NON PLASTIC BAG DESIGN COMPETITION
Diperkirakan bahwa 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik dikonsumsi di seluruh dunia setiap tahunnya. Ini berarti hampir mencapai 1 juta kantong plastik per menit!
BRING YOUR OWN BAG!
Bantu kami mengurangi pemakaian kantong plastik dengan mendesain sebuah tas pengganti kantong plastik dan dapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 1.000.000 dan trophy dari HMTL ITB.
Desain yang terpilih sebagai pemenang akan diproduksi untuk dijual pada rangkaian acara Anti Plastic Bag Campaign, yaitu:
- ITB Campaign (5, 6, dan 7 Februari 2008)
- Community Campaign Day (9 Februari 2008). Venue : Jl. Dago dan Jl. Ganesha
Persyaratan Lomba
- Terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya pendaftaran.
- Desain dapat dikirim dalam amplop tertutup via pos atau diantar langsung ke panitia lomba di:
Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB
Gedung Lama Prodi Teknik Lingkungan
Jl. Ganesha 10 Bandung
Tulis di sudut kiri atas amplop: Lomba Desain Tas Anti Plastic Bag Campaign.
- Desain dicetak pada kertas berukuran A3 (maksimal dua lembar). Termasuk keterangan material yang dipakai, warna, dimensi tas, gambar operasional dan nama produk (bila ada).
- Desain dapat pula dikirim melalui email (maksimal dua file) ke antiplasticbagcampaign@yahoo.co.id. Harap memakai file jenis .jpeg atau .gif (72 dpi), ukuran file maksimum 600 (tinggi) x 700 (lebar) pixel.
- Cantumkan keterangan lengkap di lembar terpisah mengenai : Nama, alamat, telepon, dan alamat email.
- Desain sudah harus diterima panitia lomba paling lambat hari Minggu, tanggal 2 Desember 2007.
- Hak cipta tetap dipegang oleh peserta.
- Panitia hanya akan menentukan 1 (satu) desain sebagai pemenang dan panitia memiliki hak untuk memproduksi desain tersebut.
- Pemenang akan dihubungi via telepon atau email.
- Panitia penyelenggara dan dewan juri tidak melayani surat menyurat dalam kaitannya dengan hasil lomba ini.
website: http://antiplasticbagcampaign.blogs.friendster.com/my_blog/
email: antiplasticbagcampaign@yahoo.co.id
Semoga sukses dan bisa ngalahin Anya Hindmarch's I'm not a plastic bag: tas gak jelas tapi digila2in fashionista :D
ReplyDeletethanks for the link! :) hehe iya nih, tas itu lebih jadi alat penyampai pesan/statement ketimbang jadi solusi utk 'persoalan sebenarnya'..
ReplyDeletebagus juga ide lomba-nya. semoga sukses
ReplyDeletenah, bagus.
ReplyDeletemestinya supermarket2 mulai "pelit" bagiin kantong plastik
eh.. itu maksudnya februari 2008 kaliya??...
ReplyDeleteiya iya iya..
ReplyDeletenah itu dia :)
hi Tita!
(aku nyampah komentar aja nih. 'tergelitik'.)
guuut..
ReplyDeletesebenernya bukan cuma plastik, kertas, atau apapun ya..
tapi juga masalah bahan baku dan daur ulangnya versus ekologi..
thanks all! entry yg ini sekedar membantu menyebarkan kabar lomba :)
ReplyDeletenonanonong: he-euhh!
mindy: makasiih.. sayang aja nih pada ngedadak2
oleole: hihi tapi gue sering dipandangi dengan heran lho sama mbak2 supermarket saben ngepak2 belanjaan ke tas sendiri :P
shintadw: iya ya, 2008 *ganti* thanks!
nef: bener, masalahnya lebih kompleks dari itu. jadi lomba ini mungkin juga scope-nya masih 'permukaan' banget. tapi, semuanya mulai dari yg basic dulu.. mudah2an bisa berkembang jadi lebih canggih..
amiin.. gut lak buat usahanya..
ReplyDeleteGreat Idea.. Good Luck!
ReplyDeleteKeren..=) semoga sukses dan bisa memasyarakatkan bring your own bag untuk belanja-belanji......=)
ReplyDeletetita : kalo gw suka sambil bilangin gini kalo dipandangi aneh "mbak, kan supaya ga banyak buang plastik". Tapi ga tau deh apa dia ngeh apa ngga, at least usaha lah he he he .....
ReplyDeleteikut ndukung mbak...SAVE OUR EARTH :)
ReplyDeletekapan ya ditempat kita hrs bawa own bag...
Hallo Kustiaz,
ReplyDeleteKalau mau sih bawa aja sendiri tanpa perlu resmi "diberlakukan" peraturan ini. Mudah2an ya yg lain2 juga memperhatikan dan mengikutinya.
waduh iya nih soal plastik ini...di singapore kapanan tuh lagi gencar slogan ini..sampe semua product, majalah, toko2 dept store, toko baju, semua pada ngebagiin kantong2..**mmh akhirnya dirumah gue kebanjiran kantong2 itu :p
ReplyDeleteyah tentu nya sayang kalo dibuang hahaha...tapi kalo sampe beneran perlu dibuang..tetep ajah 'nyampah' hahaha
btw..good luck buat usaha nya yah..mogabanyak yg baguss2 n bisa nginspirasiin orang2 :D
ReplyDelete[ Gue suka sama tas plastik. Banyak sekali yang bagus-bagus ]
ReplyDelete[ Tapi gue pikir ide ini juga mulia ]
[ Pengen bikin seperti yang video dibawah ini, tapi yang bisa jahit lagi sibuk]
ini gerakan bagus!!! kudukung!!
ReplyDeleteTita ikutan aktif di gerakan ini?
ayooo bikin tas kaeen!! yang g suka bingung kl tas plastik sampah item itu emang gpp ya? atau termasuk yang ngak bole juga.. jadi kl mbungkus sampah pake apa ya... ta.. *masih suka bingung
ReplyDeletekalo tas kertas coklat yg kayak di pelem-pelem bule macem desperado housewife itu earth-friendly ehh eco-friendly gak sehh? soalnya aku rada keberatan dikit kalo musti bawa tas sendiri, ribet hahahahah.. enakan dikasih kantong dr supermarketnya deh.. dah gitu, mm uhm ehm... kantongnya bisa buat lapisan bak sampah hahahahah.... maap..maap... terlalu pragmatis ibu-ibu..
ReplyDeleteThanks for the clip. Hehe iya asik, aku pengennya saddle bag yg bisa buat ditarok di bagasi sepeda, terus bisa jadi tas selempang (postman bag) dan kita bawa turun ketika sepeda sudah diparkir. Desain sendiri aahh..
ReplyDeleteaku baru diajakin jadi juri aja mer, tp mendukung penuh utk seterusnya. yg baru aku lakukan sehari2 sih masih buat sendiri, belom ngajak2 banyak orang :">
ReplyDeleteyg di sini gue belom liat sih ntul, tp sepertinya itu plastik recycle ya.
ReplyDeletegue ngeliatnya positifnya plastik sampah item itu lebih ke bahan baku pembuatannya (yaitu recycled plastic), sedangkan kresek yg kita dapet dari supermarket2 sini kan (mungkin) bahan baku pembuatannya itu baru, bukan recycled plastic, jadi masih 'makan' banyak resources.
kalo utk konteks lomba ini, biodegradable plastic juga tidak disarankan, sebab produksinya masih mahal (dan teknologi pembuatannya di sini belum tentu 'bersih'), padahal hasil lomba ini kan rencananya bakal diproduksi masal.
hehe nggapapa lah wik.. sebab garbage processing di negri ini toh masih banyak pake jasa 'natural recycler' (baca: pemulung). jadi mereka memang masih butuh sampah2 plastik itu. yang bisa kita bantu dari sekarang adalah membuat pemilahan sampah ini jadi lebih manusiawi buat mereka.. pisahin antara organik, kertas, beling, plastik.
ReplyDeletetas kertas coklat itu gue nggak yakin 100% eco-friendly. dan gue menganut prinsip dari buku cradle to cradle: bahwa yg namanya recycle itu nggak ada, adanya down cycle! :D
liat dong kantongnyaaa.. bahannya apa?
ReplyDeletehaha iya kalo nggak dipake lagi emang jadinya nyampah lagi..
thanks!
mungkin kalo diberlakukan aturan seperti di luar negri: kita harus beli kantong plastik dari supermarket kalo nggak bawa wadah/tas/keranjang sendiri :D
ReplyDeleteHihihi bener Le, biasanya gue senyum2 aja, "Biar praktis bawanya, Mbak" - kan belanjaannya gue bawa jalan kaki/naik sepeda juga ke rumah, bisa rebyek kalo kebanyakan gembolan..
ReplyDeletetrimakasih, trimakasih.. :)
ReplyDeletethank you!
ReplyDelete:-)
ReplyDeleteAsik sekali baca obrolan disini & buku "cradle to cradle" itu
tampaknya bagus banget.
***
Tapi ngomong-ngomong - "Boleh ngomong-ngomong, kan?"
:-)
Ini cerita (seingatnya saja) tentang manajemen sampah. Pernah
baca di TEMPO, sebuah ulasan tentang unit usaha partisipatif
dari beberapa RT (Rukun Tetangga) yang dibina oleh sebuah
LSM (lupa namanya).
Diceritakanlah keberhasilan "himpunan RT-RT" ini yang berhasil
membuat sebuah badan usaha yang memproduksi pupuk
(dari sambah organik rumah tangga) & menyalurkan
sampah-sampah "non organik bisa pakai" (semacam kayu,
besi, plastik) ke "rumah pengumpul".
Diberitakan juga kalau unit usaha ini mempekerjakan beberapa orang
penjemput sampah. Kendaraan yang digunakan adalah motor yang
"bagian belakang"-nya dijadikan gerobak sampah tertutup. Lengkap
dengan kompartemen "sampah ini-sampah itu" di gerobaknya.
Banyak pasang-surut dilalui komunitas ini hingga usaha ini bisa berjalan
sendiri.
Kesulitan terbesar, antara lain, banyaknya waktu yang habis untuk meyakinkan "hampir tiap rumah" bahwa jika usaha ini berjalan, banyak masalah terselesaikan.
Misalnya:
- Daripada tiap rumah bayar ongkos jemput sampah bulanan, RT-RT
ini malah menghasilkan uang dari bisnis sampah ini. Atau setidaknya
ongkos ngurus sampah bulanan menjadi sangat minim sekali.
- Komunitas jadi semakan "hidup" karena ada kegiatan bersama yang
partisipatif.
- Uang hasil usaha bisa digunakan untuk mempercantik kampung.
Sayang banget, gue gak inget nama daerahnya juga nama LSM yang
bersusah payah "menghidupkan" suasana ini.
Mungkin ini utopis buat sebagian komunitas. Tapi mungkin, hehehe, di perumahan dosen "ide" ini mudah terlaksana.
:-)
Atau malah makin sulit?
Tita, kalau sudah jadi, maukan dikau menaikkannya ke Multiply?
ReplyDelete:-)
nice topic...
ReplyDeleteYg saya tahu sudah mulai di Jakarta sejak lama, yang serupa ini adalah kampung Banjarsari di daerah Cilandak (jadi salah satu contoh kasus di disertasiku). Setelah bertahun2 aktif mengolah lingkungan setempat, hasilnya terlihat dan mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai kampung yg berhasil menetapkan swadaya pengolahan sampah rumah tangga.
ReplyDeleteLalu - membaca buku ttg Banjarsari - aktivitas serupa telah menjalar ke kampung2 lain, bahkan sampai ke luar Jawa. Juga ke komunitas2 tertentu seperti sekolah, grup pramuka, dll.
Saya punya cita-cita juga membuat pengolahan sampah RT, minimal utk rumah sendiri, dan ingin menulari tetangga2. Harus dimulai suatu saat! :D
thanks. anyone's welcome to join the chat :)
ReplyDeleteaaaaaaaaaaaaaggghhhhhhhhhhh......gw lupa masukin karya plastic bagnya
ReplyDeleteudah telat yah? ngak ada perpanjangan entry yach? huhuhuhu T_T
Nyari di google tentang bahaya sampah plastik, nyampenya ke sini...
ReplyDeleteMau bikin banner dari gambar di atas buat di taruh di blog...
HTML ITB tuh apaan?
HMTL = Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan
ReplyDeleteyah telat dah...
ReplyDelete