(Not-so) recent responses to Curhat, acquired from bookstores and spontaneous surveys:
1. English
The stores said that the use of English language limits the audience (thus the buyers). Readers said that the English words are too complicated, they can't easily understand the stories.
2. Drawing
The drawing is messy.
3. Sequence
Readers find it difficult to follow the sequences, due to the absence of conventional comic-panels that divide one scene from the next.
4. Humor
Most readers think the stories are not humorous enough. Only some stories that include kids are funny, the rest is.. well, not.
Thanks for the responses, and to our 'street team'
p.s. Other responses in a previous post (in Indonesian), from the launching event at Galeri Soemardja
English, bener, Afra begitu liat: "yaa...tante Tita, koq bhs Inggris"
ReplyDeleteakhirnya kuterjemahkan
*udah beli bukumu, kapan ya dapet td tgn, hihi :) *
Ha.. response ini berguna untuk nentuin 'pasar' kedepan yah Ta.
ReplyDeleteheheh.. nambahin kerjaan ibundanya :)
ReplyDelete*ayo ketemuan, kapan ya dirimu ke bandung atau aku ke depok.. hihihi..*
kurang lebih begitu. atau untuk nentuin jenis produk lain (yg bukan dari sketch-book diary gue)
ReplyDeleteyah soalnya kan lu memang jurnal bukan unttuk konsumsi pasar......trus nggak mungkin lah lu ngikutin pasar...
ReplyDeleteright-o! :D
ReplyDeleteBerarti gua bukan termasuk pembaca2 yang disurvey itu, hihihi ...
ReplyDeleteBuat gua, gambar loe gak messy, malah menunjukkan karakter :) Humor, malah menggelitik gua :) sampai cerita bagaimana perjalanan loe ke ITB naik sepeda aja bisa bikin gua tersenyum simpul :)
Tapi itu emang balik lagi ke selera masing2 :)
iya itu dia. we can't make everybody happy, kan? :)
ReplyDeleteinteresting observations.
ReplyDeletei wonder what are the examples of popular humors in indonesia.
ah, nggak apa-apa, biarin aja ada comment2 kayak gitu. Namanya sedang mendidik pasar atau mencipta pasar, ya ngotot aja. Tapi, memang, komikmu itu punya pasar khusus, dan itu yg harus ditembak terus. Jangan sampai kayak nasib Master Keaton. Itu komik buat orang dewasa, tp diperlakukan sebagaimana umumnya komik Elex, ditaruh di rak bareng Dragon Ball dan serial Cantik. Nah, yg harusnya jadi pasar Master Keaton tak mampir ke rak itu, sementara yg mampir ke rak itu bukan pasar Master Keaton.
ReplyDeleteMemang selalu ada dilema antara idealisme dan kepentingan pasar. Saya pikir (personal opinion) kalau terlalu mengikuti tuntutan pasar, maka (nantinya) apa bedanya komik Tita dgn komik2 yg ada di pasar. Dari berbagai resensi yg sempat saya baca, 'Curhat' dianggap sebagai genre baru dalam dunia perkomikan Indonesia. Anyway, inputs yg masuk tetap harus diperhatikan utk edisi berikut. rgds
ReplyDeleteIya, ini pertimbangan utk buku/produk selanjutnya... (kapan niiih?) ;-)
ReplyDelete
ReplyDeletengga ada yang ngerespons kemahalan harganya?
BAGUS BANGET TUH, ITU YANG PENTING, HARGANYA GAK DIANGGAP MAHAL ... :-)
Iya, saya juga nggak akan membuat kompromi2 pada sketch-diary saya hanya untuk memenuhi profit semata. I am how I tell my stories :)
ReplyDeleteHeu? Itu kah yang bikin seri Master Keaton nggak diterusin lagi di Indonesia? :((
hahaha very practical!
ReplyDeleteatau jangan2 nggak ada komentar mahal juga karena cuma pada minjem :P
in due time, in due time.. ;))
ReplyDeletesetuju, pak tonny. terima kasih :)
ReplyDeletethe ones that regularly appears in newspapers, perhaps? like benny & mice?
ReplyDeletebut don't ask me about local humorous tv shows, because I don't watch them :)
Wow, cool! Mba Tita serius banget yak merhatiin masukan dr pembaca, salut :-)
ReplyDeleteMudahan cetakan berikutnya ada perombakan2 [ke selera pasar] ya Mba, kalo Mba memang memilih melakukan itu :-p
Soal bahasa Inggris, well, I think you'd be better to consider using more indonesian for the next book :-p
Kecuali kalo ini memang proyek idealisme Mba Tita utk mencerdaskan pembaca Indonesia, biar rajin buka kamus maksudnya :p
untuk karyaku sendiri, sptnya aku nggak akan berkompromi. tapi untuk terbitan berikut, yg bukan karyaku, bisa diarahkan (bukan didikte) ke masukan2 dari toko buku dan para pembaca (komik) ini :D
ReplyDeletesebab curhat tidak hanya menyasar para pembaca komik, tapi juga ke para pembaca... kehidupan! (hahaha apa seeh)
Honestly, aku pribadi lebih suka yg ini kok Mba :-)
ReplyDelete*pendukung setia*
Aku inget banget waktu masih awal2 jadi contactnya Mba Tita, semuwaaaaaaaaaa album photo yg memuat graphic diary itu kupelototin atu2, abisnya lucunya cerdas :-) Juga meaningful isinya, tanpa menggurui :-)
Dari survey ini, ketauan juga ya Mba selera pasar kek apa, seenggak2nya menggambarkan pembaca Indonesia itu level 'kemampuannya menikmati' sesuatu itu spt apa :-)
*aduh, belibet kalimatnya* intinya, aku bisa membayangkan kenapa chicklit teenlit bisa tetep bertahan dan laku di pasar... :-p
jangan nyindir aku gitu dong ..
ReplyDeleteaww terima kasiiih... *terharu*
ReplyDeleteya sering sih ada yg komentar, kalo gitu kerjanya persis "seniman" dong (= suka ambil, nggak suka ya udah). tapi sebenernya, lepas dari itu, beban mentalnya bakal ke diriku sendiri kalo aku buat sesuatu yang "bukan tita banget" - yang jadinya maksa dan nggak ngasih kepuasan apa2.
(kalah belibet nggak sama kalimatmu? :D)
Hehehehe, ini tulus loh Mba, inget gak Mba dulu aku suka bilang, Mba kapan diterbitkan, lucuuuuu dan witty :-p Akhirnya jadi kenyataan dan skr pasar 'bereaksi'.
ReplyDeleteLoh, Mba Tita kan memang seniman komik, gimana siy itu yg komen :-p
Hehehe, paling enak emang jujur dan menjadi diri sendiri ya Mba :-p rasanya utuh dan bahagia :-)
*kok jadi pingin meluk Mba Tita, ya???* :-D
Hihihi, ini namanya chatting dipindah ke MP :-)
namanya juga curhat kamu, diary kamu, hidup kamu, jadi ya meep aja kalo ada beberapa orang yang merasa nggak cucok.
ReplyDeletekalo kamu sampe mengikuti 'selera pasar', jadinya kamu nggambarin kehidupan orang lain dong ?
kalo masalah humor, balik ke selera. ada yang ketawa nonton mr.bean, ada juga yang ketawa nonton eko patrio.
tapi kalo buat aku komikmu lucu, bisa bikin aku senyum-senyum menjurus ke ngakak.
tenang ta..selama profesi kamu bukan pelawak, nggak usah jadi beban mental...
Itu nomer 1-3 bahan perbandingannya serial cantik ya? ;))
ReplyDeleteGue juga pribadi lebih suka yg ini: ya gayanya, ya Inggrisnya(karena kalo elo nulis pake bhs Indonesia, gayanya jadi beda banget. Lebih serius yah?), ya goresannya, ya ceritanya. Kalo gue gak kenal elo, gue pasti pengen BANGET kenal elo :D. *stalker mode ON* hihihihi
ReplyDeleteDulu2 wkt elo masih di Belanda, gue selalu merasa komik elo itu sesuatu yg 'hilang' di Indonesia. Gue yakin banget ada pasarnya di luar sana, orang2 seperti gue :D. Jadi, gue pribadi sih dukung banget kalo elo 'ngotot' untuk di jalur 'seniman' karena gue suka kartun Tita yg bentuk itu. Kebayang gak lo kalo lo tiba2 buat komik ala manga serial cantik demi pasar? Seraaaaam :)) :))
euh.. ;)) ...situ kan gak minjem... ;))
ReplyDeletearrrgghhh =)) gak tahaannn =))
ReplyDeleteterima kasih, terima kasih! sangat menyemangati dan membesarkan hati :D
sekali2nya mengindonesiakan komik gue itu yang judulnya prajab, buat kompilasi komik jepang-indonesia (yg dibagikan gratis di semua venue kita!!). memang efeknya jadi beda :)
hihihi... sepertinya yg komentar memang yg biasanya baca komik versi elex, sehingga mengharapkan yg serupa dari semua 'komik'..
ReplyDelete...atau entertainer... ;))
ReplyDeletetrims sepupuwww *hugs*
hahaha.. gapapa, sering2 yaa :) trimmsss
ReplyDeletemmmm.................
ReplyDeleteini kan proyek "idealis".................
dan merupakan kumpulan comic diary yang di fax ke indonesia...........
juga "signature" dari curhat tita.
tapi emang orang indonesia cukup "kaget" mendapatkan komik yang beda dari komik yang biasa mereka lihat, seperti komik2 elex. jadi expektasi mereka emang ke elex.
jangan jangan, trend-nya kedepan justru akan banyak yang ngikutin "curhat"
menurut gue.. satu panel di "curhat tita" bisa jadi tulisan cerita 1 halaman :D
ReplyDeletetapi tergantung dari sudut pandang mana orang mengertinya..
dibanding harus menuliskan banyak kata.. lebih bercerita 1 panel :P
Wah, saya belum sempat ke TB Aksara, Mbak. Jadi belum dapat buku Mbak Tita :(
ReplyDeleteI just your comics the way it is. And like a commenter pointed out, it's your diary.
ReplyDeleteIt's good to get readers' feedback, but ultimately when something becomes too commercialised, it'd be like any Tom, Dick and Harry. There'd be nothing unique about it anymore.
Of course, it'd be in my interest for you to retain the English-medium for your comics ;)
No worries, Tita! Aku suka, koq, dgn komikmu. English, atawa Bahasa Indonesia ga masalah. Last Friday, your comic book helped me lighten up my morning, sewaktu sarapan dulu di warung kopi sebelum aku kontrol ke rumah sakit. Aku ketawa sendiri sampe diliatin orang2 sewarung, hahahaha...
ReplyDeleteya, tergantung selera juga, sih
pembaca kita memang perlu dididik..biarin ajaaaah!!gue juga belon beliiiiiyh T_T ...
ReplyDeleteAku gak dapet kemarin Mba, padahal itu yg kutunggu2, sampe sebelllllllllll banget!
ReplyDeleteKatanya yg boleh dapet cuma undangan, huh! :-(
hahhh??? kenapa aku sampe terpingkal-pingkal guling guling gitu ya? *lebay*
ReplyDeletehehehe, tapi serius deh,, tapi emang bukan lucu lucu pelawak gitu kaya ruben onsu dan ivan gunawan (hieee),, lucunya lucu menggelitik gitu loh,, ah, tapi jangan berubah ya mba Tita, susah cari humor bagus hari gini,, ^^
Mbak...saya bisa masuk daftar pemesan buku "curhat" nggak? Pls kabar2i ya...kemarin nggak sempat ke toko buku :-(. Nuhun Mbak.
ReplyDeletewah sayang yg di penerbit dan di saya udah abis, jadi nggak bisa mesen online lagi lewat kami. di toko buku masih ada sepertinya, tp ditaroknya (di gramedia) di buku anak2 :P
ReplyDeleteatau datang saja ke balai sidang jkt tgl 4-8 juni ini, curhat tita dijual di stand komik, creative industry section (hall A).