Sunday, April 9, 2006
Pulang: Untuk Siapa?
Berhubung waktunya sudah makin dekat, pertanyaan ini makin tergaung
kuat di benak. Niat dan rencana kami tetap, akan pindah ke Indonesia
seselesainya sekolah saya yg satu ini. Selain karena saya memang sudah
berstatus sebagai staf pengajar di kampus almamater (meskipun
bermasalah: sejak jadi CPNS 8 th lalu, belom juga ikutan Prajab!
hehe..), saya memang ingin segera bekerja lagi dengan para mahasiswa di
sana, dan mengembangkan bidang studi dan profesi yg pamornya masih
nanggung ini.
Kami juga punya cita2 mengembangkan lingkungan di komunitas tempat kami
tinggal nanti (antara lain ingin segera mempraktikkan waste management
tingkat rumah tangga/komunitas kecil, membudi-dayakan tanaman obat dan
dapur hidup skala kecil, menghidupkan perpustakaan desa, dsb). Waktunya
pun 'pas' utk anak2, terutama Dhanu; di usia 5 th ini tentunya
(mudah2an) lebih mudah bagi dia utk menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan teman2 baru (dibandingkan bila dia remaja, misalkan). Dan, di luar
itu, tentu ada faktor keluarga, teman2, makanan dan alam Indonesia yg
tak tergantikan di mana2.
Tapi banyak juga pertimbangan2 yg discouraging,
seperti banyaknya penyakit aneh2 tanpa disertai pengaman dan fasilitas
medis yg memadai dan kelakuan demo2 jaman sekarang yg destruktif.
Polusi udara, sulitnya air bersih, taman, transportasi & fasilitas
umum lain yg kurang memadai (dan tentunya: sambungan Internet!) Semua
hal yg di sini sudah lumrah, tp masih termasuk kemewahan utk sebagian
besar orang di Indonesia.
Kenyataan bahwa 3/4 dari anggota keluarga kami adalah WNA tidak
mempermudah keadaan. Bahkan memperberat pertimbangan finansial: bukan
hanya biaya ijin tinggal, tapi juga uang sekolah anak2 dan berbagai
perlakuan diskriminatif lain - yg buntutnya pasti bikin apa2 jadi makin
mahal. Perlakuan yg akan diterima keluarga WNA saya di Indonesia pasti
berbeda dengan yg selama ini saya terima sebagai WNA di sini.
Tentu saja pertimbangan2 di atas hanyalah sebagian kecil dari
konsekuensi baik dari pilihan menetap ataupun pindah. Namun, hingga
sekarang pilihan untuk pulang tetap berlaku. Kenapa? Mungkin karena
saya masih optimis bahwa kesulitan2 nanti bisa diatasi dengan baik.
Jadi saya pulang untuk siapa?
Untuk diri sendiri: menuntaskan tanggung jawab dan membuktikan niat utk
mengembangkan profesiku di Indonesia (FYI, keberadaan saya di
sini adalah tanpa ikatan finansial/beasiswa dari institusi mana pun di
Indonesia)
Untuk bapaknya anak2: ah, dia sih emang udah dari dulu pengen tinggal di Indonesia...
Untuk anak2: hmm.. mungkin supaya mereka ngerti budaya ibunya (terutama supaya bisa street-wise dalam menghadapi orang Indonesia! :D), dan bisa kenal keluarga & teman2 ibunya dgn lebih baik
Untuk keluarga (orang tua dan keluarga besar): tentu saja makin
menyenangkan bila kami tinggal cukup dekat, meskipun beberapa dari
mereka juga menyarankan supaya kami nggak usah pindah dulu (Indonesia
masih kacau..)
Untuk almamater: bidang studiku masih sangat minim doktor, jadi mungkin
gelarku nanti (amiiin) bisa utk nambah2in point akreditasi
Untuk negara: haiyaaah nggak usah muluk2, manfaat ke orang2 sekitar aja dulu.. :)
I know, I know, berbakti utk Indonesia nggak harus berarti physically
berada/tinggal di sana. Tapi apa salahnya mencoba dulu, berkarya dekat
dengan rekan2 sebangsa. Saya toh tidak akan berjuang sendiri nanti.
Mengutip kata2 bekas pacar saat diskusi mengenai pindah/tidak, saat
sebelum menikah: "Indonesia lebih butuh kamu dibandingkan Belanda butuh
saya": mudah2an benar adanya, dan semoga semuanya bisa berlangsung
lancar. Doakan saja ya.
ps. to Tika: thanks for triggering the topic ;)
Labels:
thoughts
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
this is great.
ReplyDeleteayo pindaah! pindaah!! ^_^
ReplyDeletekalo niatnya emang baik insya Allah bakal nemu jalan terbaik buat segala kesulitan.... ^_^
ayo pulaaaaang... hiks hiks... tapi kasihan juga... ya wis, pindah sik wae hihihi
ReplyDeletetitaaaaaaaaaaa >:D<
ReplyDelete*siapin petasan dan barongsay buat nyambut kepulangan tita*
Halo halooo Banduungggg ... ibu kotaaa Periangaaannnn ....
Halo halo Banduunggggg ... kota kenang kenangaaannnn
*joged2 kesenengan*
Tika: udah gemes baca berita ttg urugan sampah yg sampe longsor segala.. I believe improvement should start with ourselves - nggak bisa ngandelin Pemda atau Pemkot atau Pem2 lain..
ReplyDeleteHarlia: makasiiiih ya :D
Tas: Ini pilihan, bukan kasihan :P
Ceretch: Siaaap saba Bandung! *bikin meriam lodong biar tambah rame*
Hik..hik.. Tita... kau meninggalkan ku di sini :(( . Sapa yg diajak makan2 di new king n de bakkerswinkel lageee *lagu curahan air mata*
ReplyDeleteWish you the best Ta. My prayers are for you. Gue salut sama org seperti elo, yg mau mencoba dari, istilahnya, 'dalam'. Memang, kalo niat sudah jelas (seperti elo), apapun yg susah pun akan jadi gampang. Good luck!
Hik..hik.. Tita... kau meninggalkan ku di sini :(( . Sapa yg diajak makan2 di new king n de bakkerswinkel lageee *lagu curahan air mata*
ReplyDeleteWish you the best Ta. My prayers are for you. Gue salut sama org seperti elo, yg mau mencoba dari, istilahnya, 'dalam'. Memang, kalo niat sudah jelas (seperti elo), apapun yg susah pun akan jadi gampang. Good luck!
Sepertinya memang dia bener Tita... Turut mendoakan deh... xoxo
ReplyDeleteburuan atuh... urusan la nationalite mah gampang lah. franz magnis wn
ReplyDeletemana ayo? emangnya kalau udah indonesia asli otomatis masuk sorga? yang penting ngga pernah merugikan sesama...
apalagi elmu mu, ibu (kandidat) doktor... sunguh amat bermanfaat...
=)) this really made me laugh!
ReplyDeletejadi semangat! makasih bos!
*edit to add* romo magnis jadi WNI sejak 1977 (baru baca di wikipedia)
trims ya vel :)
ReplyDeletehiyaaa.. untung kalian udah tau jalan ke sana.. heheh.. *jadi inget belom2 aja bikin review-nya bakkerswinkel*
ReplyDeletethanks ven. i recall your story about motivations and choices and i salute you for that, too!
Setuju. Banyak orang bilang, kawin sama org asing cari2 masalah aja. Ternyata, kawin sama tetangga juga masalahnya tetep banyak kan. So that's life. Just go on :)
ReplyDeleteMbak kalau semuanya sudah mendukung utk pulang, rasanya keputusan tinggal ditangan mbak, kalau menurut aku, ngga ada salahnya untuk mencoba, mumpung anak2nya belum gede2 amat
ReplyDeleteI do to. You know what, I really do believe that you can really do these things and make it work.
ReplyDeletesepupuuu...
ReplyDeletebiarpun aku kangennya setengah mampus sama kamu, aku kasih semua keputusan ke kamu. kamu dan keluargamu yang ngejalanin semuanya. jangan pernah dengerin omongan orang lain, yang penting gimana kata hati kamu dan keluargamu.
tiap keputusan ada konsekuensi masing-masing, jadi pikir masak2 dulu ya mbak.
titaaaa .. pokoke kalo sampe indonesia, misi pulangmu tambah satu .. untuk menambah berat badan :D
ReplyDeletedengan asupan makanan-makanan bandung, bersama kita bisa ... tambah besar!
acel kamu sembrowot PLOK
ReplyDeletembakyuu makasih ya.. bener banget, sebab sekarang konsekuensinya bukan utk ke diriku sendiri lagi (spt halnya dulu wkt pindahan kemari utk mulai sekolah), tp ke anak2 dan bapaknya..
ReplyDeletetrims :) yup, mumpung pada masih di usia fleksibel..
ReplyDeleteright on, ja'! :D
ReplyDeleteini memang kenyataan yang menyedihkan. kalo dipikir-pikir, memang bikin malu tuh.
ReplyDeleteayo pulang ta....kita prajab bareng tahun ini....:) (kata tita: wah..cilaka penataran bareng si aso!!!!)
ReplyDeletehahaha justru enak kali sekelompok penataran ama kamu, yg pasti bakal getol ngerjain semua tugas! gue tinggal numpang nama.. heheheh..
ReplyDeletesip......nanti penatarnya kita tatar abis2an hahahahah
ReplyDeletehahaha senengnyaaa ada temen ngacak2 kampus! =))
ReplyDeleteselamat! kayaknya kamu punya cukup alasan kuat untuk pulang.
ReplyDeleteseandainya saya sudah berstatus pengajar di kampus almamater, seandainya saya tahu dimana saya bisa berkarya kalau saya pulang, seandainya org terdekat saya juga bisa tinggal di indonesia..... saya rasa saya akan punya alasan kuat untuk pulang juga...
ah.. lho koq jadi curhat...
pokoknya selamat deh Tita... walaupun nanti ngga bakalan ada yg ngajak aku makan siang di bakkerswinkel di amsterdam...:( paling engga kalo main ke ITB ada yg bisa diajak makan siang di kantin borju!
aduww makasih mer.. gara2 entry ini, lumayan beban pikiran udah ke-offload sedikit, jadi bisa konsen lagi ke kerjaan. biar bisa pulang beneran! (ditunggu entry curhatmu.. :D)
ReplyDeleteaku ternyuh bacanya...
ReplyDeleteoo nggak kasihan ya... tapi efeknya mungkin nanti kasihan... hehe... sedikit kasihan mungkin... mungkin bukan kasihan juga, tapi istilah lain yang belum ada kosa katanya hihihi
ReplyDeletelah.... aso jadi pulang pulak?
ReplyDeletewaaaaaaaaaa.... gue juga jadi pingin ikut pulang, tapi "perjuangan belum selesai, belum bisa menghitung arti empat, lima ribu nyawa...."
untuk tita dan aso:
"maju! ini barisan tak bergenderang berpalu! kepercayaan tanda menyerbu..."
prajab tanpa P4, ASSSSSYIIIIIIiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiikkkkkkkk..... gue doain dari jauh!
(kucingkembar yang ditolak jadi pegawai negeri)
Gua salut ama lu Ta! Gua mah udah ga tahan ama polusi jakarta, gua pernah denger cerita temen gua suka mergokin penduduk dibelakang rumahnya ngelempar sampah sekarung gede sambil teriak Horeeee!!! Makanya gua suka pulang kampung ngendok di rumah ama kebon. Kalo lu kesini gua dukung pendidikan ttg pembuangan sampah sembarangan & pembakaran plastik yang sering terjadi dimana-mana.. yeaaah!!!
ReplyDeleteTa..... segala sesuatu akan menjadi indah pada waktunya..... [tulisan ini kan ada di undangan pernikahanmu kan?] - so sebelum mengambil keputusan, serahkan dalam doa kepadaNYA. pasti DIA akan memberikan yang terbaik buat keluargamu .....
ReplyDeleteoke... tapi dia orang terlahir sebagai örange bule¨. apa ngga kurang jiwa indonesianya? jadi ngga soal kan jika orang rumah menjadi wnb. kumaha engke...
ReplyDeleteberprasangka baik aja dulu. andaikan keluarga batihmu dipersulit karena ke-wnb-annya malah dapat ide baru buat bikin novelgrafis kan? mampus aja tuh aparat. emang mau ditulis pakai nama lengkap... apa ngga malu anak-anaknya kelak bapaknya dinovelgrafiskan? bayangkan kalau itu komik distribusinya sampai ke benelux, terus masuk ke museum lambiek. apa ngga mencret-mencret tuh aparat karena dikejar rasa bersalah?
bayangkan kalau hedlen berita suratkabar atau televisi bunyinya: seorang dosen itb membuat komik tentang korupsi... dahsyat !
otak penjahat mode on....
Ikuttttttt .... ikuttt kalo ada kerja baktinya :)
ReplyDeletelucu aja nanti ada tong sampah biru, merah, hari senin untuk buang barang bekas, sampah dapur untuk pupuk ... hihihi .. jadi teringat masa kuliah ..
PS: konon community garden mengurangi tingkat kriminalitas loh, sudah terbukti di redfern, sydney, mungkin niat jahatnya jadi berkurang setelah capek berkebun seharian .. hohohoho
waaah *terharu* pepatah di undangan masih diingat2!
ReplyDeletesuwun ten :)
gue juga nggatahan lex, makanya pindah ke kotamu.. hihihi.. pasti less stressful di sana, dan masih rada2 bisa nyepeda ke mana2!
ReplyDeletehayuuuuk el! ini rencananya masih mentah, tapi teorinya udah kepegang semua: tinggal prakteknya!
ReplyDeletecommunity garden di redfern itu gimana ceritanya? ada link ke artikel online nggak? *berminat*
hmm.. ide bagus!
ReplyDeletekayaknya gue masih perlu banyak belajar jadi penjahat model begini :P
Pulang ya, hehehe. Pulang lah. Tidak ada yang lebih nikmat tinggal di negeri seribu wajah seperti Indonesia...wakakakaka. Jangan takut mbak, semua gak seheboh yang dibayangkan mbak tita :). Kalau udah mau pulang bilang bilang ya. Aku mo nitip...wakakakaka
ReplyDeletetita,
ReplyDeletepilihan ada di tangan kamu. yang penting itu buat anak-anak juga. lebih baik dicoba selagi anak-anak masih kecil. lebih baik yang mana buat masa depan anak disamping masa depan kita juga. semoga sukses yah.
Hihihi .. mereka musti studi kasus ke Millennium Parklands .. gundukan sampah jadi lansekap luar biasa lengkap ama track sepeda dan jogging .. ditambah danau2 nan cantik ..
ReplyDeletepsssttt .. jangan bilang2 ke anggota DPR, ntar dijadiin alasan buat pergi ke sydney deh .. hihihi
Sudah diemailn .... tinggal dibaca dan diresepi .. tapi masih menunggu tambahan sumbernya, soaleee entah gua taruh di folder mana .. hohohoho
ReplyDeleteEl, got your e-mail. Thanks so much, 'see' you in my reply! :D
ReplyDelete..kata Cak U sambil buka2 katalog sepeda.. (qiqiqiqiqq)
ReplyDeleteTitaa...
ReplyDeleteYeah, Indonesia needs more people like you :) banyaaakkk banget yang bisa dilakukan untuk tanah air (duh bahasanya uda kayak WR Supratman)...
btw elo ikutan milis beasiswa ga? (*lirik Merlyna ^_^) gw sering terharu sendiri tiap baca email-email di sana :)
Welcome back, Tita! *background petasan berentet kayak di China :D :D
wah enggak euy.. ntar ta' mampir2i ah..
ReplyDeletehehe makasih sintul, ke mana aja luuu
Titaaa.. I'm back *big hug (*lagi mo mosting crita2nya neh)
ReplyDeleteIbu + bp, cuma bisa bilnag: TERSERAH KAMU & KELUARGA INTIMU.
ReplyDeleteIbu ikutan baca-2 ini jadinya cuma bisa terharu, dan berdoa pelan-pelan (ga ada suara makusnya) dalam akir minggu yang mengharukan ini, ingat penderitaanNya ta, pasti jauh lebih berat, dari siapa pun. Semoga semuanya menjadi baik, nyaman dan aman buat kamu + 1/3 WNA-mu itu. Semoga peraturan-2 yang sekarang masih memberatkan bisa segera dirobah, Amin. Jangan lupa berdoa dan mohon kepada Nya untuk yang terbaik. OK?
Lo kok ilang Ta? Binung ibu. hehehe
ReplyDeletemungkin ke-delete sama ibu sendiri (nggak sengaja). tp salinannya ada di e-mail ku kok. nanti aku salinin lg kalo sudah sampe rumah lagi (skg komputer nebeng ini.. hehe)
ReplyDeleteini reply ibu yg ke-delete:
Ibu + bp, cuma bisa bilnag: TERSERAH KAMU & KELUARGA INTIMU.
Ibu ikutan baca-2 ini jadinya cuma bisa terharu, dan berdoa pelan-pelan (ga ada suara makusnya) dalam akir minggu yang mengharukan ini, ingat penderitaanNya ta, pasti jauh lebih berat, dari siapa pun. Semoga semuanya menjadi baik, nyaman dan aman buat kamu + 1/3 WNA-mu itu. Semoga peraturan-2 yang sekarang masih memberatkan bisa segera dirobah, Amin. Jangan lupa berdoa dan mohon kepada Nya untuk yang terbaik. OK?
ps. kok 1/3 WNA bu, kan ada 3 dari 4 orang.. hehe.. (ini minjem istilahnya Yiyik!)
Tita,
ReplyDeleteSelamat berjuang yah. Pilihan untuk pulang Indo maupun stay di Europe bukanlah pilihan yang mudah. Kedua pilihan itu ada konsekuensinya. Seringkali gua merasa bahwa orang2 yang tidak memiliki pilihan sebenarnya lebih mudah hidupnya karena mereka tidak harus memilih. :)
Tita, jalan yang akan lo tempuh tidak mudah, harus diperjuangkan. Gua yakin lo dah well informed tentang lika liku yang akan kalian hadapi kelak. Tegakkan kepala dan hadapi saja semua itu dengan gagah. Yang paling penting apa pun pilihan yang dijatuhkan, semua anggota keluarga harus seiya sekata, dan bahu membahu berjuang bersama.
Selamat berjuang! I'll miss you!
titaaaaaaa........ hmm humm hemm.. susyeh ya? pulang enggak pulang enggak.. yo wis pokoke nyang diatas will give da best lah for you.. apapun ya jeung.. klo sampe beneran balik.. ntar kopdaran sama aku yg kadang bisa kadang enggak kopdar hahahaha *duuh opo sehhh*
ReplyDeleteTrims ya Pet. Bener banget, menetap atau pindah itu sama2 ada konsekuensinya. You'll hear from us! :D
ReplyDeletehahaha bener ya buunnnn! kalo aku balik, bener2 akan jadi kopdar perdana nih.. hihihi..
ReplyDeletewahhhhh welkam hom kalo gituuu.. nanti kita ketemuaaannn >:D<
ReplyDeleteiyaaaa >:D< pasti seru nih ketemuan tampang2 yg biasanya cuma berupa pixel di layar komputer ! (mudik terakhir th 2002 coba.. multiply belom di-launch tuh :P)
ReplyDeleteaku tertarik ama bentuk rumahnya, pake terrain nih ya, ayo dong cerita dikit ttg desain rumah ama ruangnya, kayaknya asik deh :p
ReplyDeletewah, ini draft awal2 sekali, sekarang desainnya sudah banyak berubah (desain bapak saya). tapi bentuknya kira2 masih mirip :) terrain memang dari sananya begitu, kami berusaha utk tidak terlalu banyak mengubah muka bumi. lantai paling atas adalah ruang2 tidur, lantai tengah utk ruang umum (dapur, r. makan, r. keluarga, meja kerja), dan basement utk workshop/studio saya nanti :D
ReplyDeleteJangan lupa Tita ..kalau mau pulang...siapin anak2 berbahasa Indonesia. Kalau bisa bahasa betawi :)
ReplyDeleteOh, kalem mPok, koleksi CD dan DVD Benjamin S. udah rada kumplit nih :)
ReplyDeletehaiii mbak tita :)
ReplyDeletepa kabar? dah lama bgt ya gak berhubungan. sejak kita ngabisin makanan indo di eindhoven, rumahnya pak rusdy :D
aku baru nemu lagi kartu namamu dan ngebaca tulisan yang ini. duh aku jadi bener2 kangen indo. semoga keputusan pulang memang yang terbaik ya mbak.
wish you all the best... :)
ara
haiii ara! makasih ya!
ReplyDeletekemaren2 ahdar baru nge-mail lagi, lgs aku bilangin kalo udah dapet tanggal sidang nanti, kalian pasti langsung dikasih tau juga. biar pada dateng.. :)
Hello mb Tita, pa kabar? Kapan persisnya selesai/pulang kampung? Mudah2an cita2 kesampaian... bagi2 pengalaman nanti yah... heheh..
ReplyDeleteih jangan pulang deh.. enakan disini..
ReplyDelete*evil*
Salute utk keputusan Mba Tita *hug U*
ReplyDelete*dulu aku udah reply, tapi kok ilang ya Mba?*
trimakasiiih >:D< *hug balik*
ReplyDelete(iya ya kok ilang? tadinya kukira ada di halaman 1, tp ternyata nggak ada juga.. *teka teki*)
jd kpn pindahnya mba ?
ReplyDeleterencananya desember 2006 ini (public defense-ku akhir november)
ReplyDelete