Lambiek, Kamis 16 Nov 2006
Kamis sore itu, setiba dari Delft, saya tidak langsung pulang seperti biasanya, tapi naik tram menuju Lambiek, utk memenuhi undangan peluncuran ulang album seri Arman & Ilva. Album ini terkenal di awal 70an, sejak berupa komik strip untuk surat kabar (1 baris berisi 3 panel) hingga diterbitkan dalam bentuk album. Penulis seri ini adalah Lo Hartog van Banda, dan digambar oleh Thé Tjong-Khing. Saya tiba terlalu awal di Lambiek (setengah jam sebelum acara dimulai), jadi ada waktu untuk bercakap2 dengan Pak Khing (kami terakhir kali bertemu bulan Juni lalu, saat Stripdagen Haarlem) - sambil membantunya memasuk2kan paket album baru + signed artprints (edisi terbatas) ke dalam kantung2 plastik transparan. Di usianya yg ke-74, Pak Khing masih terlihat sangat sehat, bugar dan gembira. Sambil menanda-tangani lembaran2 artworks tsb, ia dengan riang menyapa dan bersenda-gurau dengan teman2 dan kenalan2nya yg berdatangan satu demi satu.
Dengan Dhanu dan Pak Khing, Haarlem, 3 Juni 2006
Dinding galeri Lambiek masih dipenuhi dengan bingkai2 dari pameran2 sebelumnya. Satu dinding disisihkan utk memajang original artworks Pak Khing utk komik Arman & Ilva. Pada dinding ini pula terbentang sebuah spanduk vertikal, bergambar berbagai ekspresi Ilva, dalam rangka menyambut peluncuran kembali album ini. Dua meja rendah (yg adalah juga 'lemari' tempat penyimpan lembaran2 gambar) di tengah ruang galeri juga jadi tempat memajang original artworks yg disusun di permukaan meja, yg dilindungi oleh lapisan kaca di atasnya.
Galeri terlihat makin penuh saat jam menunjukkan pukul tujuh. Sebagian besar tamu adalah para tokoh cergam di Belanda, baik penggambar, penulis maupun penerbit, dan teman2 lama yg tertarik di bidang ini. Nama Thé Tjong-Khing dan Lo Hartog van Banda memang cukup terkenal sebagai tokoh2 klasik di dunia perkomikan Belanda. Khing yg dulunya pemagang di Studio Toonder membuat Arman & Ilva sebagai seri komiknya yg terakhir. Setelah itu ia beralih menjadi ilustrator utk buku anak2 dan berhasil mendapat berbagai penghargaan tertinggi di Belanda untuk bidang tsb. Sementara Lo Hartog van Banda, yg juga pernah bekerja di Studio Toonder, adalah penulis naskah komik handal; karya2nya yg dikenal di Indonesia antara lain adalah seri Arad & Maya (yg digambar oleh Jan Steeman, yg juga menggarap seri Roel Dijkstra) dan tiga episode Lucky Luke (sepeninggalan Goscinny, yg digambar oleh Morris). Namun pada usia 89 th, Februari 2006 Lo Hartog meninggal dunia sehingga tidak dapat menyaksikan peluncuran kembali album Arman & Ilva ini. Malam ini seorang menantu perempuannya datang utk mewakili dirinya.
Khing muda
Arman & Ilva sendiri adalah cergam bertema science fiction, digarap dalam format hitam-putih utk keperluan penerbitan di surat kabar. Meskipun naskahnya dituliskan oleh Lo Hartog, Khing berhasil memasukkan gaya dan keunikannya sendiri melalui kontribusinya dalam seri ini. Dengan pengaruh kuat dari sudut pandang film2 layar lebar lawas, Khing banyak menggunakan close up - namun ini juga adalah kelebihannya: ia mampu dengan lihai membuat berbagai macam ekspresi wajah (terutama wajah Ilva, si gadis muda tokoh utama seri ini). Khing pun sering mengambil aktris/aktor ternama sebagai model dalam gambarnya; misalkan Angela Lansbury dalam episode Het spoor dat verdween (= Jejak yang menghilang). Proporsi wajah dan berbagai model karakter pada seri ini, yg digambar dengan garis2 halus-bersih dan diimbangi blocking bayangan tegas, mengingatkan pada gaya komik jenis roman dari Amerika yg juga populer di th 60-an. Namun di luar itu, tema dan setting ceritanya sama sekali berbeda. Khing terlihat sangat menikmati eksplorasinya membuat setting fiksi-ilmiah, melalui bentuk2 bangunan dan peralatan yg melatar-belakangi cerita. Di salah satu episode, Khing bahkan berhasil menciptakan adegan mencekam dengan menggambarkan transformasi seorang gadis kecil menjadi monster. Perubahan dari sosok imut menjadi mengerikan semacam ini adalah sebuah konsep yang belum umum pada masa itu.
Edisi terbitan ulang Arman & Ilva yang diluncurkan pada malam itu merupakan dua episode yg berjudul De perfecte kringloop (= Jalur lingkaran sempurna) dan Het spoor dat verdween, masing2 disertai kata pengantar dari Hanco Kolk dan Joost Swarte, dua cergamis dan grafikus kenamaan yg masa remajanya dilewatkan dengan membaca Arman & Ilva, beserta halaman2 ekstra yg memuat sketsa dan berbagai catatan dari proses pembuatan seri tsb.
Khing, kini
Acara malam itu dimulai dengan sambutan dari pihak penerbit, dilanjutkan dengan ucapan ringkas dari Pak Khing, yang secara simbolik menyerahkan satu set kopi Arman & Ilva kepada menantu Lo Hartog. Suasana peluncuran ini sangat informal, seperti halnya acara2 sejenis yg diadakan di Lambiek. Para hadirin yg sebagian besar telah mengenal satu sama lain segera berbaur, sambil menikmati minuman ringan dan kudapan yang disediakan.
Saya sendiri berkenalan dan mengobrol dengan satu dari dua putra Pak Khing yang bersama istri dan kedua anaknya hadir malam itu, juga dengan Peter van Dongen yang baru pindah rumah dan dengan Maaike Hartjes yang beberapa bulan lalu berpartisipasi dalam program ASEF di Singapura (Alfi, dapat salam!). Sayang tak banyak teman2 dan komikus muda lain yg hadir, karena malam itu bertepatan dengan malam perdana pertunjukan teater Gutsman, yg diangkat dari seri komik bisu berjudul serupa karya Erik Kriek. Erik sendiri akan naik panggung dan berpentas memerankan dirinya sendiri (seperti halnya kemunculannya di seri Gutsman), sehingga dengan sendirinya teman2nya sesama komikus hendak menyaksikan aksi panggungnya.
Dari De perfecte kringloop
Rencana penerbitan ulang seri ini memang telah diajukan bertahun2 sebelumnya, tapi orang yg mengenal Pak Khing pasti mengerti banyaknya pertimbangan yg harus dipikirkannya, sebab ia memang terkenal sangat cermat dalam menjaga kualitas karya2nya. Tentu saja ia banyak mengritisi karyanya sendiri, terutama yg dibuatnya sekitar 30 tahun lalu. Namun kini Pak Khing terlihat puas melihat penampilan edisi baru seri Arman & Ilva ini. Pada peluncuran malam ini baru dua episode yg selesai diterbitkan. Akan ada beberapa episode lagi yg direncanakan utk terbit dalam bulan2 mendatang dan sudah bisa dipesan sejak sekarang.
Makin larut malam, hujan makin deras merata dan anak2 di rumah pasti sudah menunggu, sehingga saya harus berpamitan. Sebelum pulang, Pak Khing sempat menuliskan pesan di dua terbitan Arman & Ilva terbaru untuk saya, masing2 untuk Dhanu ("voor Dhanu, verleer je het Nederlands niet?") dan Lindri ("voor Lindri, dimmen!"), ditanda-tangani atas nama "Opa Lamp" (panggilan Dhanu untuknya). Terima kasih, Pak Khing, dan sekali lagi selamat atas penerbitan ulang seri ini!
Mengenai Thé Tjong-Khing
Situs pribadi http://www.thetjongkhing.nl/
Visiting Pak Khing - 1 http://esduren.multiply.com/journal/item/34
Visiting Pak Khing - 2 http://esduren.multiply.com/journal/item/35
Peran Gambar dalam Buku Dongeng Anak http://komik.multiply.com/journal/item/2
Mengenai Lambiek
Luapan Semangat dan Enerji dari Kerkstraat, Amsterdam http://komik.multiply.com/journal/item/6
Ta, pak Khing ikutan orhiba ya ??? Masa segitu 74 tahun siy ??? *icon mlongo*
ReplyDeleteBuset deh pak Khing.. umur 74 kok kayak baru 50 thn gitu ya.. heuehuehue.. salut! :D
ReplyDeleteMungkin ini gara2 selalu senang untuk menggambar... atau... jangan2 keterlibatannya dengan ilustrasi buku anak2 ada hubungannya dengan panjang umur ini... semakin banyak ilustrasi yg dibuat berarti semakin mundur usianya bertambah muda hahahhaa...
long live pak Khing..
pak dhe khiiiiinngggg... awet muda juga ya... hmmm
ReplyDeleteGue kok terharu baca ini yah *hiks*
ReplyDeleteini karena lu sekeluarga mo pulang ke tanah air ya ta?
ReplyDeletelho.. quote nya kok salah? mustinya ini "("voor Dhanu, verleer je het Nederlands niet?")" :D
ReplyDeleteHehe iya Ven, Van, itu pesen seorang kakek ke cucu2 kecil yg mau pergi jauh. Utk Dhanu, kira2 terjemahannya, jangan lupa (ngomong) Belanda ya. Untuk Lindri, calm down. Dhanu dan Lindri paling bakal baca album2 ini setelah mereka agak besar (umur 10-an kali ya), jadi ada kejutan buat mereka di buku2 itu begitu mereka udah ngerti nanti :D
ReplyDeletehaha iyaaa mau banget kalo begini!
ReplyDeleteinilah akibat dari idup tentram dan pola hidup sehat.. dan gak keranjingan chatting & nyandu internet.. huehuehuehehehe
ReplyDeleteayo kemari.. ketemuaan..
ReplyDeleteIya, Mbak Tita. Pak Khing memang awet muda :)
ReplyDeleteMbak Tita, salam kenal. Saya staf redaksi Majalah Bobo Indonesia. Nitip salam buat Pak Khing, ya. Saya penggemar karya2 beliau.
ReplyDeleteHalo, salam kenal juga. Sip, nanti saya sampaikan. Dari "kurokethon" Bobo Indonesia, ya :)
ReplyDeleteOh, maaf. Nama saya Joko, Mbak. :D
ReplyDeletePak Khing orangnya jeli banget, ya? Bisa menangkap ekspresi orang dan menggambarkannya secara tepat dengan sederhana. Saya mulai mengagumi Pak Khing setelah melihat ilustrasi beliau dalam bobo boek "Hier ga ik naar toe". Keren abis!
ReplyDeleteSalam sudah terkirim :)
ReplyDeletePak Khing memang jago banget bikin ekspresi wajah dan bahasa tubuh! Waktu peluncuran Arman & Ilva ini, ada banner vertikal yg isinya (setidaknya) 12 macam ekspresi wajah Ilva! Keren bangettt
Terima kasih sudah menyampaikan salam saya. Andai Belanda tak terlalu jauh, saya mungkin akan kunjungi Pak Khing. Hehehe.... Melihat bagaimana Pak Khing bekerja tentu merangsang semangat dan inspirasi. Wah, Sampeyan beruntung, Mbak. Mbak Tita juga jago menggambar. Saya intip sketsa2 Sampeyan. Bikin komik juga, Mbak? Punya info web ilustrasi buku anak, gak, Mbak? Bagi2, dong.... :D
ReplyDelete