dan dipamerkan di BACC, dengan sebuah gambar peta kota Bangkok yang dipenuhi jalur skytrain dengan judul ITINC yang merupakan singkatan dari "If There Is No Corruption".
Banyak hal-hal menarik yang dapat diambil hikmahnya dari perjalanan "Creaticities" kali ini. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah kota, komunitas, dan para professional, serta sejenak mengesampingkan kepentingan-kepentingan politis yang bisa menghambat terjadinya kemajuan, bukanlah hal yang mustahil jika cita-cita sebuah kota kreatif yang nyaman dapat segera terwujud. Dengan demikian, hal itu dapat lebih meningkatkan lagi taraf perekonomian masyarakat melalui ekonomi kreatif dan meningkatkan PAD yang berasal dari industri kreatif. Maka, julukan "Bandung kota impian", di mana semua cita-cita tentang kota yang nyaman hanyalah mimpi, dapat mempunyai arti yang sejati. Semoga…! (Febby Arhemsyah)***
gila mbak... makasih sudah berbagi pengalamannya. emang kalo ada kebersatuan antara masyarakat kreatif dan regulasi pemerintah semua dapat berjalan dengan lancar... makasih ya mbak. =____=
ReplyDeletesama-sama..
ReplyDeleteiya itu, ironisnya, di kita: ada kota yg komunitas kreatifnya maju tp pemerintahnya nggak ngerti, sementara di kota lain pemerintahnya sudah sadar dan mau memajukan, tapi setengah mati mencari komunitas yg mau diajak aktif...
ke bangkok kemarin mas deny willy ikutan kan mbak? aku ketemu di jkt pas dia baru pulang
ReplyDeletekalo mereka bisa seperti itu karena support pemerintahnya sangat kuat
kalo bandung insyaallah bisa seperti dengan atau tanpa dukungan pemerintah
kita bisa kok mbak
deny willy pergi juga, tapi sebagai delegasi yg judulnya rada beda. yg tulisan ini, febby dan ben, pergi a/n creative entrepreneur network, kalo deny willy pergi a/n tim climate control. di sana jg acaranya beda, cuma di bbrp event aja mereka gabung.
ReplyDeletedi sana juga ada yang korup, tp krn yg bersih lebih banyak - apalagi didukung sama keluarga kerajaan yang cerdas dan waras - maka masih bisa jalan. kita.. pelan-pelan deh, asal terus maju dengan mantap..
thanks for the info ^^
ReplyDeletemy pleasure :)
ReplyDelete...is there any chance for me to collect your books? Where I can find it?...
ReplyDeletewhich books do you mean? "curhat" series? you can find those at aksara book stores. concerning CEN, there's no book yet from us..
ReplyDeleteahhh...thank you for your info. Aksara Book Store it is...
ReplyDelete