Rating: | ★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Comics & Graphic Novels |
Author: | Martin Lodewijk |
Penyelidikan dimulai dengan kunjungan IJzerbroot dan koleganya, Olga Lawina, ke Museum Van Gogh di Amsterdam, di mana mereka memperoleh keterangan antara lain mengenai proses meneliti keaslian sebuah lukisan. Di museum ini juga mereka mengetahui bahwa ada properti museum tsb yang hilang dan belum kembali hingga kini: sebuah toples berisi irisan daun telinga dalam cairan pengawet. Ini adalah daun telinga Van Gogh yang dipotongnya sendiri kala ia sedang sangat kecewa dan baru berseteru dengan rekannya Gauguin, seorang seniman Perancis.
Sementara di tempat lain di Amsterdam, sineas Theo Van Gogh (yang masih sedarah dengan Vincent Van Gogh) sempat diculik sebentar untuk diambil sampel DNA-nya, kemudian para penculik meninggalkan Theo di pinggir jalan bebas hambatan menuju Schiphol. IJzerbroot dan Olga menonton berita mengenai penculikan tsb di TV, dan melanjutkan penelitian dari hal ini dan kejadian2 terkait lainnya.
Lokasi pelacakan berikutnya adalah Saint Remy (Perancis Selatan) di mana Van Gogh sempat tinggal untuk melukis. IJzerbroot dan Olga juga mengunjungi Saint Paul de Mausole yg berjarak sekitar 30 menit berjalan kaki dari Saint Remy, di mana Van Gogh dirawat setelah ia memotong daun telinganya sendiri. Di sinilah Olga terpisah dengan IJzerbroot, yg disergap dan diculik oleh sekelompok orang yang telah menguntitnya sejak di Amsterdam, dan membawanya ke markas otak pelaku di balik lukisan misterius tsb.
Ketika IJzerbroot siuman, ia menemukan dirinya dalam sebuah ruang, terbaring dalam sebuah bak mandi, dengan papan kayu yang menutupi permukaan bak sehingga kepalanya saja yang terlihat tersembul keluar dari bak mandi tsb. Dan di depan matanya, dilihatnya Vincent Van Gogh sendiri, sedang melukis dan menyapanya dengan ramah! Ketika IJzerbroot mengira ia sudah kehilangan akal, masuklah ke ruangan tersebut seorang musuh bebuyutannya, Paul Poendrop.
Kisah ini berlanjut dengan pemaparan Poendrop mengenai perbuatannya menciptakan clone Vincent Van Gogh dari irisan telinga yang ia miliki (dan harus rutin memeriksa hasilnya, oleh sebab itu ia harus mendapatkan sampel DNA dari keturunan Vincent Van Gogh, yaitu Theo), menciptakan replika Arles dan Saint Remy dan seisinya persis seperti saat Van Gogh hidup di abad lampau, dan rencana2nya melelang lukisan2 dan karya2 seni termasyur. Setelah itu tentu saja ia harus memusnahkan Agen 327 yg dapat menghalang2i tujuannya.
Bagaimana IJzerbroot dapat menyelamatkan diri dari Poendrop? Bagaimana dengan Olga, apakah ia berhasil melacak keberadaan IJzerbroot, dan apa yang terjadi dengan clone Van Gogh tersebut? Kisah ini sangat seru dinikmati hingga akhir!
===============
Seri Agen 327 ciptaan Martin Lodewijk ini dapat disebut sebagai salah satu komik Belanda terbaik. Bukan hanya konsistensi jalan ceritanya yang selalu menggelitik dan sangat menarik, namun juga kejeliannya menangkap dan menampilkan monumen2 kota dan detail elemen2 pendukung (seperti kendaraan, street furniture, dll) dengan tepat. Dari satu panel gambar, pembaca dapat langsung mengerti bahwa setting-nya adalah Amsterdam, atau Rotterdam, atau bahkan Brussels dan Antwerp.
Pada album ke-18 ini, di awal kisah Agen 327 diperlihatkan sedang menyamar sebagai "patung pantomim" di depan Amsterdam Central Station, di mana jelas terlihat gedung stasiun dan ramainya wisatawan. Olga mengemudikan sebuah Smartcar di jalan2 kecil Amsterdam, di mana jelas terlihat batasan kanal2, rumah-perahu, dan banyaknya jalan satu arah yang membingungkan. Di jalan2 kota Amsterdam terlihat pamflet dan tempelan poster2 kampanye partai terbaru, sehingga pembaca pun memperoleh sense of timing, bahwa petualangan IJzerbroot dan Olga ini berlangsung belum lama ini. Eksterior dan interior Museum Van Gogh pun tergambarkan dengan sangat baik. Dalam perjalanan menuju Saint Remy, Olga mengemudikan sebuah Carver yg berjasa hingga kasus berakhir. Elemen2 mutakhir seperti ini seperti meyakinkan pembaca bahwa kisah ini benar2 terjadi akhir2 ini.
Dalam album ini pun terdapat selingan2 menarik yaitu collage dari lukisan2 terkenal yang tampil dalam bingkai komik. Tidak hanya itu, dalam mengisahkan terpotongnya daun telinga Van Gogh, Martin Lodewijk menampilkan sebagian dari karya Dick Matena yg berjudul Gauguin en Van Gogh, sebanyak dua halaman. Oh, dan jangan heran, bila Van Gogh hasil clone ini dikisahkan sebagai penggemar komik Tintin - dan beberapa halaman dari Tintin pun disertakan dalam format kecil, dalam sebuah album yg sedang dipegang oleh Van Gogh.
Secara keseluruhan, album ini wajib dimiliki oleh penggemar seri Agen 327, yang sekaligus juga penggemar karya2 Van Gogh. Benar2 sebuah suvenir unik dari Belanda. Namun patut diingat, bahwa komik ini termasuk konsumsi dewasa, sebab di dalamnya cukup banyak gambar wanita2 berbusana sangat-sangat minim.
===============
Beberapa minggu yang lalu, di Museum Van Gogh berlangsung pameran dari karya2 asli Martin Lodewijk sehubungan dengan album Het Oor Van Gogh ini. Sebenarnya pameran ini direncanakan berlangsung berbulan2 sebelumnya, namun berkenaan dengan terbunuhnya Theo Van Gogh (sineas yg sempat tergambarkan dalam album Agen 327 ini), maka pameran tsb terpaksa diundur.
Het Oor Van Gogh
Martin Lodewijk
(C)2003, Martin Lodewijk c/o Uitgeverij M, Amsterdam
ISBN# 90 290 3658 0
Wah ternyata agen 327 masih nongol lagi. Aku demen banget sama agen satu ini, apalagi waktu pertama kali di sodorin untuk partneran sama si Olga Lawina. Sayang dulu majalah Eppo umurnya gag panjang. Padahal lumayan bagus. Eh kalo gag salah dulu juga ada si Hum Pa Pa ya ?
ReplyDeleteHum Pa Pa ada komiknya, tapi nggak inget apa pernah masuk Eppo atau enggak. Dulu Eppo-ku sampe dibundel2 lho, saking senengnya (ada satu jilid nih kebawa ke sini.. asik..) Olga Lawina, memang aduhai :P
ReplyDeletehumpapa bukannya bonus majalah hai dulunya
ReplyDeleteCMIMW
salam
cuma beberapa komik agen 327 yang diterbitkan kembali oleh Gramedia setelah periode EPPO
ReplyDeletesayang sekali
salam
Mbak,kalo agen 212 dari belanda atau belgia ya?
ReplyDeleteDibahas dong mbak....itu si pak polisi ndut lucu...
ini cuma ada versi bhs belanda aja mbak?
ReplyDeletesetauku, sampe skg baru ada versi belandanya. coba sesekali cek katalog di zilveren dolfijn ini, utk versi bahasa inggrisnya. dari situ jg ada link ke situs agen 327.
ReplyDeletewah, di sini aku nggapunya bukunya ber :) (terakhir baca waktu SMA kali ya.. hihihi)
ReplyDeletewah belanda semua..
ReplyDeletetapi tengkyu lo mba..
wah.. mesti belajar bhs walanda dulu nih..:)
ReplyDeletetp tengkyu bgt ya mba..
Hihiihi.. hahaha.. hehehe.. jadi inget waktu si Ijzerbroot make gips di kakinya gara-gara jatuh dari tangga, yang ternyata isi gipsnya pistol + magazen buat ngadepin musuh dalam selimut (sambil dia garuk-garuk kakinya) yaitu si Olga yang pindah haluan gara-gara para penjahatnya ternyata sodara tirinya semua. ooooh majala-majalah eppo ku...
ReplyDeleteHihiihi.. hahaha.. hehehe.. jadi inget waktu si Ijzerbroot make gips di kakinya gara-gara jatuh dari tangga, yang ternyata isi gipsnya pistol + magazen buat ngadepin musuh dalam selimut (sambil dia garuk-garuk kakinya) yaitu si Olga yang pindah haluan gara-gara para penjahatnya ternyata sodara tirinya semua. ooooh majala-majalah eppo ku...
ReplyDeleteseru-seru ya komik-komik di situ..
ReplyDeletelucunya, yg pada vaccuum setelah sekian belas (puluh?) tahun, sekarang2 ini meneruskan terbitannya. selain seri ini, storm baru sebentar lg juga akan terbit!
Kalau ada yang mau koleksi komik lama, silakan hubungi : martingrahita@gmail.com
ReplyDeleteSaya sedang usaha jual komik komik lama, semoga bisa membantu teman yang mau bernostalgia dg komik Nina, Storm, Trigan, Tintin, dll