Saturday, March 25, 2006
Jalan-jalan di Barcelona (1)
As posted in Jalansutra mailing list, msg #48235
[Bagian lain dari msg. #48233 di milis Jalansutra]
Dalam waktu yg singkat, Miren berniat membawa saya ke beberapa tempat
wajib-kunjung di Barcelona, sebab tidak mungkin saya dapat menghampiri
semuanya. Ini pun sebagian besar hanya melewati gedung atau venue-nya
saja, tanpa sempat mampir masuk menikmati isi museum, dsb.
NYASAR TAPI ASIK
Karena 'ketlisiban' e-mail antara saya dan Miren, dari airport saya harus cari jalan sendiri ke tempat menginap: Residencia d'Investigadors (= Residence for Researchers), sebuah guest house
yg berafiliasi dengan universitas yg mengundang saya, di Carrer
Hospital 64. Begitu mendarat dan keluar di ruang kedatangan, segera
saya hampiri kios informasi, di mana personelnya dengan jelas
menunjukkan letak jalan Hospital tsb di peta.
Dari airport saya naik bis biru nomer A1 yg sengaja disediakan utk
mengangkut penumpang dari bandara ke pusat kota, dan sebaliknya. Tiket
satu jalan seharga 3,75 Euro. Sesuai instruksi dari petugas informasi,
saya turun di Plaza Catalunya, utk selanjutnya berjalan kaki menuju jalan Hospital.
Bis berhenti di sisi sebuah gedung pusat perbelanjaan yg sangat besar.
Meskipun udara agak dingin (sekitar 15C) dan matahari malu2 bersinar,
jalanan ramai sekali baik oleh orang lokal maupun wisatawan asing. Saya
menyeberang ke arah plaza, lalu mencari bangku utk duduk mempelajari
peta, mencari orientasi supaya bisa tahu harus berjalan ke arah mana.
Rupanya agak susah berkonsentrasi pada peta, sebab saya ingin melihat
sebanyak mungkin keadaan sekeliling. Lapangan di tengah sibuknya kota
ini begitu besar, penuh tanaman segar dan elemen penyejuk mata lainnya
(seperti patung dan air mancur). Di berbagai sudut terlihat orang
duduk2 bersantai, anak2 bermain, kios2 kecil penjual mainan atau
makanan kecil, dan sebuah kios informasi utk wisatawan. Di mana-mana
tersebar polisi yg mengenakan rompi berwarna lime green
dengan "Guardia Urbana" tercetak besar pada punggungnya. Ah, tanya
jalan ke mereka saja, pasti lebih yakin. Saya bertanya dalam bahasa
Inggris pada seorang polisi yg menjawab dengan bahasa Spanyol, tapi
bahasa tubuhnya demikian jelas: saya harus berjalan melintas plaza,
menyeberang ke La Rambla, terus menelusuri hingga ... (selebihnya hanya
saya anggukkan sopan, yg penting saya ke La Rambla dulu).
La Rambla, sebuah pedestrian strip
yg saya pandangi dari arah Plaza Catalunya, terlihat makin jauh makin
rendah elevasinya, sebab memang jalan ini menuju ke arah pantai di
selatan Barcelona. Di sisi kiri-kanan La Rambla adalah jalanan mobil
(masing2 satu jalur). Saat itu sekitar jam satu siang, jalanan sudah
dipenuhi orang, dan La Rambla sedang berada dalam kondisi 'full
action'. Terdapat deretan kios di sisi2 La Rambla, menjual berbagai
macam benda, dari cendera mata, bunga dan tanaman, hingga (makin ke
arah pantai) lukisan dan pengamen foto & karikatur. Banyak juga
street performer yg mendandani diri sebagai patung hidup dengan
berbagai tema yg sangat kreatif. Beberapa restoran juga memasang
sebagian bangku2nya di La Rambla, sementara restorannya sendiri
terletak di seberang jalur mobil.
Sebagai daerah padat wisatawan, banyak peringatan utk berhati2 pada
pencopet atau penjambret, dan terlihat pula sebaran polisi guardia
urbana yg cukup merata di jalanan ini. Kesempatan saya utk bertanya
lagi pada mereka, dan dijawab lagi dengan bahasa Spanyol, yg pesannya
kira2 begini: belok kanan setelah stasiun Metro "Liceu". Metro Liceu
pertama yg saya hampiri adalah sebuah exit kecil, tapi saya tetap belok
menyeberang ke kanan, sebab tertarik dengan sebuah tempat yg
kelihatannya seperti pasar tradisional, dengan atap tinggi di atas
ruang terbuka yg dipadati berbagai macam kios. Tergantung di antara
atap dan tanah, terdapat signage bertuliskan "La Boqueria". Dan benar, La Boqueria ini adalah pasar, dan mata saya bagai pesta begitu memasuki daerah pasar ini.
Kios2 terdepan dari arah masuk adalah bagian permen dan berbagai jenis
manisan, yg sangat berwarna-warni. Masuk lebih ke dalam lagi, terdapat
banyak kios buah2an yg bahkan menjual dragon fruit, manggis, pepaya,
rambutan dan jambu klutuk, di samping buah2an yg umumnya ada di pasar2
Eropa (spt berries, kiwi, anggur, dll). Di sini terdapat banyak juga
kios daging, dari yg mentah (baik daging maupun berbagai organ) hingga
berbagai hasil olahannya (cured ham, berbagai jenis susis, dll) .
Tidaklah heran, sebab daging memang lumayan banyak dikonsumsi oleh
penduduk daerah Katalan ini. Di pasar ini pula lah, pada keesokan
harinya, saya sempat membeli oleh2 dari kios khusus coklat, berupa
coklat tradisional khas Katalan: butiran kacang almond, dilapis gula,
diselubung coklat, lalu digulirkan pada coklat bubuk. Memang agak mahal
(10 butir dihargai 3 Euro), tapi benar2 enak dan pantas dicoba. Di sini
tersebar pula kios2 ikan dan produk2 laut lainnya, yg benar2 membuat
betah karena segarnya pemandangan dan hidupnya suasana sekitar. Mungkin
orang2 memang betah di sini, sebab tersedia pula beberapa tapas bar di
antara kios2 ini, sehingga pengunjung dapat melepas penat sambil masih
menikmati suasana pasar. Belakangan, saya dengar dari Miren bahwa pasar
La Boqueria ini memang yg paling terkenal se-Spanyol; bahkan orang2
luar Barcelona pun datang kemari utk mencari sesuatu yg eksotik atau
sekedar cuci mata.
Saya berkeliling pasar, hingga tembus ke bagian belakang pasar (tempat
parkir, umumnya utk un/loading bahan2 dagangan). Dari sana saya
berjalan ke arah selatan pasar, mengecek nama jalan, dan gembira
akhirnya menemukan jalan Hospital (hore! tempat menginap dekat sekali
dengan pasar!). Sempat menyasar2 sedikit jadi tak terasa, karena jalan2
yg saya lalui sangat penuh aksi!
ESKALATOR BISA DIHUJAN2KAN?
Sekitar 10:30, kami (saya, Miren, Deepa dan Jinisj) bertemu di stasiun Metro Vallcarca, utk kemudian berjalan ke Parc Guell/Casa-Museu Gaudi.
Dari arah ini berarti memasuki Parc Guell bukan dari gerbang utamanya,
tapi dari entrance yg tertinggi dari seluruh wilayah Parc Guell tsb.
Utk menuju ke sana, kami harus berjalan menanjak di antara rumah2
penduduk (umumnya berbentuk apartemen), yg makin lama makin curam. Di
sisi2 jalan terlihat deretan mobil yg diparkir seperti menukik ke
bawah. Di beberapa ruas jalan, saking curamnya, tidak dibuat jalan
beraspal, melainkan dibuat anak2 tangga. Di sini lah ada hal yg membuat
saya heran sekali: terdapat eskalator di antara anak2 tangga ini. Baru
kali ini saya lihat eskalator dioperasikan di luar ruang, tanpa
pelindung. Apakah memang ia bisa tahan terhadap hujan? Di samping itu,
kelihatannya aneh saja, ada eskalator di depan rumah orang, di tengah
jalan. Terlepas dari keanehannya, saya menyambut baik ide ini, sebab
pendakian masih harus terus dilakukan. Adanya eskalator ini sangat
membantu ("Terutama untuk saya", kata Miren, si perokok
berat).
Memasuki Parc Guell, terdapat jalan setapak menuju ke semua bagian
taman. Kami pilih utk naik ke titik tertinggi dulu, dari mana kami bisa
memandang ke seluruh kota Barcelona. Di kejauhan tampak beberapa
landmark yg mudah dikenali, dan dari sini pula tampak bahwa Barcelona,
meskipun padat permukiman, selalu menyediakan tempat lapang (plaza atau
wilayah pedestrian yg cukup luas) bagi penduduknya.
Dari titik tertinggi ini kami lalu berjalan menuju museum Gaudi; bagian
dari Parc Guell di mana Gaudi mulai membangun kota dengan konsep urban
yg ada dalam benaknya. Terdapat sebuah restoran di salah satu sisi
tebing, memandang ke arah lapangan luas berbentuk hampir bundar.
'Pagar' di sekeliling lapangan ini adalah juga bangku2 dengan dekorasi
mozaik, memandang ke arah pintu masuk utama Parc Guell. Lapangan ini
sendiri letaknya 'melayang' dari tanah, disangga beberapa pilar kokoh
yg juga berfungsi sebagai drainase air hujan. Air ini lalu diteruskan
ke bawah, dalam bentuk air terjun yg keluar dari patung2 mozaik karya
Gaudi yg lain, termasuk patung kadal yg terkenal tsb.
Meskipun padat pengunjung, kami dapat merasakan kekayaan ruang
tersebut. Luasnya tempat bernapas, ditambah dengan elemen2 buatan yg
sangat unik, tentu saja membuat betah. Di sisi kanan (dari arah
restoran) terdapat koridor buatan, yg dinding dan tiang2 penyangganya
terbuat dari batu. Meskipun buatan, setelah sekian lama koridor ini
sudah menyatu dengan alam, terlihat dari berbagai tanaman yg tumbuh di
sekitarnya, dan sarang2 burung yg dibangun di celah2 antara pilar dan
'atap' koridor tsb.
Kami berjalan di sekitar museum/rumah Gaudi, di jalanan utama di mana
terdapat beberapa penjual lukisan, lalu menuju gerbang utama utk keluar
dari Parc Guell. Sebelum itu, kami menyempatkan berdiri di antara
pilar2 penyangga lapangan, utk membuktikan kualitas akustik dari ruang
tsb (ada seorang pengamen memainkan musik di salah satu sudut
ruangan).
Di dekat gerbang, terdapat sebuah poster sebesar spanduk yg bergambar
lucu & berwarna cerah, seperti ditujukan utk anak2. Terjemahan
bebas dari tulisan poster tsb adalah: Mari nikmati dan pelihara alam
dan lingkungan.
MENGUKUR JALAN
Dari Parc Guell, kami berjalan menuju Sagrada Familia.
Tidak ada yg istimewa di sepanjang jalan, sebab sebagian besar hanya
daerah permukiman yg cukup padat. Sambil berjalan, Miren bercerita
bahwa Barcelona terbentuk dari gabungan kota2 kecil yg makin lama makin
berkembang. Kadang2 kita dapat melihat batas antara kota2 kecil tsb, yg
sekarang sudah berfungsi sebagai jalan besar atau jalur utama antar
kota.
Kami melewati pula sebuah gereja tua, yg di pelatarannya terlihat
kesibukan istimewa. Rupanya mereka hendak mengadakan acara tahunan
mereka, yaitu menghidangkan calzot bagi siapapun yg ingin mampir. Dengan membayar sekian euro, orang dapat menikmati calzot
dan minuman sepuasnya. Saat kami lewat itu acara belum dimulai.
Beberapa orang muda terlihat sedang menyiapkan api dari kayu2 bakar,
membuat saus, menata meja panjang dan piring2. Di berbagai tempat
terlihat untaian daun bawang (yg akan dibakar menjadi calzot) dan tumpukan kayu bakar. Beruntung malamnya kami sempat juga mengicipi calzot di sebuah restoran.
Ternyata cukup jauh juga berjalan kaki dari Parc Guell ke Sagrada
Familia. Kali ini saya bisa mengamati dan merasakan langsung betapa
perlunya ruang terbuka bagi permukiman padat semacam ini. Sangat terasa
betapa leganya setiap kali kami menjumpai lapangan atau taman, meskipun
kecil saja, atau jalur pedestrian di tengah jalan, lengkap dengan
patung, air mancur dan tanaman hijau. Di beberapa pedestrian (yg
terletak di antara jalur mobil) bahkan terdapat petak2 khusus utk anak2
(playground, lengkap dengan mainan2nya) atau utk anjing, dan bangku2
utk beristirahat. Semua ini dapat diakses dengan mudah dan gratis oleh
penduduk sekitar, yg tentunya sumpek bila harus melewatkan setiap
hari2nya dalam apartemen sempit.
BERCERMIN DI DANAU
Kami mendekat Sagrada Familia dari arah Passion Facade,
di mana terdapat pintu masuk utama. Meskipun tersedia lebih dari satu
loket, antrian orang yg hendak masuk sangat panjang, hingga berbelok ke
jalan sebelah gereja yg masih terus dibangun ini. Gaudi merancang
gereja ini atas kehendaknya sendiri, dimaksudkan sebagai persembahannya
pada Barcelona, namun tak sempat diselesaikannya. Ia meninggalkan maket
lengkap, sehingga setelah puluhan tahun, gereja tsb dapat terus
dilanjutkan (dan diproyeksikan utk selesai sekitar th 2030), dengan
biaya berasal dari keuntungan tiket masuk para pengunjung (sama sekali
tidak ada sponsor).
Mengingat singkatnya waktu dan padatnya pengunjung saat itu, kami tidak
mungkin ikut mengantri dan masuk ke dalam Sagrada Familia. Kami hanya
berjalan di sekelilingnya. Miren menunjuk ke sebuah gedung apartemen di
salah satu sisi jalan, "Apartemen ini harus dirubuhkan dalam waktu 10
tahun ke depan, karena termasuk dalam desain Sagrada Familia, sebagai
bagian pintu masuk utama." Di sisi lain, melihat ke dalam sebuah danau
di sebuah taman, "Gaudi sengaja membuat danau ini sedemikian rupa,
sehingga seluruh bangunan gereja dapat terefleksikan seluruhnya dalam
danau ini." Sayang hari terlalu berangin, sehingga permukaan danau
bergerak2 terus, sehingga hari itu kami tidak dapat menyaksikan
cerminan Sagrada Familia dalam danau.
Di beberapa titik gereja, terdapat pintu2 masuk lain, termasuk juga
pintu ke info center di mana orang dapat memperoleh info mengenai
rencana2 pembangunan Sagrada Familia. Ini sebuah proyek yg sangat
mengagumkan, benar2 memerlukan komitmen dari pengurus kota dan penduduk
Barcelona. Tak terbayangkan besarnya biaya yg dibutuhkan, namun melihat
padatnya pengunjung (meskipun bukan musim turis), kelihatannya semua
orang optimis akan keberlanjutan proyek ini.
(lanjut ke bagian 2)
Image source: Travel Channel community
Ada beberapa gambar di album foto Barcelona
Labels:
barcelona,
jalansutra
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Titaaa... kenapa fotonya ga bisa dibuka ya? *mp lagi error kah?
ReplyDeletebarusan gue benerin link-nya sint, mudah2an sekarang beres :D
ReplyDeleteDi Kompas Minggu, rubrik Perjalanan ada artikel tentang La Rambla juga. Kalo diliat dari foto-fotonya, tempatnya asik ya :D
ReplyDeletewah iyaa.. ini artikelnya. sayang di kompas online nggak ada foto2nya..
ReplyDeleteemang asik banget, tp kalo summer pasti penuuuh banget dan sumuk :D
'cured ham' iku apa to Ta? coba ceritakan .....
ReplyDeleteham yg nggak dimasak tp 'dimatangkan' dengan garam dan disimpan beberapa minggu, bbrp bulan, atau bahkan ada yg sampai lebih dari setahun. makin delicate prosesnya, makin mahal si cured ham ini.
ReplyDeletecuplikan dari situs USDA Food Safety & Inspection Service (selengkapnya bisa di-klik di situ):
Definition: The word HAM means pork which comes from the hind leg of a hog.
Curing Solutions: Curing is the addition of salt, sodium nitrate (or saltpeter), nitrites and sometimes sugars, seasonings, phosphates and ascorbates to pork for preservation, color development and flavor enhancement.
Hai Tita, Barcelona itu emang bagus banget. Pengen balik kesana lg rasanya, krn blm sempat mampir ke Sagrada Familia... :P
ReplyDelete